"Sorry, Gue nggak fokus lihat jalan tadi."
Kata Sherly mengusap lututnya yang sedikit sakit."Heh" panggil laki-laki itu padanya.
Sherly tetap menunduk, mengusap lututnya,
tanpa mendongak menanggapi panggilan orang itu.Laki laki itu memegang lengan Sherly dengan maksud membantunya untuk berdiri. Lalu Sherly pun berdiri dan menatapnya dengan intens, Ia tiba-tiba saja teringat dengan seorang di masa lalunya yang menyakitkan.
"Lili, kamu enggak apa apa kan? Ada yang luka?"
Tanya seorang anak kecil berusia 6 tahun itu terlihat sangat cemas. Lalu ia memeluk Sherly, karena sangat khawatir keadaannya.
"Aku baik baik saja kok."
sambil menepuk nepuk pelan punggung Alfi.Kenangan pahit yang melintas begitu saja, pahit jika diingat kembali, namun juga terlalu manis untuk dilupakan, dan juga terlalu sakit untuk dibuang.
"Are you sure? " Laki laki dihadapan Sherly mengkibas kibaskan tangannya di depan muka Sherly.
"Eh? Yes, i'll be fine. Maaf ya, yang tadi gue nggak sengaja nabrak lu. Gue terburu-buru soalnya." kata Sherly sedikit canggung karena takut.
Sherly terus menatapnya dengan tatapan mengintimidasi. Dia melihat laki laki itu dari ujung kepala sampai ujung sepatunya.
Mana ada siswa seperti dia di sekolah Elite kayak gini. Bayangkan saja seragamnya yang sengaja dikeluarkan, poni rambut yang disemir, celana yang di lipat, dan bahkan kedua telinganya saja. ditindik.
'Nih orang mantan preman jalanan kali ya?'
'Kok gue jadi takut sih?, Apa dia murid baru sini? Kelihatan berandalan banget. Jangan sampai gue ketemu lagi sama nih preman.' pikir Sherly yang masih bergidik ngeri.Laki laki itu terus menatap bingung ke arah Sherly. Tapi yang ditatap hanya memalingkan muka, tidak berani untuk menatapnya balik.
"Eehemmm!" bentak Sherly mencoba memberi kode agar laki laki itu tidak terus-terusan menatap mukanya.
"Eh iya Gue lupa, Gue ada urusan lain. Eh udah dulu ya, makasih." lalu Sherly lari secepat mungkin meninggalkan laki laki itu.
'Kayaknya tuh anak kerasukan jin kali ya? Dasar aneh.' pikir Laki-laki itu pada Sherly.
🐤🐤🐤
Sherly memasuki kelas yang bertuliskan X MIPA 2 yang bergelantung di atas pintu.
Sherly berjalan menuju kursi duduknya.Suasana dikelasnya sangatlah gaduh seperti pasar ataupun mungkin lebih dari suara petasan.
Ada beberapa murid yang sedang mencontek PR karena mungkin lupa dikerjain atau mungkin sengaja dilupain.
Ada juga yang sedang berdoa menyiapkan mental dan menguatku hati karena nantinya ada pelajaran guru killer se-SMA Pelita akan dimulai.Guru yang terkenal akan kekillerannya dari masa ke masa.
Kejadian baru-baru ini terjadi di kelas 11, sampai ramai dibincangkan semua murid se-SMA Pelita, dan mungkin jadi trending topic.'TRAGEDI SAKSI BISU KEMOCENG'
Hal ini bermula ketika Bu Dian sampai mematahkan kemoceng dengan tangannya sendiri, karena satu kelas yang diajarnya tidak ada satupun orang yang mengerjakan tugas matematika yang beliau berikan
*Pengalaman pribadi, Ngeri lho."My, PR-nya Bu Dian, lo sudah kerjain belum?"
Tanya Sherly to the point pada sesosok gadis yang sedang duduk manis, dengan memegang buku novel yang ada ditangannya.Dari sekian siswa di kelas nya, hanya dia seorang saja yang terlihat santai seperti di pantai, senyum- senyum sendirian, nyangar nyengir sambil baca novel.
Sherly sampai dibuat takjub sendiri dengan sahabatnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Strangers
Teen FictionAsing. Mungkin kata itu yang pantas untuk mendeskripsikan seseorang yang tidak kalian kenal bukan? Dia, yang merubah hidup Sherly menjadi berwarna, juga bisa menjadi suram. Dia yang bisa membuat Sherly lupa akan semua tetesan cerita di masa lalu y...