CHAPTER 8

341 41 0
                                    


Tok...tok..tok...

"Dek...". Panggil seorang cewek berawakan tinggi itu dari luar.

Seorang cowok membuka pintu itu, ia menatap datar cewek itu.

"Guan, mama sama papa manggil kamu". Kata   Chungha.

Guanlin tak menjawab perkataan kakaknya, ia langsung turun dan menghampiri orang tuanya.

"Dek, duduk sini nak". Ujar Ny.Luhan dengan menunjuk tempat disampingnya.

Guanlin pun menuruti perintah ibunya. Ayahnya yang awalnya duduk dengan santai pun menegakan tubuhnya.

"Nak, kami tahu Jihoon adalah musuhmu tapi tolong nak, kami saling memerlukan pada usaha kami". Lirih Tn.Sehun.

Guanlin masih terdiam. Ia masih bingung dan mencoba berpikir jernih.

"Nak...". Ucap lembut Tn.Sehun.

Guanlin menghembuskan nafasnya dengan berat.

"Terserah papa sama mama". Guanlin menjawab dengan nada datarnya, ia berdiri dan melangkah kembali ke kamarnya.

"Makasih nak, udah menger-". Karena Guanlin semakin sebal  ia memotong perkataan ayahnya.

*anak durhaka lin :"

"Tapi, papa.. Guanlin gak akan hilangin kata musuh dari diri Jihoon". Lanjut Guanlin.

"Nak... meskipun ia musuhmu tolonglah lindungilah ia, itu yang papa minta". Tambah Tn.Sehun.

Guanlin tak menjawab, ia pergi ke kamarnya dengan rasa kesalnya.

Dilain sisi...

"Sayang.. maafin mama dan papa gak punya cara lain nak". Lirih Ny.Baek di balik pintu.

Jihoon tak menjawab lirihan ibunya. Ia masih sibuk dengan pikirannya.

Sudah cukup ia mengalami kesialan seharian ini.

"Nak.. jawab mama nak". Pinta Ny.Baek.

"Mama tahu kan aku gimana sampai jadi dingin kayak gini". Teriak Jihoon.

"Nak... tapi kali ini tolong mengertilah". Ny.Baek sudah menahan tangisnya. Suaranya bergetar.

Jihoon mendengar suara ibunya itu pun menjadi khawatir.

Ia berjalan membuka pintunya. Dan memeluk ibunya.

"Hfft..karena ini yang mama mau... ok Jihoom lakuin". Jihoon terpaksa menerima, karena itu kemauan orang tuanya sendiri.

"Makasih sayang...maafin mama ya...mama udah bikin kamu sakit hati". Lirih Ny.Baek.

"Gak usah ma...". Jihoon perlahan melepas pelukannya.

.
.
.

Di cafe..

"Hoon, tumbenan lo ngajak ke cafè, biasanya gue yang ngajak itupun gue langsung ditatap tajam kayak mau diterkam sama lo". Ucap Hyungseob yang panjang layaknya rel kereta api.

Jihoon memutar bola matanya malas. Ia pun memandang ke arah luar cafè.

"Ini nona pesananya ". Pelayan datang dengan makanannya.

Jihoon tak melihat pelayan itu,pikirannya sedang kacau.

Hyungseob melihat satu satu pesanan yang datang.

"Loh mba?? Kita nggak mesan blackforest mba". Ujar Hyungseob.

Jihoon melirik mejanya yabg sudah terletak peanan mereka ditambah satu menu yang tak mereka pesan.

"Anu non.. tadi ada yang pesan ini katanya buat non yang rambutnya diombre di meja ini". Hyungseob menatap sebentar ke arah Jihoon.

"Taro aja disitu!". Kata Jihoon datar.

Hyungseob merasa aneh, dengan kue itu terutama, siapa yang memberinya.

"Eh mba... mba tau gak siapa yang ngirim". Tambah Hyungseob.

