11 : Rasa Benci

15.8K 2.1K 213
                                    

Jaehyun yang biasanya berwajah datar itu, sekarang...

... semakin buruk.

Hari ini wajahnya tak hanya datar, tapi sangat dingin dan bengis. Pria tampan yang dikagumi banyak kaum hawa itu berjalan cepat menuju kelas 2-A, kelas Jihyo.

Cukup sudah ia menahan kekesalannya semalam, karena ia tak mau Taeyong marah dan berakhir dengan mendiamkannya. Sudah lelah tangannya mengelus dadanya semalaman, sekarang saatnya ia meluapkan kemarahannya.

Brakk

Menggebrak pintu kelas dengan kuat. Berjalan cepat menuju Jihyo yang hanya duduk santai di kursinya.

Srett

Kekuatan laki-laki Jaehyun membuat Jihyo meringis kesakitan saat tangannya ditarik dengan kuat. Jihyo sedikit bergetar saat melihat percikan api di mata Jaehyun.

"Kau dalam masalah besar Nyonya Park." Jaehyun berkata pelan namun sangat dalam.

Seluruh siswa hanya terdiam memperhatikan kejadian itu. Tak ada yang berani mendekat, apalagi menghalau Jaehyun yang seperti serigala itu.

Brakk

Jihyo jatuh tersungkur saat Jaehyun menghempaskan tangannya. Wanita itu meringis kesakitan, namun Jaehyun tak perduli. Bahkan ia tak peduli jika ia di cap sebagai pecundang, salahkan wanita gila itu yang sudah berani menyakiti orang yang disayanginya.

"Sudah aku katakan padamu kan? Aku ini pria, tak sebanding denganmu. Jadi aku harap kau tak lagi menggangguku..." Jaehyun menunduk mendekati Jihyo. "... apalagi mengganggunya. Akan aku pastikan untuk menangis saja kau tak sanggup."

Setelahnya Jaehyun berjalan keluar kelas, melewati seluruh siswa yang bergetar ketakutan. Dan Myungsoo yang menatapnya dalam diam di depan pintu kelas.

"Wanita gila itu benar-benar." Geram Myungsoo menatap Jihyo yang mulai dikerumuni teman wanitanya.

~~~

Myungsoo berjalan mengikuti langkah Jaehyun. Dengan cepat ia meraih bahu Jaehyun yang langsung ditepis dengan kasar. Jaehyun menatap nyalang pada Myungsoo.

"Wanita itu gila Jae." Jaehyun mengernyit menatap Myungsoo.

"Gila?" Myungsoo mengangguk.

"Dia seperti mengidap suatu penyakit yang bahkan aku pun tak paham." Jelas Myungsoo namun Jaehyun masih mengernyit. "Kita bisa bicara di tempat lain."

Dan berakhirlah dua pria tampan itu di sudut kantin. Berusaha menyembunyikan diri dari petugas sekolah yang mulai memeriksa para siswa yang masih berkeluyuran ke seluruh penjuru sekolah, karena jam pelajaran sudah dimulai.

"Jihyo, dia sudah biasa di manja oleh Ayahnya. Kau tau Tuan Park? Pemilik perusahaan Property terbesar di Korea?" Jaehyun mengangguk pelan.

Tentu saja ia tau. Perusahaan milik Ayahnya Jihyo itu selalu bertanding dengan perusahaan Ayahnya. Berebut untuk menjadi yang nomor satu, tapi untungnya sampai sekarang Jung Corp tetap menjadi yang nomor satu.

"Jadi, dia akan mendapatkan apapun yang ia mau." Kata Myungsoo.

"Tapi tidak dengan diriku." Ucap Jaehyun dengan dingin.

"Aku tau. Karena kau sudah memiliki seseorang kan?" Jaehyun hanya mengangguk pelan. "Aku juga dulu begitu Jae." Myungsoo menerawang jauh. "Aku juga punya kekasih dulu, tapi karena Jihyo tergila-gila padaku, kekasihku itu melarikan diri karena ancamannya."

Myungsoo ingat sekali. Kekasihnya itu harus melarikan diri darinya karena Jihyo mengancam akan membuat usaha Ayah kekasihnya bangkrut.

"Aku bahkan hampir gila saat itu. Tapi aku tak sebodoh itu, aku memanfaatkannya. Meminta ini dan itu, dan dengan bodohnya ia memberikan secara percuma untukku. Tentu saja aku suka, karena ekonomi keluargaku tidak sebaik keluargamu." Jaehyun mengangguk mengerti.

Loves In The Dark! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang