rompecabezas

645 62 5
                                    

Biarkan aku tetap berkelana, aku sedang mencari lelaki yang mampu membuatku sulit bernafas karena tertawa bahagia, dan semoga kamu bukan lelaki yang membuatmu sesak karena air mata.

Frida sedang duduk di balkon apartemennya. Malam ini hujan turun, membuat udara menjadi dingin. Frida mulai menjalankan misi proyek PIC R nya, dia berniat mencari informasi melalu Sosial Media, yaitu Facebook

Frida menscroll list temannya di Facebook. Ia jadi ingat ucapan Ussy kemarin, "ciri seorang gay yang bisa dilihat dari fisik biasanya dia ganteng, putih bersih, terlihat kalem."

Kalau mengikuti petunjuk Ussy, Frida sudah menemukan beberapa terduga yang satu sekolah dengannya. Kebetulan hobinya adalah stalker, ia berhasil menemukan sebuah akun.

"Arya Bramasta," gumam Frida sembari menscroll linimansa akun tersebut. Belum ada yang mencurigakan. Lalu frida melihat biodata profil, dan matanya membulat sempurna rasanya hampir lepas.

"Jenis kelamin laki laki, tertarik pada laki laki? What the hell !!!" Frida tak dapat mengontrol ekspresi wajahnya. Syok, oh sudah lebih derajatnya dari kata Syok.

"Ini, anak Tunas Pelita. Kayak pernah liat." Frida semakin mendalami akun itu. Rasanya tidak percaya, tapi bukti sudah di depan matanya.

***

Bel istirahat berdering, Frida berjalan menuju kelas 12, dimana ia mengenal baik seorang kakak kelas. Ia akan mencari tau tentang laki-laki terduga "lagibete".

Sebut saja kakak kelas yang akan dijadikan narasumber itu Gina Tereshia. Gadis pendiam namun ramah, membuat Frida dapat akrab dengannya.

"Ka Gina, lagi free gak?" Tanya Frida saat berhasil menemukan Gina di kelasnya.

"Ya ada apa?"

"Mau ngobrol, di kantin tapi. Gimana?" Gina mengannguk tanda setuju.

Frida mencari tempat yang masih kosong, lalu duduk dengan Gina berdua.

"To the point aja ya kak." Gina mengangguk.

"Kenal sama Arya Bramasta?" Lanjut Frida.

"Cie, nanyain. Kenapa? Suka? Dia mah sok ganteng," celetuk Gina sekenanya.

"Ck, bukan." Frida terdiam. Kenapa tak terlintas alasan apa yang akan dia berikan jika Gina menanyakan hal ini? Dasar bodoh. Akhirnya Frida nyengir kuda, menunjukkan deretan giginya yang rapih dan mengacungkan jarinya tanda damai.

"Kasih tau dong tentang dia, eum.. aku minta kontak dia deh biar makin enak PDKT-nya," ujar Frida sekenaknya.

"Oke, aku send di Line ya." Gina memainkan ponselnya. "Cerita dong kok bisa sih kamu suka sama Arya?" Lanjut Gina tampak kepo.

Frida menahan tawanya, polos sekali kakak kelas satu ini. Ya Tuhan maafkan Frida yang berbohong. Mana mungkin Frida menyukai seorang terduga "lagibete".

"Ya gitu deh kak, doain aja." Frida mengedipkan sebelah matanya.

Bel masuk berbunyi, mereka berpisah untuk ke kelas masing-masing melanjutkan KBM.

***

Gibral mengikuti Frida dari belakang. Ia melihat Frida tadi saat dia di kantin, lalu berniat mengejutkannya. Tapi usahanya gagal karena Frida terlalu peka, dia menoleh ke belakang dan tertawa karena merasa menang.

"Ngapain sih ngikutin gw?" Tanya Frida setelah menghentikan langkahnya.

"Makannya, kemarin waktu film Dilan lagi booming lu ikut nonton," saut Gibral.

Te AmoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang