Kicauan burung camar pun terdengar merdu bersenandung saling bersahutan di pagi buta, deburan ombak berlomba-lomba menuju ke bibir pantai.
Bulu mata lentik itu bergetar pelan sebelum terbuka, bibirnya mengeluarkan suara lenguhan pelan, manik mata seindah galaxy itu menatap sekitar yang masih kabur dari pandangannya.
Dan saat kedua manik mata itu telah beradaptasi dengan baik, wajah tampan seseorang langsung menjadi pemandangan pertama yang dia lihat.
Bibir itu menyunggingkan sebuah senyuman manis, posisi tidurnya yang tengkurap tidak juga dia ubah, tangan kanannya terulur menyentuh anak rambut si tampan yang terlelap dengan damainya.
Jihoon mengingat lagi kegiatan mereka semalam, pipinya langsung saja memanas, dia tidak menyangka akan seberani itu bersama sangat adik, tapi dia benar-benar menikmati saat-saat kebersamaan mereka sungguh.
Merasa cukup puas memandang paras tampan itu, Jihoon memilih beranjak dari kasur, matahari belum sepenuhnya memunculkan diri, masih sembunyi dengan malu malu di balik perbukitan, rasanya dia bangun terlampau pagi. Tapi itu bagus, dia jadi ingin berjalan-jalan dan melihat matahari terbit jika bisa.
Setelah bersusah payah bangun dari tempat tidurnya, Jihoon beranjak ke kamar mandi, membersihkan dirinya yang penuh akan bekas percintaan mereka yang menggila semalam, sedikit mendesah perih saat merasa tubuh bagian bawahnya dia bersihkan, nampaknya ada luka lecet di sana, adiknya itu terlalu bersemangat semalam.
Setelah bergelut beberapa saat dengan peralatan mandi, Jihoon keluar dengan tampilan yang lebih baik dan segar.
Pemuda manis itu berjalan keluar dari kamar menuju teras tempatnya menginap, tak lupa telah memakai sepatu snikers andalannya, Jihoon mulai melakukan peregangan ringan sebelum menyumbat kedua telinganya dengan earphone.
Memulai paginya dengan berlari santai sepanjang bibir pantai, yang indah itu, Jihoon mengatur napasnya sambil berlari kecil, sudah lama sekali rasanya dia bisa berolahraga dan menikmati waktu.
Dan terasa sudah lewat satu jam sejak dia berlari, matahari pun telah sepenuhnya muncul di langit, cahayanya yang hangat langsung menerpa tubuhnya yang langsung membuat sudut bibirnya terangkat ke atas.
Puas berlari, Jihoon memilih kembali, dan di samping kamarnya terdapat kamar menginap milik Hyungseon dan Guanlin, nampaknya kedua pasangan itu telah bangun dan bersantai di depan teras mereka.
Hyungseob nampak asik melakukan gerakan yoga di atas matras, sedangkan Guanlin terlihat santai duduk di sebuah kursi dan bersandar di temani segelas teh yang asapnya masih mengepul di atas cangkir.
"Ku pikir kau tidak bisa bangun pagi ini." Ujar Jihoon setelah tiba di depan teras kamar Hyungseob, tangannya barsandar pada pembatas teras.
Yang di ajak bicara masih sibuk dengan gerakan Yoga nya, "aku tidak akan melewatkan sesi ini, kau tau meski Guanlin sangat mencintaiku, aku harus selalu menjaga tubuhku dengan Yoga agar tetap lentur dan kencang saat memuaskan naga milik Guan."
Guanlin yang mendengar itu nyaris tersedak tehnya sendiri, sedangkan Jihoon sudah terkekeh pelan mendengar kata-kata tidak senonoh itu dari temannya, terlalu hapal dengan tingkahnya.
"Dan kau sendiri, setelah berperang sepanjang malam nampaknya kau masih punya tenaga untuk jogging." Ujar Hyungseob.
Jihoon hanya mengedikkan bahunya acuh lalu pergi dari sana sebelum Hyungseob semakin membully nya.
Sesampainya di teras kamarnya sendiri yang berada tepat di sebelah kamar Hyungseob.
Jihoon berdiri di pagar pembatas teras lagi dan menikmati hembusan angin pantai yang terasa hangat di pagi hari, sesekali masih melakukan gerakan peragaan atau senam ringan lalu kembali terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fucking Sexy Brother [DEEPWINK VESR]
FanficKetika di mana Jihoon merasa frustasi harus tinggal satu atap bersama adiknya. bagaimana Jihoon bisa melewati harinya dengan tenang jika adiknya yang 'manis' begitu menggodanya? bahkan dia rela berbaring pasrah di bawah sang adik? oh tenggelamkan J...