Part 10

1.4K 46 0
                                    

"Untuk sementara, sebelum ikrar suci berbicara. Biarin rindu itu bersayang dirumahnya, biarin rindu itu sesuci mungkin ditempatnya"

~Dari Zainal Untuk Zahra~
~~~~

Play song 🎶 Devano Danendra - menyimpan rasa

Disaat rindu itu sudah lekas menumbuh dihati, siperindu berharap bisa terus-terusan bertemu dengan seseorang yang kini sedang di rindukannya. Tapi mengapa orang tersebut tidak muncul sama sekali, tidak ada di setiap sudut ruangan sekolah. Beberapa kali mata Zahra mencarinya, namun tetap tidak menemukan si titik penerang hatinya itu.
"Apa dia gak sekolah ya?" Batin Zahra

~~

"Kok dia bisa ada disana?"

"Ya ampun, imam gue kasian bang3t ih"

"Iiiiihh yaAllah, calon imam akyuuuu kacian. Fix ini pasti ada yang fitnah niiii"

"Kalo aku jadi pacarnya, udah aku gantiin tuh posisinya yang ada disana"

"Kamu bawa payung ga?"

"Btw, ada yang bawa tisu gak?"

"Gak nyangka, siketua osis bisa ada ditengah lapangan gitu, hormat bendera lagi malu-maluin banget"

"Ini semua gara-gara Lo pan! Jadi dia yang kenakan?"

"Lo juga salah Li, jangan nyalah-nyalahin gue Mulu Napa!!!!"

Terdengar suara teriakan dengan berbagai ekspresi kecewa dan tak percaya di sebelah sana. Dengan rasa penasaran Zahra mengajak Diana menghampiri kerumunan disisi lapangan itu.

"Kak Zainal?" ×_×

"Loh Raa, itu bang Zainal ngapain disana?"
"Masa iya bang Zainal dihukum karena ngelakuin kesalahan, gak mungkin banget kan Ra?!" Celoteh Diana yg tidak direspon Zahra sama sekali

Dari lapangan, Zainal tak sengaja menengok ke arah Zahra. Tapi tatapannya kali ini hanya sebatas melihat sedetik, seolah ia tidak kenal dengan Zahra sama sekali.

Ada apa ini? Disaat Zahra sudah memulai dan melanjutkan pengejaran rindunya itu. Dia yang dirindukan mendadak seperti yang akan berubah saja. Merasa lain dari yang lalu. Terlihat jelas dari tatapan matanya itu. Padahal baru kemarin-kemarin Zahra merasa bahagia dengan tingkah Zainal yang tampak seperti sedang menyukainya. Tapi kali ini, benar-benar seperti orang yang tak pernah dikenal sebelumnya.

Zahra menghiraukan rasa penasaran tentang hal apa Zainal bisa dihukum dilapangan sana. Hanya saja, justru Zahra malah penasaran dengan apa dan ada apa tatapan Zainal yang kini tampak lain menurutnya.

Diana yang juga sama merasa ada hal aneh dari tatapan mata abangnya itu pada Zahra. Iya! Diana juga merasakannya. Tapi lain lagi dengan Diana, dia lebih penasaran dengan apa yang telah membuat abangnya itu bisa berdiri panas-panasan ditengah lapangan.

"Pan, Lo liat! ada Zahra juga disana, pasti Zahra juga bakalan mikirin yang engga-engga sama Zainal" kata Ali pada Ipan

"Iya gue liat Li, terus sekarang apa yang harus gue omongin sama dia?" Tanya Ipan

"Gak tau, Lo samperin dulu aja deh pan" respon Ali menaikkan bahunya bingung

Ipan dan Ali pergi menyamperi Zahra dan diana. Belum sempat mau bicara, udah Zahra duluan yang memulai.

Y o u n g  M a r r i e dTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang