Tora Tora Tora

28 2 1
                                    

"Tennoheika! Banzaii!! (Untuk Kaisar! Bansai!!)," Sorak salah satu perwira dan diikuti oleh seluruh pasukan "Banzaii!! (Bansai!)." Jepang memenangkan pertempuran Changsha, Hengyang, Guilin dan kemenangan Jepang atas ketiga kota itu menaikkan moral atau semangat Jepang dalam pertempuran Asia Raya. Akhirnya Jepang pun berencana untuk menguasai Indochina tepatnya di daerah semenanjung Asia Tenggara. Hal ini tentu saja tidak menyenangkan bangsa barat.

Tahun 1940, Amerika memutuskan untuk mengembargo minyak ke Jepang dengan alasan Jepang telah melakukan serangan ke dataran China. Amerika juga telah merundingkan hal ini karena Amerika juga tidak dapat tinggal diam menyaksikan sekutunya, Inggris diserbu oleh Jerman. Hal ini dilakukan dengan harapan Jepang menghentikan serangannya. Jepang menyadari bahwa bila Jepang tidak mendapatkan pasokan minyak, Jepang tidak dapat berperang dan hakekatnya bila tidak berperang adalah mati. Setelah perundigan yang panjang dan rumit pada akhirnya Jepang dengan rencana Isoroku Yamamoto, panglima armada kekaisaran Jepang saat itu memutuskan untuk menyerbu pangkalan laut terbesar Amerika yaitu Pearl Harbor, Hawaii. 

26 November 1941, Jepang dibawah pimpinan panglima Cuichi Nagumo, pemimpin armada gabungan angkatan laut dan angkatan udara Jepang, menarik dan mengumpulkan seluruh armada ke utara. Jepang menggunakan Blitzkrieg (perang kilat) dalam perang kali ini. Cuichi Nagumo memimpin armada dengan berkekuatan 6 kapal induk yang bernama Akagi, Hiryuu, Kaga, Shookaku, Sooryuu, Zuikaku yang membawa 441 pesawat yang diantaranya terdapat Mitsubishi A6M Zero, Kyushu J7W, Ki-27, Mitsubishi  A5M juga didampingi kapal kelas penghancur dan kapal selam, berkumpul untuk melakukan serangan terhadap Amerika Serikat. Para pilot termasuk Matsumoto Ishiwaki mulai berlatih dengan intensif karena pertempuran ini bukan lah hal yang mudah. Ishiwaki adalah seorang pilot Jepang yang cukup pandai di kelasnya. Latihan yang dijalani Ishiwaki juga sama seperti awal tahun 1941 karena sejak awal Jepang sudah berniat untuk menyerbu pelabuhan mutiara itu. Dan pada akhirnya, 1 Desember 1941, Kaisar Hirohito untuk menyerbu Pearl Harbor.

Pagi, 7 Desember 1941 atau 8 Desember 1941 waktu Jepang, pagi yang tenang itu tampak seperti biasa. Warga Hawaii beraktivitas seperti biasa, namun Jepang sudah mulai memanaskan mesin-mesin pesawatnya. Pukul 6 pagi, dengan sorakan dari para mekanik, Jepang menerbangkan 183 pesawat dari berbagai jenis dalam gelombang pertama. 183 pesawat ini terbagi dalam dua grup dalam menyerbu pearl harbor dari dua sisi, barat dan timur. Serangan kejutan ini sukses mengejutkan seluruh warga Hawaii. Dalam kodisi ini warga Hawaii pun menggunakan senjata seadanya untuk melumpuhkan pesawat Jepang. Pesawat-pesawat Jepang itu diatur agar mereka bergerak secara cepat dalam melumpuhkan armada amerika. "Tora! Tora! Tora!" Yang artinya serangan berhasil.

Satu jam berikutnya Jepang melancarkan gelombang kedua yang terdiri atas 171 pesawat dan dibagi atas 3 grup. Ishiwaki termasuk dalam gelombang kedua yang merupakan gelombang yang cukup mematikan karena efek kejutan yang dialami oleh Amerika berkurang. Ishiwaki dan skuadronnya, skuadron 69 akan menerbangkan pesawatnya dari Akagi. ketegangan sudah mulai terasa. Bulu kuduk Ishiwaki mulai berdiri. Mesin pesawatnya, Zero sudah mulai menyala dan baling-baling sudah berputar. Sambil berdoa dia melihat foto ibunya yang dijepitkan dibalik spedo meter pesawatnya. Seketika kepala menara kontrol mengibarkan bendera merah ke bawah sebagai tanda skuadron 69 berangkat. Dengan diiringi sorakan seluruh awak kapal yang membangkitkan semangat, Ishiwaki pun juga mendorong tuas gasnya ke depan dan pesawatnya pun melaju dan terbang.

Di atas langit, Ishiwaki dapat melihat seluruh Armada dan pemandangan matahari dari Timur sangat Indah. 171 pesawat yang tersebar di angkasa tampak seperti burung bangau yang sedang bermigrasi. Perjalanan itu cukup singkat, pemimpin skuadron mengisyaratkan saatnya untuk turun dari awan. Seluruh pasukan pun turun dari awan termasuk Ishiwaki. Dari jauh sudah tampak pesisir pantai Hawaii. Skuadron 69 semakin dekat dengan pantai dan terlihat asap yang membumbung di langit. Dekat dan semakin dekat dan akhirnya Ishiwaki melepaskan torpedo dan torpedo itu menghantam kapal USS Arizona dan seketika asap membumbung tinggi di sana. Seketika pesawat rekannya dihujani peluru anti pesawat dan mematahkan sayap Zero itu. Ishiwaki pun melihat wajah pilot itu dan melihat matanya, sebuah mata kebanggan. pesawat itu pun menabrak dermaga dan meledak seketika. "Trang trang ting," peluru anti pesawat itu juga menembus sayap zeronya. Ishiwaki pun menjadi panik saat tangki bahan bakarnya bocor dan membentuk sebuah garis putih dari sayapnya. 

Unsung Hero : The Birth of a NationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang