[1] Pertemuan

134 9 4
                                        

Pkl 06:30 WIB, Jakarta.

"Aduh! kok sudah jam segini aja sih,
bisa telat gue kalo kayak gini caranya."
Ucap seorang gadis sambil melirik jam digital di nakas.

Sherly berjalan tergesa-gesa. Ia segera menyiapkan diri dan melangkah keluar membuka pintu kamarnya.

" Dor! " teriak Daniel dari depan pintu kamar adeknya.

Sherly refleks saja teriak.
Dengan sigap tangan Daniel membekap mulut adeknya yang cerewet ini, mirip toa masjid katanya.

"Buset dah, ini mulut apa toa masjid sih dek, lagian kenapa jam segini baru bangun?, ngebo terus sana biar lo gue tinggal dirumah nggak tak boncengin. Kasian loh motor Gue buat boncengin kamu terus, kamu kan berat pake banget." Cerocos Daniel seperti emak emak kost yang sedang nagih tagihan uang.

"Apaan sih bang, emang ada gitu kebo semanis dan secantik gue ini? Kalo bang Daniel ninggalin gue, ya gue tinggal aduin aja ke mama aja kan gampang."
Ejek Sherly pada kakaknya itu.

"Iyain biar fast. Dimana mana pasti cewek selalu menang. Udah ayo turun, nanti diomelin mama lagi." Jawab Daniel.

Mereka pun menuruni tangga menuju ke dapur untuk sarapan pagi. Sherly melihat keluarganya sedang berkumpul ria. Disana ada mama Sherly , papa Sherly dan juga Iqbal, kakak pertama Sherly.

Jarang sekali mama dan papa Sherly pulang kerumah dan sarapan pagi bareng seperti ini. Sangat jarang.

Kedua orang tuanya sangat sibuk karena urusan pekerjaan. Itupun buat mencukupi keperluan Sherly dan kedua kakaknya tersebut.


Mereka asik mengobrol sesuatu dan sesekali tertawa mungkin karena sedang membicarakan sesuatu hal yang lucu.

"Pagi anakku yang cantik." Panggil Mama Sherly sambil mengelus lembut kepala Sherly.

"Pagi mah, Mama sama Papa udah nggak kerja ya? udah pulang tadi malam ya?, kok Sherly nggak dibangunin kenapa?" Kata Sherly manja sambil memeluk mamanya.

"Iya, Mama sama Papa memang sudah pulang tadi malam nak. Emang sengaja nggak dibangunin, tidurnya pules banget sih, jadi Mama sama Papa nggak tega ngebangunin kamu, maaf ya."

Sherly lalu menduduki kursi makan, dan mengangguk pelan pada mamanya.

"Haduh Mah, gak usah dibangunin, Daniel yakin nggak bakalan bangun nih anak. Sherly tuh kerjaannya ngebo terus." ledek Daniel yang duduk disebelah Sherly.

"Ishh apaan sih lo." Sherly menyenggol lengan Daniel dan sambil menatapnya dengan sinis.

"Sudah sudah. Sarapan dulu, nanti keburu telat sekolahnya." Papa Sherly yang sedari tadi diam angkat bicara melihat anaknya ribut mulu seperti anak TK.

Sedangkan Iqbal? hanya diam tidak menanggapinya. Kakak Sherly yang satu ini memang pendiam dan tidak mau ambil pusing hanya karena kedua adeknya itu.

---- ---- ----

Seperti biasa, Sherly berangkat sekolah diboncengin Daniel dengan motor nya, yang katanya namanya Chaca. Motor aja dinamain, entah namanya darimana, mungkin dari snack kesukaan Daniel yaitu Caca. (Eits, bukan endorse ya.)

" Buruan naik yaelah Sher, keburu telat nanti woy!." Bentak Daniel dari luar rumah dengan membunyikan klakson motornya tidak sabaran.

"Iyaaa!... huh gak sabaran banget sih tuh orang" gerutu Sherly berjalan menghampiri kakaknya tersebut.

--- ---

Motor Daniel pun segera bergerak ngebut menjauh dari halaman rumah Sherly.
Perjalanan ke sekolah memang tidak terlalu jauh, mungkin hanya 10 menit dari rumah Sherly.

Sesampainya di sekolah, Sherly turun dari motornya kakaknya itu.
Disana ternyata sudah ada banyak murid murid yang bergegas berlari memasuki gerbang sekolah, karena sebentar lagi bel masuk sekolah sudah hampir berbunyi.

"Bang, gue duluan ya. Gue lupa ada PR dari Bu Dian. Belum ku kerjain dan jam pertama lagi mapelnya, gue tinggal dulu ya?" Sherly pun beranjak meninggalkan kakaknya sendirian di parkiran sekolah.

Tanpa menunggu jawaban dari Daniel, Sherly sudah lari duluan meninggalkannya. Daniel pun hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah laku adeknya itu.

"Punya adek perempuan, susah dibangunin, cari gara gara lagi kelupaan ngerjain PR, hadeh Sher..."
Ucapnya sambil mengelus ngelus motornya. Sepertinya ia sedang berbicara dengan motornya itu.
--- ---

Daniel berjalan santai melewati tatapan siswa kelas 10 dengamn mulut mereka yang berbisik bisik memang berisik sedang membicarakan tentang dirinya.

"Eh eh, bang Daniel lewat tuh..."
"Cogan aduh."
"Jepret dulu biar update sosmed"
"Senpai, notice me please..."
"Wagelaseh, tampan pake porselin banget tuh hadeh..."
Kira-kira begitulah sekilas omongan gak jelas dari mereka.

Daniel memang cukup populer di kalangan kelas 10. Karena ketampanan dan kepinteran yang dimiliki Daniel. Ditambah lagi sekarang dia adalah ketua basket di SMA Pelita.

.....

"Haduh kenapa bisa kelupaan lagi sih? nanti gimana kalau gue dihukum lagi sama Bu Dian gara gara lupa ngerjain tugasnya? gak bisa deh, gak bakal, gak mungkin, jangan dihukum lagi pliss..." Sherly membatin dan menggelengkan kepalanya beberapa kali, Ia pun segera berlari dan tidak memperhatikan jalan yang ada didepannya.

'Brukk'

Tiba tiba ia menabrak seseorang.
Siapakah itu?

-TBC-

Perfect StrangersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang