Cemburu(!)

2.9K 199 54
                                    

Jihoon tidak begitu mengerti ada apa dengan adiknya Jinyoung.

Akhir-akhir ini pemuda yang lebih muda itu terlihat menjauhinya bahkan tak jarang membuang mukanya saat mereka bertemu, dan yang lebih menyebalkan lagi Jinyoung jarang tidur dengannya.

Maksudnya di sini adalah tidur bersama, tidur yang normal di kamar yang sama seperti biasa, bukan yang lain.

Ketika di tanya pemuda berkepala kecil itu hanya berdehem seenaknya saja lalu meninggalkan Jihoon dalam keterdiaman.

Seperti saat ini di meja makan, Ayah mereka sibuk berceloteh tentang keseruannya selama melakukan perjalanan dinasnya di luar negri tanpa mengetahui perang Dingin yang terjadi di antara kedua anaknya itu.

Jihoon hanya sesekali menimpali perkataan ayahnya lalu melirik ke arah Jinyoung yang berada di depannya makan dalam keadaan senyap dan damai.

Helaan napas pelan terdengar dari Jihoon, sekali lagi malam yang begitu sepi akan terjadi di dalam kamarnya.

Yah, Jinyoung pasti akan membuat alasan menonton TV lalu tertidur di sana tanpa mau menemaninya seperti beberapa hari terakhir ini.

Sejujurnya Jihoon heran apa yang sebenarnya terjadi namun adiknya tetap bungkam, dia merindukan adiknya itu, sangat.

Setelah makan malam itu usai Tuan Bae dan Jinyoung menuju ruang tv untuk nonton bersama, sedangkan Jihoon mencuci piring.

Dan setelah selesai dia ikut bergabung dengan ayah dan adiknya itu untuk menonton.

Dan baru saja Jihoon mendudukan dirinya di sebelah Jinyoung, suara bel pintu Menginstrupsi ketiganya.

Jihoon kembali bangkit lalu berjalan ke arah pintu sedangkan Jinyoung mulai mengeluarkan hawa tak enak.

Dan tak berapa lama Jihoon datang di ikuti suara tawa pelan dan juga bincang-bincang antara Jihoon dan juga seorang tamu.

"Ah Daniel kau datang lagi."

Jinyoung yang mendengar nama itu di sebut memasang wajah datarnya berusaha tenang apalagi ketika sosok lelaki dengan senyum lebar itu membalas sapaan hangat ayahnya.

"Maaf aku malam malam begini datang ke sini, aku sudah mengganggu malam kalian." Ujar Daniel masih dengan senyum menawannya.

"Bagus kalau kau sadar." Gumam Jinyoung datar.

Mendengar hal itu ketiga orang itu memandang Jinyoung dan terdiam sejenak sebelum suara lelaki paling tua di sana berseru lagi.

"Ah tidak apa Daniel santai saja, anggap saja rumah sendiri."

"Seperti orang miskin saja tidak punya rumah apa." Dan gumaman yang merupakan sindiran tersebut kembali membuat ketiganya terdiam menatap si bungsu.

"Hm maaf kau bilang apa tadi aku tidak mengerti bahasamu." Daniel tersenyum kikuk saat ini.

Melihat hal itu Jihoon tertawa canggung, "Hahahaha maafkan adikku Daniel, dia hanya bergumam menggunakan bahasa Russia, jangan di hiraukan dia memang suka begitu."

Daniel hanya mengangguk seadanya, "Baiklah, aku membawa beberapa makanan untuk malam ini."

"Kami semua sudah makan." Ujar Jinyoung dingin, kali ini sukses membuat Daniel salah tingkah.

"A-ah benarkah? Kalau begitu tak apa, ini bisa di simpan dan di makan lagi jika lapar." Ujar Daniel senirmal mungkin, berusaha mengenyahkan aura permusuhan dari lelaki paling muda di ruangan itu.

"Be-betul sekali Hahahaha." Jihoon dengan sigap mengambil makanan yang di bawa oleh Daniel kedapur.

Lalu setelahnya hanya suara televisi yang terdengar ketiga pria di sana sibuk dengan kegiatan masing-masing, Jinyoung menatap TV dengan datar, Ayah-nya yang sesekali menyesap tehnya sambil memerhatikan TV, dan Daniel yang berusaha tenang di tempat duduknya, rasanya benar-benar ingin menendang pemuda berkepala kecil yang berada di depannya itu.

My Fucking Sexy Brother [DEEPWINK VESR] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang