Jihyo menatap kesal pada Jaehyun yang duduk dengan santai di depannya sambil melahap makanan yang telah disediakan pihak kantin.
"Jaehyun, kau itu kenapa sih suka sekali menghindariku?" Tanya Jihyo dengan wajah cemberutnya.
"Bukankah kesialan memang harus dihindari?" Tanya Jaehyun balik tanpa menatap wajah Jihyo.
Jihyo memicingkan matanya dengan tajam.
"Kau masih berdekatan dengan pria buta itu?"
Jaehyun mengalihkan tatapannya dan membanting sendok yang digunakannya tadi ke piring. Dengan wajah kerasnya ia menatap Jihyo.
"Kenapa? Tidak suka?" Tanyanya dengan nada remeh. "Asal kau tau saja, pria buta itu lebih bisa membuatku bahagia, dibandingkan dirimu." Jaehyun berdiri dan meninggalkan Jihyo.
"Bukankah sudah aku katakan jika kau itu tidak bisa bersaing dengan pria itu?" Jihyo menoleh dan menatap Myungsoo yang berdiri dengan angkuh di sebelahnya.
"Kau meremehkanku hah?" Jihyo memberikan tatapan sengitnya pada Myungsoo, sedangkan pria itu hanya mengendikkan bahu acuh. "Kita lihat saja, siapa yang akan bertekuk lutut." Setelahnya Jihyo pergi meninggalkan Myungsoo yang masih menatapnya penuh arti.
"Ku harap kau tak menyesal di akhir."
~~~
Jaehyun tersenyum teduh melihat bibir Taeyong yang terkatup karena sedang mengunyah makanan. Sepulang sekolah tadi ia langsung datang ke rumah Taeyong dan membawa makanan untuk makan siang. Dengan telaten ia langsung menyuapi pria cantik itu.
"Terimakasih Jae." Jaehyun hanya mengangguk pelan.
"Aku buang ini dulu ya." Jaehyun membersihkan kotak makanan dan membawanya keluar untuk dibuang ke tempat sampah.
Setelah meletakkan sampah di tempatnya, matanya melihat ke sekeliling. Jalan sempit rumah Taeyong sangat sepi, sedikit rasa khawatir menghinggapi hatinya.
"Bagaimana kalau ada yang berniat jahat padanya?" Gumam Jaehyun.
Matanya melihat Jeno yang sedang berdiri di ujung jalan bersama seorang pria manis. Dengan diam ia memperhatikan adik Taeyong itu.
"Eung? Dasar bocah." Jaehyun terkekeh pelan saat melihat Jeno menggenggam pelan tangan pria manis itu.
Setelahnya ia kembali masuk ke rumah Taeyong dan duduk di sebelah pria cantik itu. Dengan seksama ia memperhatikan wajah cantik Taeyong. Entah kenapa, ia tak pernah merasa bosan sedikitpun memperhatikan wajah itu.
"Kau cantik sekali." Gumamnya pelan.
"Siapa Jae?" Tanya Taeyong heran.
"Kau cantik hyung." Jaehyun berkata dalam kesadaran penuhnya, membuat wajah Taeyong merona parah.
"A-aku ini p-pria Jae." Jaehyun terkekeh pelan melihat raut gugup Taeyong.
"Kenapa? Tidak ada yang salahkan jika pria cantik?" Taeyong hanya mampu mengangguk pelan dan berusaha menenangkan detak jantungnya.
Jaehyun perlahan mendekati wajah Taeyong dan mengecup pelan bibir tipis itu. Taeyong tersentak kaget dengan mata yang melotot. Jaehyun tersenyum, wajahnya masih sangat dekat dengan wajah Taeyong, perlahan ia kembali mencium bibir Taeyong, kali ini dengan sedikit lumatan.
Taeyong yang sangat gugup berusaha meraihkan tangannya, tanpa sadar tangannya sudah berada di tengkuk Jaehyun dan meremat rambut belakang Jaehyun. Jaehyun menggeram pelan, titik sensitifnya di sentuh oleh Taeyong, ia benar-benar tak tahan. Perlahan ia mengeluarkan lidahnya dan mengajak lidah Taeyong berperang. Taeyong hanya bisa pasrah dan membalas seadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loves In The Dark! [END]
FantasyApa jadinya jika seorang pangeran mengemis cinta pada seorang rakyat jelata? Jaehyun yang keras kepala, dingin dan arogan. Tak ada yang bisa membuatnya bertekuk lutut. Tapi, bagaimana bisa ia bertekuk lutut pada seorang pria cantik yang baru ditemui...