epilog

395 43 29
                                    

Angin berhembus dengan lembutnya menerpa tubuh Kai dengan seorang anak kecil dalam gendongannya. Ia melangkahkan kakinya menuju sebuah gundukan tanah dengan pusara di atasnya.

Kai menurunkan anak kecil tersebut dan berjongkok.

"Jongkok sini, Nak."

Anak kecil itu mengangguk dan berjongkok tepat di sebelah Kai dan menatap tanah di hadapannya dengan bingung.

"Papa, kita mau ngapain?"

Kai tersenyum. "Berdoa dulu, ya? Nanti Papa ceritain."

Anak kecil itu kembali mengangguk polos dan mengatupkan kedua tangannya kemudian memejamkan kedua matanya.

Kai tersenyum kecil melihatnya dan memanjatkan sebuah doa.

Selesai berdoa Kai mengambil sebotol air dan sebuket bunga kemudian menyodorkan sebotol air itu pada anak kecil tadi. "Kerlan, kamu siram ya rumputnya biar tumbuh subur."

Anak kecil bernama lengkap Kerlantio Alemindria itu kembali mengangguk polos. "Siap, Pa!"

Kai berdiri dan mengambil buket bunga yang sudah layu dan mengering kemudian menggantinya dengan buket bunga yang baru.

"Maafin aku. Gara - gara aku, kamu jadi harus ketemu Tuhan lebih dulu. Ini udah lima tahun berlalu dan aku masih belum bisa maafin diri aku sendiri. Sekarang aku dateng sama Kerlan. Dia penasaran banget kamu siapa, tapi aku belum bisa ceritain. Rasanya sakit setiap kali aku inget - inget. Aku bener - bener nyesel. Andai aku bisa ngulang waktu, ini ga bakal terjadi. Maafin aku."

"Papa, don't cry - cry. Kerlan jadi ikutan sedih."

Kerlan memeluk tubuh Kai dengan tangan mungilnya membuat Kai tersenyum kecil dan menghapus airmatanya.

"Ayo, kita pulang. Mama pasti udah nunggu di rumah."

"Mamaaa! Kerlan pulang!"

Kerlan berteriak begitu membuka pintu rumahnya kemudian mencari keberadaan sang Mama.

"Monggu! Kalau mau pup jangan di situ dong! Mama capek beresinnya."

Kerlan berlari ke taman belakang begitu mendengar teriakan sang Mama sedang memarahi anjing kesayangannya.

"Mama!"

Kerlan berlari dan memeluk kaki Mamanya membuat sang Mama hampir menendangnya karena terkejut.

"Mama kira siapa. Udah ke makamnya?"

Kerlan mengangguk. "Udah. Tadi Papa nangis di sana. Kerlan juga kepo kenapa Papa selalu nangis kalau ke sana terus kenapa juga Kerlan harus selalu ikut."

Wanita yang dipanggil Mama oleh Kerlan terkekeh. "Papa tuh ngerasa bersalah, sayang. Papa nyesel makanya nangis. Kalau alasan selalu ngebawa kamu tuh karna Papa mau kenalin kamu ke Tante Yejin."

"Tante Yejin siapa?"

"Tanya papa."

Kerlan mengangguk kemudian berlari mengejar Monggu, anjingnya.

Wanita tadi adalah Krystal. Korban dari tabrak lari yang mengalami pendarahan lima tahun lalu. Siapa yang sangka jika Tuhan masih mengijinkan Krystal hidup meski ia sempat pendarahan?

Semuanya berjalan di luar kendalinya.

Lima tahun yang lalu mobil yang ditumpangi oleh Kai dan Yejin mengalami kecelakaan karena Kai menabrak mobil di hadapannya dengan sangat keras membuat Yejin meninggal di tempat sedangkan Kai mengalami patah tulang kakinya dan beberapa luka yang lumayan parah namun masih bisa diselamatkan.

Kai dan Krystal sama - sama koma saat itu. Hingga Kai sadar terlebih dahulu dan sempat mengalami depresi begitu ia tahu bahwa Yejin meninggal di saat kecelakaan itu karenanya.

Kai menjalani beberapa terapi hingga dapat beraktivitas normal kembali. Ia terus menunggu Krystal sadar dan meminta maaf atas segalanya. Hingga dua bulan kemudian, Krystal sadar dari tidur panjangnya membuat semua keluarganya menangis senang tak terkecuali dengan Kai.

Kai menyesali segala ucapan yang telah ia lontarkan yang melukai hati gadisnya. Ia hanya sedang kesal saat itu. Ia sebenarnya sangat memaklumi dan menyukai sikap Krystal yang sangat pecemburu.

Ia menilai bahwa dari cemburunya Krystal itu berarti ia sangat diinginkan dan disayang oleh gadisnya.

Jika orang lain sangat benci ketika memiliki seorang pacar yang sangat pecemburu, berbeda dengan Kai. Kai sangat menyukainya dan ia juga memahami mengapa gadisnya senang sekali cemburu. Kai menilai bahwa itu juga karna salahnya.

Seminggu setelah Krystal diijinkan untuk kembali ke rumah, Kai menjelaskan semuanya dan melamarnya. Kemudian mereka menikah dan memiliki seorang anak laki - laki bernama Kerlantio Alemindria.

Semua berjalan sempurna seperti seharusnya.

***

Tentang Yejin sama Kai, aku jelasinnya di extra part aja ya.

Okelah, cerita ini selesai. Ga jadi sad ending. Seneng kan? :)))))

Aku ucapin banyak terimakasih buat kalian para readers dan siders sekalian. Terimakasih udah luangin waktunya buat baca cerita ini.


Ada yang mau nanya nanya? Boleh kok komen aja nanti aku jawab.

See you di lain cerita!

Jealousy
by Sehuntum

JealousyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang