Zahra keluar pertama dari lab, ketika pintu sudah terbuka, mata Zahra tepat memandangi mata Zainal yg kini juga sama sedang menatapnya dengan tangan yg dilipat didada dengan tubuh yg masih menyender ditembok.
"Astaghfirullah" batin Zahra kemudian menunduk malu
"Astaghfirullahal'adziiim" Zainal mengusap mata serta wajahnya yg juga tak sadar terus saja memandangi Zahra
-------------------
"Ayo, aku antar kamu pulang" ajak Zainal pada Zahra
"Akuu..." Gugup Zahra
"Gapapa, ini udah malem Zahra, nanti ibumu khawatir" kata Zainal lagi
Sandi tiba-tiba keluar dari pintu lab, langsung saja menghampiri Zahra. Berdiri sambil membelakangi Zainal
"Zahra?, Gimana mau gak aku anter pulangnya?" Tanya sandi tiba-tiba
Zahra masih diam tak bersuara
"Jangan terlalu percaya sama orang yg baru Kamu kenal Zahra"
"Kamu pulang sama kak Zainal aja, ayo" ajak Zainal sekali lagiZahra pun mengangguk, tanda mengiyakan ajakan Zainal dari pada sandi.
Zainal benar, Zahra sudah dari dulu kenal sama Zainal dari MPLS juga, sedangkan dengan sandi, Zahra baru mengenalnya saat pertama masuk kelas. Lagian dikelaspun sandi dan Zahra jarang mengobrol atau apalah.
"Maaf ya sandi, aku pergi sama kak Zainal aja, makasih ajakannya" Zahra berjalan meninggalkan sandi.
Sandi tampak menunjukkan wajah kesalnya, dia baru saja mau memegang dan menarik tangan Zahra, namun secara pas Zainal langsung menepis tangan sandi.
"Jangan pegang! Bukan muhrim!" Kata Zainal
Sandi semakin menggeram kesal pada Zainal.
"Sial, Lo juga bukan muhrim nal!" Teriakan sandi pada Zainal yg kini tampak sudah jalan menjauh
******
Tiba diparkiran sekolah
Sudah nampak motor beat Zainal yg berwarna putih itu. Zainal memakai helmnya, dan menduduki motornya
"Nih, pake helm nya ya?" Perintah Zainal
Zahra mengangguk seraya menaiki jok motor Zainal."Udah? Bismillah dulu ya?"
"Iya, bismillaah"Diperjalanan, suasana hening. Zainal masih belum berbicara, apalagi Zahra? Suasana hatinya sedang tidak karuan jantungnya berdegup kencang sekali, tapi disisi lain Zahra juga senang.
"Astaghfirullah" katanya dalam hati
"Zahra?" Akhirnya Zainal mulai membuka pembicaraan
"Iya kak?" Responnya
"Rumah kamu yang mana?" Tanya Zainal
"Sekarang lurus aja dulu kak, nanti pas ada gang masuk kesana" kata Zahra yg hanya dijawab anggukan oleh Zainal
"Zahra?"
"Iya kak?" Jawab Zahra
"Engga jadi" kata Zainal
"Apaan sih" respon Zahra sedikit Kesal yg hanya dibales senyum oleh ZainalKondisi angin malam ini benar-benar dingin, Zahra berulang-ulang mengusapkan tangannya pada rok seragamnya, satu tangan lagi menopang pageuh pada jok belakang motor. Dengan kakinya yg sambil di ayun-ayunkan.
Zainal tau Zahra kedinginan, Zainal tau karena dia melihatnya dari kaca spion tanpa sepengetahuan Zahra.
Zainal melajukan motornya dengan cepat. Membuat Zahra semakin kedinginan. Apaan sih maksudnya?(author kesal)
"Kak, pelanin motornya ih, dingin. aku takut" Zahra ketakutan
"Gapapa Ra, biar dinginnya cepet kelar. Bentar lagi juga nyampe dirumah kamu" kata Zainal
"Tapi ini tuh dinginnya dingin banget banget banget kak" teriak Zahra yg hanya terdengar oleh Zainal
"Dari pada di pelanin nanti Zahra kedinginan nya lama, mau gitu Zahra? Kata Zainal
sukses membuat hati Zahra semakin deg-degan, satu sisi entah kenapa Zahra merasa senang , karena barusan kali ini telinga Zahra benar-benar tidak mendengar adanya kata 'kamu' di mulut Zainal padanya.
"Yaudadeh," jawabnya sambil tersenyum
"Udah sampai Zahra" kata Zainal
"Iya kak, tepat disini" kata Zahra seraya turun dari motor
"Makasih banget banget banget yak kak" kata Zahra senang
"Sama-sama Zahra"
"Mau mampir dulu kak?" Ajak Zahra, padahal hanya basa-basi, masa iya Zahra mengajak lelaki larut malam ke rumahnya, apalagi bukan muhrim lagi.
"Engga usah, nanti aja kalau udah halal" kata Zainal sambil memelankan nada pas kata 'halal' agar tidak terdengar oleh Zahra.
"Kalau udah apa kak, gak kedengaran?"
"Engga, Zahra jangan lupa sama makan malam hari ini, pasti laper ya?" Kata Zainal lagi, sukses membuat Zahra tersenyum malu
"Assalamualaikum" salam Zainal
"Wa'alaikumsalam" jawab Zahra******
Zahra membuka sepatunya, kemudian berlari masuk ke dalam rumahnya tanpa mengetuk pintu."Assalamualaikum... Maaahh" teriak Zahra pada ibunya yang Sudah tampak sedang tertidur di sofa panjangnya itu, mungkin lelah menunggu kedatangan Zahra dari tadi. Hingga Jam menunjukkan pukul 7.25
"Mah, bangun. tidurnya dikamar aja jangan disini dingin" sambil menggoyangkan bahu mamahnya
Mamahnya terbangun dan terduduk di sofa. kemudian,
"Zahra udah pulang, sini duduk!" Perintah mamahnya sambil menepuk sofa disebelahnya
"Kamu pulang naek apa? Ojeg ya?" Tanya mamah penasaran
"Engga mah, tadi Zahra dianterin pulang samaaa temen" katanya, padahal jelas dianterin sama do'i hihi
"Temen siapa? Laki-laki atau perempuan?
"Emmm.. laki-laki mah" kata Zahra takut dimarahin
"Astaghfirullah, Loh ko laki-laki? Nanti Kalau bapa kamu tau bisa-bisa dimarahin Zahra" kata ibunya sungguh kaget
"Iya maap mah, Zahra terpaksa. Lagian Zahra gak kenapa-kenapa ko, malah Zahra lebih takut kalau pulang naik ojeg. Mamah tenang aja, kak Zainal baik orangnya kok" terus terang Zahra menenangkan ibunya"Ya udah gapapa, lagian salah mamah juga yg gak bisa jemput kamu"
"Engga mah, bukan salah mamah kok"
"Yaudah, sana mandi dulu, terus sholat isya. Nanti mamah siapin makan malam nya" perintah mamah Zahra yg dibalas anggukan oleh Zahra******
Tinggalkan kritik dan sarannya ya? Buat pandangan kedepannya, biar lebih baik dan semangat lagi buat ceritanya. I love you 💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Y o u n g M a r r i e d
Teen FictionAYAHKU SANGAT MELARANGKU UNTUK BERPACARAN! MENGAPA? DAN APA YANG TERJADI JIKA AKU MELANGGARNYA?