Jeno menghembuskan nafas bosan, melihat guru berkaca mata yang masih menjelaskan dengan semangatnya di depan kelas, padahal hampir seluruh murid di kelas sudah tertidur.
Matanya bergulir ke luar jendela dan menemukan seorang pria manis yang sibuk melihat ke kiri dan ke kanan. Karena rasa penasarannya, Jeno izin kepada gurunya dengan alasan ingin ke toliet.
Jeno mengikuti langkah kaki pria itu yang berjalan seperti orang bingung. Dengan keberaniannya, Jeno mensejajarkan langkahnya dan menegur pria manis itu.
"Emm,,," Jeno bergumam pelan, membuat pria manis itu menghentikan langkahnya dan melihat ke arah Jeno.
"Oh? Bisakah aku bertanya?" Jeno mengangguk cepat. "Dimana ruang kepala sekolah? Aku tidak menemukannya sedari tadi."
"Akan ku antarkan jika kau tidak keberatan." Pria manis itu mengangguk dengan semangat.
Mereka berjalan beriringan, Jeno sengaja mengambil jalan lain yang membuat ruang kepala sekolah menjadi jauh, padahal sebenarnya mereka cukup memutar arah saja.
"Emm,,, boleh berkenalan?" Jeno menatap pria manis yang sedikit lebih pendek darinya itu.
"Oh, tentu saja." Pria manis itu menyambut uluran tangan Jeno.
"Lee Jeno, aku siswa tingkat akhir."
"Oh? Berarti kau sunbae ku." Dengan cepat pria manis itu melepaskan jabatan tangannya dan membungkuk hormat pada Jeno. "Aku Na Jaemin, maaf sudah bersikap tak sopan sunbae." Jeno terkekeh dan mengusap pelan rambut pria manis itu.
"Tidak apa-apa Jaemin, jangan terlalu formal." Jaemin tersenyum lebar.
Mereka kembali melanjutkan langkah mereka.
"Kau murid baru ya?" Jaemin mengangguk.
"Aku baru saja kembali dari China, dan Daddy menyuruhku bersekolah disini." Jeno hanya mengangguk.
"Kelas berapa?" Tanya Jeno.
"Kelas dua sunbae."
Jeno menghentikan langkahnya diikuti Jaemin. Pria manis itu menatap Jeno dengan mata jernih bak anak balita.
"Aku tidak keberatan jika kau panggil hyung." Jaemin tersenyum dan mengangguk dengan semangat. "Sekarang pergilah ke ruangan itu." Jaemin menoleh ke belakangnya dan mendapati sebuah ruangan yang terdapat tulisan "Ruang Kepala Sekolah" diatasnya.
"Ah, terimakasih hyung." Jaemin membungkuk berkali-kali pada Jeno, membuat Jeno jadi gemas sendiri.
"Baiklah, aku pergi ya." Jaemin mengangguk dan segera memasuki ruang kepala sekolah.
Jeno berjalan pelan dengan senyuman di bibirnya. Ia kembali menoleh ke belakang dan melihat ruangan yang baru saja di masuki Jaemin tadi.
"Manis sekali."
~~~
Jaehyun duduk diam di sebelah Taeyong. Saat ini mereka sedang duduk di taman yang berada di dekat rumah Taeyong.
"Jae, apakah benar kau hari ini libur?" Jaehyun mengangguk dengan canggung.
"Emm,,, ya hyung, hari ini aku libur." Taeyong hanya tersenyum dan masih menatap fokus ke depannya.
Jaehyun pun ikut tersenyum, matanya tak lepas dari wajah indah itu. Bibir tipis yang merah alami, hidung mancung yang mungil, dan terakhir sepasang bola jernih yang sangat indah.
"Kau terlalu indah." Gumam Jaehyun.
"Kenapa?" Jaehyun tersadar dari lamunannya saat Taeyong menoleh padanya. Dengan canggung ia menggaruk belakang kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loves In The Dark! [END]
FantasyApa jadinya jika seorang pangeran mengemis cinta pada seorang rakyat jelata? Jaehyun yang keras kepala, dingin dan arogan. Tak ada yang bisa membuatnya bertekuk lutut. Tapi, bagaimana bisa ia bertekuk lutut pada seorang pria cantik yang baru ditemui...