Pelayan itu menggeleng, ia tak tau siapa pelakunya.

Hyungseob pun mengangguk, dan pelayan itu meninggalkan Jihoon dan Hyunhseob .

"Ji... gue rasa gak usah dimakan deh kuenya". Ujar Hyungseob.

Jihoon tak mendengar kata Hyungseob.

Jihoon yang pikirannya sudah tak karuan pun tak bisa berpikir jernih.

Ia merasa kesal, ia pun memakan kuenya.

Mrrkkk..

Jihoon memegang lehernya.

Hyungseob yang awalnya sedikit ragu memakan makanannya pun terkejut.

"Se..mrrkkkk..uhuukk..kkk". Jihoon sudah seperti kehabisan nafas.

Mereka sudah menjadi pusat perhatian. Salah satu pelayan yang melihatnya pun langsung menelpon ambulans.

.
.
.

Dirumah sakit...

Jihoon terbaring lemas di atas tempat tidur pasiennya.

"Gimana dok?". Tanya Hyungseob khawatir.

"Apa anda kakak dari pasien?, mengenai pasien kami memprediksikan kalau pasien menelan semacam zat untuk menganggu lancarnya prose makanan di tenggorokan".
Jelas Dokter itu.

*mengenai penyakitnya thor ngarang aja.. gakntau namanya/istilahnya bomat :v

"Jadi dia bisa sembuh gak dok?". Tanya Hyungseob yang sudah menggigil dan keringat dingin.

"Anda tak perlu khawatir.. zat itu hanya menganggu di bagian tenggorokan tak menganggu pada organ tubuh lain". Jelas Dokter.

Hyungseob merasa lega. Ia menarik dan menghembuskan nafasnya dengan lega.

"Makasih dok".

Hyungseob langsung menelpon kedua orang tua  Jihoon.

"Tenang aja Ji.. lo gak akan gue lepasin, tunggu sedikit lagi, gue akan ngedekatin malaikat maut ke nyawa lo Ji.. tunggu aja". Seseorang senang melihat keadaan Jihoon yang terbaring lemas.

"Hyungseob.. gimana sampai Jihoon gini?". Tanya Tn. Chanyeol khawatir.

"Gini tan,om, Jihoon tadi makan blackforest tapi keselek sampai gini deh". Bohong Hyungseob.

"Maaf tante, om, aku bohongin om dan tante kayak gini supaya kalian jangan cemas, tapi Hyungseob janji, Hyungseob akan cari pelakunya.". Kata Hyungseob dalam hati.

Kedua orang tua Jihoon sudah cemas dengan keadaan putri sematawayangnya ini.

"Tan Hyungseob bisa ngomong sama tante sebentar nggak?". Tanya Hyungseob.

Ny.Baek mengangguk, Hyungseob berjalan disamping Ny. Baek.

"Tan sebenarnya...".

Hyungseob menceritakan apa yang terjadi pada Jihoon yang sebenarnya.

"Sayang..kenapa kamu menipu kami?". Tanya. Ny.Baek cemas.

"Hyungseob sedikit curiga dengan seseorang tan, jadi kalo nanti Hyungseob tau kebenaranya akan Hyungseob kasi tau". Jelas Hyungseob.

"Ok.. tante percayakan pada kamu nak".

Ny.Baek mengerti bahwa Hyungseob bisa diandalkan dan dipercaya meskipun ia sudah berbohong, tapi itu untuk kebaikan keluarga Jihoon.

Selanjutnya sahabat-sahabat Jihoon yang datang ke rumah sakit.

Saat mereka datang, Jihoon sudah sadarkan diri.

Daehwi pun datang.

"Hoon, lo kenapa sampe gini!?".

Tbc...
Selanjutnya ada yang bikin terkejut..
That will be the surprise in this story...
Biar thor terjemahin..
=itu akan menjadi kejutan di cerita ini=...
😏😏

COLD  💙 (PANWINK) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang