12 : Pria Galak

15.7K 2.1K 120
                                    

Jeno hanya mampu pasrah saat Jaemin menyandarkan kepalanya di pundaknya. Mata mereka sibuk memandang ke atas langit, menatap bintang-bintang yang seakan menari-nari di atas sana.

"Hyung, boleh aku tidur di rumahmu malam ini?" Jeno mengernyitkan alisnya.

"Kenapa?" Tanya Jeno.

"Aku hanya tidak ingin pulang ke rumah hyung. Eomma dan Appa tak pernah ada di rumah, aku jadi kesepian." Rajuk Jaemin dengan manja.

"Tapi, bagaimana kalau orang-orang tadi datang ke rumah ku? Aku akan terkena masalah Jaemin."

"Hyungggg~~~ ayolah, hanya malam ini saja. Aku akan beri tau mereka kalau aku mengerjakan banyak tugas bersamamu." Jaemin kembali memasang wajah puppynya. Jeno mendesah dan mengangguk pelan.

"Yaeyyyy... Thank you hyungggg~~~" Jeno terkekeh melihat wajah manis itu berjarak sangat dekat dengannya.

"Manisnya..." Jaemin tersenyum semakin lebar mendengar pujian Jeno.

~~~

Luhan. Pria cantik itu sedang duduk dengan malas di halte bis. Udara malam semakin membuat bibirnya maju kedepan.

"Ughh... Eommaaaa~~~ kenapa Appa tega menyita mobilku... Hikss..." Luhan menangis keras, tentunya hanya dibuat-buat saja.

"Semua ini karena pria sialan itu." Luhan menggeram kesal saat mengingat wajah Kris. "Kalau saja dia tak mengajakku pemotretan, pasti wajahku tak akan terpajang di majalah itu. Kalau saja wajahku tak terpajang di majalah itu, adik sialan itu tak mengenali ku dan mengadukan pada Appa. Dan mobilku pasti tak akan disita... Huuuuu... Ini semua salahmu Kris... Hiksss..."

"Bukan aku. Tapi adikmu." Luhan mendongak, menatap pria tinggi yang ada di depannya. Dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana, membuatnya terlihat sangat keren.

Tapi itu tak berpengaruh pada Luhan. Pria cantik yang diliputi rasa kesal itu langsung berdiri dan menginjak kuat kaki yang dihiasi sepatu mahal itu.

"Arghhhh... Brengsek..." Kris langsung terduduk dan mengusap-usap kakinya.

"Ada apa Tuan?" Luhan langsung ciut saat dua orang anak buah Kris datang menghampiri mereka.

Kris yang melihat ekspresi pria cantik itu terkekeh pelan. Berdiri dengan angkuh dan mengusir anak buahnya.

"Kau itu sebenarnya penakut, tapi sangat nekat." Luhan menatap tak suka pada Kris. "Sekarang begini saja. Katakan kenapa kau memusuhiku?"

Kris melihat Luhan menarik napasnya dengan dalam.

"KARENAKAUTELAHMEMBUATKUSEMAKINMENDERITA."

Kris mundur karena terkaget. Matanya berkedip-kedip. Menatap.heran pada pria kecil tapi memiliki suara yang besar itu.

"Jangan berteriak bisa tidak?" Kata Kris dengan sedikit bentakan. "Kenapa? Derita seperti apa yang kau alami?" Tanya Kris.

"Karena kau.... Mobilku disita, dan sekarang kalau ingin kemana-mana aku harus naik bis." Luhan berkata dengan nada memelasnya. Tapi seketika berubah, dengan lancang ia menunjuk tepat di hidung mancung Kris. "DAN KAU... Harus bertanggung jawab."

Kris memutar bola matanya malas. "Tanggung jawab apa? Memagnya kau sudah hamil berapa bulan?"

"Yakk..." Luhan memukul kuat dada Kris namun pria tinggi itu sama sekali tak bereaksi. Kris memegang tangan Luhan dan menahannya di dadanya, membuat jarak mereka semakin mendekat.

"Baiklah, aku akan tanggung jawab. Mulai sekarang, kalau kau ingin pergi kemana saja, hubungi aku. Aku akan mengantarkanmu." Kris berkata serius dengan menatap mata Luhan dengan dalam.

Loves In The Dark! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang