12 | 마크리 × 나재민

1.6K 167 12
                                    

NCT U - NCT 127 - NCT Dream
SM

Mark Lee

Mark Lee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

×

Na Jaemin

Na Jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

=
markmin

÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

Jaemin tidak mengerti, dari sekian banyak orang, mengapa harus dirinya. Ia masih menyangkal, menolak mati-matian dalam pikiran.

Daripada mengabaikan, lebih baik ia menolaknya, kan? Toh Jaemin sendiri merasa risih terhadapnya.

Maka dengan itu, dengan penuh rasa tak enak hati, Jaemin menyobek lembar pertengahan buku lalu mulai menulis surat penolakan cinta dengan setulusnya.

Kepada Yth
Kembaran Randy Martin
di tempat

Bersama surat ini, saya beritahukan bahwa saya yang ber-

Nama: Na Jaemin
Kelas: XI IPS 2

Tidak dapat menerima permintaan anda mengenai ajakan pacaran karena saya masih normal. Mohon maaf sebesar-besarnya kepada Kak Mark semoga dapat memakluminya.

Atas perhatian dan kasih sayang yang selama ini Kak Mark berikan, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya

Kembaran Iqbaal

Jaemin memasukkan suratnya ke dalam amplop berwarna putih polos. Ia melepas segel pelindung perekatnya, lalu menempelkannya pada sisi belakang surat.

"Sip, jadi."

Memantapkan hati, Jaemin berniat memberikan suratnya besok.

.
.


Di pagi buta, Jaemin sudah terlihat berkeliaran di sekolah. Waktu masih menunjukkan jam setengah enam pagi. Jelas sekali hanya ada dirinya dan tukang sapu sekolah saat ini.

Jaemin menapaki satu demi satu petak keramik yang akan membawanya menuju ujung koridor sana. Destinasinya saat ini adalah ruang loker, jelas saja Jaemin akan meletakkan suratnya.

Mana mungkin Jaemin memberikan suratnya secara langsung. Mark terlalu bersinar, Jaemin sampai tidak nerani membuka mata.

208, Mark Lee.

Jaemin memasukkan suratnya pada loker yang di pintunya terdapat nama Mark. Ia menyelipkan melalui cela pintu, lalu cepat-cepat berlari menuju lokernya sendiri yang berada agak di belakang.

.
.

Bunyi derum mesin motor menghampiri Jaemin. Ia sedang duduk santai di depan sekolah, menunggu jemputan sambil makan batagor Mang Ucok.

Masih dengan mulut penuh batagor, Jaemin melongo. Tangannya masih menyangga piring berisi setengah sisa makanannya itu.

Jaemin masih membeku di tempatnya. Matanya menangkap seonggok daging bernyawa berjalan menghampirinya. Tiga kancing kemeja seragamnya terbuka, memperlihatkan kaus putih dobelannya.

Mark mengulas senyumnya melihat tampang Jaemin. Ia mendorong bawah dagu Jaemin, membuat bibir yang menganga itu menutup.

"Jaemin, kan?"

Jaemin mengangguk. Matanya sedikit kemerahan karena belum berkedip sejak tadi. Inilah salah satu alasan mengapa Jaemin enggan menemui Mark.

"Em... boleh duduk?"

Lagi-lagi Jaemin hanya mengangguk.

"Sebelumnya, saya mau minta maaf."

Jaemin menyimak. Ia mengunyah batagor yang dari tadi ada di mulutnya.

"Jadi gini, ... sebenernya surat yang kamu terima itu bukan untuk kamu. Woojin salah taruh, dia kira itu meja Herin," jelas Mark.

Refleks, batagor di mulut longsor ke tenggorokan. Jaemin tersedak. Cepat-cepat ia meraih gelas es tehnya yang disodorkan Mark.

"A-maaf, saya nggak ber-"

Jaemin mengangkat satu tangannya, gestur meminta Mark untuk berhenti bicara. Ia mengusap jejak air di sudut mata karena tersedak tadi.

"Nggak apa-apa, Kak. Santai aja," kata Jaemin.

Mark diam. Canggung. Salah paham selesai, tapi Mark masih merasa tidak enak hati.

"Herin gimana? Udah jadian?" tanya Jaemin.

Mark tersadar dari lamunan. Ia menengok ke arah Jaemin.

"Ha? Siapa yang jadian?"

"Kak Mark sama Herin udah jadian?" ulang Jaemin.

"Udah, tadi pas istirahat pertama."




























































Entahlah, tiba-tiba Jaemin ingin menangis sekarang.

fin.

ehe

JJ18  〰k-idols✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang