Jaehyun menyandarkan tubuhnya di mobil mewahnya, sesekali melirik jam tangan mahal yang melingkar indah di tangannya.
"Kemana dia sih?" Jaehyun memperhatikan sekelilingnya, namun tak menemukan sosok yang sedari tadi di tunggunya.
Saat ini pria tampan itu sedang berdiri di pinggir jalan dan berhadapan langsung dengan matahari siang yang sangat menyengat demi bertemu dengan seseorang.
Ya, Lee Taeyong. Maksud Jaehyun hari ini dia akan mengembalikan tongkat pria cantik itu, tapi sedari tadi ia menunggu di halte tempat biasa, Taeyong maupun adiknya tak kunjung terlihat.
Jaehyun mengusap dahinya yang berkeringat dan mengibaskan bajunya untuk meredakan rasa gerah. Ia bahkan tak memperdulikan tatapan para wanita yang menatap penuh minat padanya. Sungguh, keringat itu benar-benar membuat pria tampan itu semakin menggoda.
"JAEHYUN."
Jaehyun menoleh dan menatap malas pada Jihyo yang melambaikan tangan heboh dari sebrang sana. Dengan cepat wanita itu menyebrang dengan dibantu supir pribadinya.
"Ada apa?" Tanya Jaehyun tak minat.
"Kenapa kau disini? Disini kan sangat panas Jae." Jihyo berusaha mengelap keringat di dahi Jaehyun namun pria tampan itu menolak dan memundurkan langkahnya.
"Kenapa memangnya? Aku yang berdiri disini, jadi kenapa kau yang kerepotan?" Oh, bersyukurlah Jaehyun itu tak banyak bicara, namun ucapannya itu benar-benar sangat pedas. Ya, mungkin hanya untuk sebagian orang saja.
"Karena aku khawatir padamu Jae. Kau kan alergi dengan panas, lihatlah lehermu mulai muncul bercak-bercak merah." Jihyo berkata dengan wajah khawatirnya. Jaehyun menunduk dan melihat lehernya yang sudah memerah seperti terbakar. Pria tampan itu meringis saat lelehan keringat mengenai leheranya yang memerah.
"Jae? Kau baik-baik saja?" Jaehyun tak memperdulikan Jihyo, matanya malah terfokus pada pria JHS yang sedang berjalan sendirian.
"Bukankah dia adik Taeyong?" Dengan cepat Jaehyun masuk ke dalam mobilnya dan mengikuti Jeno yang sedang berjalan menuju suatu tempat. Bahkan ia tak memperdulikan teriakan heboh wanita yang ditinggalkannya begitu saja.
Jaehyun memberhentikan mobilnya saat Jeno masuk ke dalan gang kecil yang tak bisa dijangkau dengan mobil, dengan cepat ia mengambil tongkat yang akan dikembalikannya dan berjalan mebgikuti Jeno.
Jaehyun mengernyitkan alisnya saat Jeno masuk ke dalam sebuah rumah yang menurut Jaehyun sangat kumuh. Bahkan rumah itu sangat kecil dan berdempetan dengan rumah lainnya. Perlahan Jaehyun mendekat kerumah itu.
"Permisi."
"Kau?" Jaehyun menatap Jeno yang menyambutnya dengan tidak ramah.
"Siapa Jeno?" Jaehyun dapat melihat pria cantik itu bertanya pada Jeno.
"Si Tuan Muda hyung." Jaehyun mengernyit mendengar ucapan Jeno.
"Begini, aku ingin mengembalikan ini pada kalian." Jaehyun menyodorkan tongkat itu dan langsung diambil dengan kasar oleh Jeno.
"Terimakasih. Kau boleh pergi." Jaehyun hanya mengangguk dan bermaksud ingin pergi, namun tiba-tiba saja rasa sakit mendera kepalanya dengan hebat.
"Akhh..." Jaehyun mencengkarm erat rambutnya.
"Kau kenapa?" Jaehyun menoleh dan melihat Jeno dengan mata berkunangnya, dengan cepat kegelapan menghinggapi Jaehyun.
"Kau kenapa? Heyy..." Jeno membawa Jaehyun masuk ke dalam rumah dan mendudukkannya di sofa kumuhnya.
"Kenapa Jeno?" Taeyong yang tak tau apa yang terjadi pun bertanya pada Jeno.
"Dia pingsan hyung, sepertinya dia demam." Dengan raut khawatirnya Taeyong meraba-raba untuk menemukan pria yang pingsan itu, Jeno langsung meraih tangan hyungnya dan meletakkannya di atas dahi Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loves In The Dark! [END]
FantasiApa jadinya jika seorang pangeran mengemis cinta pada seorang rakyat jelata? Jaehyun yang keras kepala, dingin dan arogan. Tak ada yang bisa membuatnya bertekuk lutut. Tapi, bagaimana bisa ia bertekuk lutut pada seorang pria cantik yang baru ditemui...