Suara kicauan burung menjadi backsound pagi ini, matahari perlahan tapi pasti mulai menampakkan dirinya, cahaya yang menebarkan kehangatan itu mulai menyelimuti sebagian permukaan bumi, menaikan suhu udara yang sempat menurun.
Jihoon membuka kelopak matanya perlahan, mempertonronkan manik mata indah yang masih sayu karena baru saja terbangun, mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum benar-benar terbuka membiaskan cahaya yang masuk pada retinanya.
Meregangkan badannya yang terasa kaku, tiba-tiba saja bibirnya merintih pelan merasa sakit yang amat sangat pada bagian bawah tubuhnya.
Terdiam sejenak, Jihoon mencoba mengumpulkan kembali nyawanya yang belum sepenuhnya sadar, dan tiba-tiba saja tubuhnya menegang merasakan sesuatu melingkari pinggang dan perutnya.
Kepalanya menunduk, menyibak selimut yang menutupi tubuh telanjangnya dan melihat sebuah tangan kekar telah membelit tubuhnya erat dari belakang.
Butuh waktu beberapa lama sebelum kedua manik seindah galaxy itu berkedip cepat dengan wajah memerah padam.
Memberontak sedikit dalam dekapan sosok yang tak lain adalah adiknya sendiri dan memisahkan diri.
Jihoon dengan cepat berbalik, menemukan wajah damai adiknya yang tengah tertidur tampan seakan tidak terganggu dengan gerakan sedikit brutal dari Jihoon tadi.
Jihoon mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi, dan seketika kilas balik kegiatan panas itu terputar di kepalanya dengan cepat, manik kecoklatan itu membulat sempurna menatap tidak percaya pada Jinyoung yang tertidur tanpa atasan apapun, mempertontonkan tubuh indahnya yang mulai berbentuk sempurna, lalu pandangannya jatuh pada tubuhnya sendiri yang tak mengenakan apapun di balik selimut.
"AAAAAAAAAAAAAAAAA!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jihoon tak bisa berhenti memukul kepalanya sendiri, lelaki manis itu tak dapat fokus dengan pekerjaannya pagi itu, dan terus mengingat kejadian memalukan yang terjadi pagi tadi, kepalanya dia telungkupkan pada meja kantin dan tak berniat menyentuh makan siang yang telah di pesannya sejak tadi.
"Aihh Jihoon bodoh bodoh bodoh!" runtuknya terus menerus, teman-teman kerjanya hanya bisa menggeleng heran melihat tingkah Jihoon.
"Kenapa aku melakukannya?! Astaga dasar bodoh!" kembali si lelaki cantik bergumam sambil terus memukul kepalanya pelan, berusaha mengusir ingatannya.
Hyungseob yang melihat itupun menjadi khawatir dan memilih membawa nampan makanannya lalu mengambil tempat tepat di hadapan Jihoon.
"Umm, Ji? are you okay?"
Jihoon yang mendengar namanya di sebut pun mengangkat kepalanya, menatap Hyungseob dengan mata berkaca-kaca yang membuat Hyungseob panik setengah mati dan langsung menggenggam kedua tangan Jihoon yang berada di atas meja.
"Astaga Ji apa yang terjadi? Kenapa kau menangis?"
"Seobie aku sudah gila, aku benar-benar sudah gila!"
"Apa yang kau bicarakan Ji? katakan dengan jelas, apa yang gila? Siapa?" Hyungseob berusaha menenangkan Jihoon yang mulai terisak pelan, semakin khawatir menatap temannya yang selalu berisik dan ceria itu tiba-tiba saja menjadi seperti ini.
"Aku sudah gila Seobie! Gila! hiks.."
"Astaga tenangkan dirimu, apa ini ada hubungannya dengan adikmu?"
Jihoon terdiam sejenak mendengar kata 'Adikmu' dan seketika tangisnya semakin kencang membuat Hyungseob mengambil kesimpulan bahwa tebakannya benar, Jihoon memang telah menceritakan tentang Jinyoung dan kegiatan aneh mereka saat di kamar mandi beberapa hari lalu, jadi Hyungseob langsung berpikir kali ini pasti tidak jauh dari adik tampan sahabatnya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/142554578-288-k619858.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fucking Sexy Brother [DEEPWINK VESR]
FanfictionKetika di mana Jihoon merasa frustasi harus tinggal satu atap bersama adiknya. bagaimana Jihoon bisa melewati harinya dengan tenang jika adiknya yang 'manis' begitu menggodanya? bahkan dia rela berbaring pasrah di bawah sang adik? oh tenggelamkan J...