Perjanjian

8.4K 484 177
                                    

Jihoon baru saja melepas pakaiannya, berniat mebasuh tubuhnya agar membuatnya merasa lebih segar.

Malam ini dia hanya sendirian di rumah, Ayahnya sedang menjalankan dinas keluar kota, dan Jinyoung tak menunjukkan batang hidungnya sejak dia menginjakkan kaki di rumah, entah kemana lelaki itu pergi. Jinyoung selalu menghilang saat pagi dan akan muncul kembali saat malam hari.

Setelah selesai dengan urusan mandinya, Jihoon menuju dapur mengenakan piyama baby blue bergambar pororo si pinguin kecil. Membuat sesuatu yang setidaknya bisa ia dan Jinyoung makan malam ini.

Setelah selesai menyeleksi bahan makanan yang akan dia masak, Jihoon memulai acara memasaknya dengan tenang, sesekali bibirnya bersenandung kecil meramaikan suasana memasaknya.

Saat tengah asik mengaduk mie di pancinya sebuah tangan melingkar manis pada pinggangnya dan kecupan basah melayang begitu saja pada pipi putih mochinya.

"Yak! Kau mengagetkanku."

Suara kekehan kecil menggelitik telingnya dan rengkuhan pada pinggangnya semakin mengerat.

"I'm Home." suara deep itu menyapa indra pendengaran Jihoon dan di sambut anggukan manis dari pemuda bermata galaxy itu.

"Hm ganti pakaianmu makan malam sudah hampir siap." titah Jihoon, dan setelahnya dekapan itu terlepas dengan pelan, namun tiba-tiba saja tubuhnya di balik dengan cepat oleh sang adik hingga keduanya kini berhadapan.

Tatapan tajam Jinyoung jatuh pada bibir merah delima sang kakak, kepalanya menunduk lalu meraih benda lunak dan lembut itu dengan bibirnya, sedangkan sang empunya hanya memejamkan matanya dan membiarkan adik kesayangnya itu melakukan apa yang dia inginkan.

Bosan hanya menempelkan belah bibir mereka, Jinyoung mulai menggerakkan bibirnya, mengemut dan sesekali menjilati bibir atas dan bawah kakaknya bergantian.

"Nghh~"

Jihoon yang mendapat perlakuan demikian semakin mengeratkan pegangnya pada pinggiran counter dapur di belakangnya, sesekali berusaha membalas permainan Jinyoung dengan malu-malu yang membuat sang adik gemas.

Kedua tangan kekar Jinyoung melingkar indah pada pinggang kakaknya, menarik dan semakin merapatkan kedua tubuh mereka, memiringkan kepala kecilnya mencari posisi ternyamannya menikmati manis bibir kakaknya itu.

Ciuman yang awalnya terasa manis itu berubah menjadi semakin liar, perang lidah antar keduanya membuat saliva yang entah milik siapa telah mengalir melewati dagu Jihoon hingga jakunnya.

"Nghhh~ mphhh…" desahan tertahan Jihoon telah mengalun dengan lembut, menjadi lagu favorit Jinyoung akhir-akhir ini. Jinyoung dengan gemas menggigit bibir sang kakak lalu menyesapnya dengan kuat, membuat remasan tangan Jihoon pada kemeja hitam yang dia kenakan semakin mengerat.

Merasa Jihoon membutuhkan pasokan udara, Jinyoung akhirnya dengan berat hati menyudahi sesi ciuman mereka.

Memberi sedikit jarak antara wajah keduanya hingga Jinyoung dapat menyaksikan dengan jelas bagaimana wajah manis kakaknya yang memerah, bibirnya sedikit terbuka dan basah, begitu mengkilap layaknya buah strawberry segar hingga rasanya Jinyoung ingin memakannya hingga habis.

"Kau benar-benar heroin untuk ku Jihoon."

Pipi Jihoon lantas semakin memerah mendengar hal itu, lalu dengan kesal mencubit pinggang Jinyoung kecil.

"Kau mengganggu acara memasakku."

Jinyoung mematikan kompor di belakang Jihoon, lalu dalam sekejap mengangkat tubuh kakaknya hingga urat urat layaknya akar pohon itu timbul semakin jelas pada tangannya, memindahkan tubuh Jihoon dengan cepat dan mendudukkannya di atas meja makan yang masih kosong.

My Fucking Sexy Brother [DEEPWINK VESR] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang