Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
×
Dong Sicheng/Winwin
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
= yuwin
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Musim hujan, musim di mana tiada hari tanpa tetes air yang turun dari langit. Yuta mendengus. Di luar masih deras, Yuta bingung apa ia bisa pulang nanti.
Tinggal di perkampungan tidak selamanya menyenangkan. Jalanan yang masih berupa tanah merah cukup menyulitkan dalam cuaca seperti ini. Licin. Dan alas kaki Yuta selalu menebal karena tanah yang menempel. Belum lagi jika terjadi banjir.
Jika sudah seperti ini, ingin rasanya Yuta menginap sekalian di sekolah.
Bel pulang berdering. Yuta malas. Ia memilih tidur sebentar di kelasnya.
. .
Jarum jam di dinding sudah menunjuk pukul tiga sore saat Yuta bangun. Ia melirik jendela, masih hujan. Yuta berjalan di lorong kelas sambil mengeluarkan payung lipat dari dalam tasnya.
Begitu Yuta melihat ke depan, matanya menangkap seorang teman sekelasnya sedang merentangkan tangannya merasakan rinai hujan. Wajahnya mendongak, kedua matanya menutup. Senyum terukir di wajah orang itu.
Dia Winwin, begitu anak kelas sering memyebutnya. Entah apa nama lengkapnya, Yuta tidak peduli. Yang Yuta tau, Winwin jarang sekali masuk sekolah.
Yuta terdiam memandang objek di dipannya. Pandangan mereka bertemu sepersekian detik sebelum Winwin memutusnya. Ia berlari menghampiri tempat Yuta berdiri.
"A-ah, Y-yuta. Ma-maaf. Saya kira udah nggak ada orang," cicit Winwin. Ia membungkuk, satu tangannya mengambil tas yang berada di samping kaki Yuta.
