16 : Bloom

15.2K 1.8K 69
                                    

Jaemin sedang berkutat dengan pikirannya. Dengan perasaannya. Dengan hatinya.

Berapa kalipun mengelak, ternyata hatinya nggak bisa berbohong. Jaemin jatuh cinta pada Kila. Entah sejak kapan.

Mungkin semenjak kepergian sang kasih tak sampai? Atau malah sebelum Jaemin kenal dengan kasih tak sampai?

Argh. Jaemin mengacak rambutnya kesal.

"Kenapa sih rewel banget daritadi?" Tanya Jeno yang sedari tadi risih dengan kelakuan Jaemin.

"Pusing gua."

"Kila?" Tanya Jeno seolah mengerti isi pikiran Jaemin yang diikuti anggukan kepala dari Jaemin.

"Ya,kalo suka tuh tinggal bilang. Orangnya aja ada di deket lo."

"Nggak segampang itu No."

"Apanya yang nggak gampang?"

"Gua sama Kila udah kenal dari kecil. Banyak yang gua pikirin. Kalo misalnya gua nyatain perasaan gua ke dia, kalo sampe berantem terus pisah. Apa masih bisa gua sama dia balik kayak sekarang yang orang bilang sebut sahabat?" Jawabnya panjang dan lebar.

"Yaudah bikin perjanjian aja berdua. Nggak usah pacaran tapi saling jaga" jawabnya santai.

Jaemin menoleh ke arah Jeno yang lagi sibuk dengan game nya. "Hormon gue nggak bisa ditahan. Kalo cuma sekedar komitmen nggak bebas meluk dan embel - embel lainnya"

"Hormon sialan" jawab Jeno yang dengan terpaksa mau nggak mau berhenti main game. "Coba aja belom udah mikir hal yang jauh - jauh sampe ke pisah. Kita tuh nggak bakal tau apa yang bakal terjadi besok, lusa,minggu depan,bulan depan atau tahun depan Jaem" jelasnya.

Sedangkan Jaemin ngangguk aja.










































Kila lagi sibuk berkutat dengan buku - buku di depannya. Fisika selalu menguras otak.

Sudah sekitar dua jam Kila sibuk membolak - balikan buku. Tapi otaknya tetap tidak mau mencerna.

Ting!!

Satu pop-up pesan muncul di layar handphone-nya. Dari sang sahabat karib yang merayap menjadi pujaan hati.

Jaemin♡
Dimana? Laper tau.

Ck. Pacar bukan tapi tiap laper selalu mengeluh ke Kila. Emang Kila ini ibunya atau sejenis restoran berjalan?

To: Jaemin♡
Perpustakaan. Tugas numpuk. Sendiri aja atau sama Jeno.

Setelah itu tidak ada balasan dari Jaemin. Sekitar sepuluh menit Kila menunggu balasan.

"Nggak biasanya di diemin," ocehnya sambil mengecek kalau - kalau kuota nya habis jadi pesan dari Jaemin nggak masuk.

Tiba - tiba Kila mencium aroma yang sangat dia hapal. Aroma Na Jaemin.

Dan benar aja manusia itu udah ada di perpustakaan dengan kantong plastik McDonald di tangan sebelah kiri dan satu gelas Starbucks berukuram venti di tangan kanannya. Kelemahan Kila.

"Ngapain bawa makanan? Lo mau diusir?" Tanya Kila.

"Mau makan tapi nggak mau sama Jeno. Yaudah gua bawa aja kesini," jawabnya santai.

"Yang ada kita di usir Na Jaemin" kata Kila sambil memutar bola mata kesal. "Nggak lihat tugas gue sebanyak itu?"

Jaemin berdiri lagi sambil membawa semua makanannya. "Yaudah dibuang aja. Gua bantuin tugasnya," dengan santainya dia berjalan ke tempat sampah.

Untungnya sebelum semua plastik itu jatuh ke tempat yang salah, Kila udah berhasil menarik tangan Jaemin. "Oke kita makan. Jangan dibuang. Tunggu disitu gue beresin buku abis itu kita keluar," perintah Kila yang dibalas senyuman lebar Jaemin.

Kalo udah gini Kila bisa apa? Jaemin itu nggak ketebak. Ya bisa dilihat sendiri. Aneh tapi nyata dengan bonus menggemaskan. Harus dilestarikan.



***
lustforyoun

[✔️] Cold ; JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang