Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
×
Ong Seongwoo
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
= ongniel
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
"Ong!"
Seongwoo mendelik. Ia refleks jongkok bersembunyi di balik apa pun itu yang dapat menutupinya.
Tanpa sadar ia berada tepat di samping tong sampah, maka ia pun bersembunyi di situ.
Bisa gawat jika ia ketahuan. Malu Seongwoo kalau sampai tertangkap lalu rahasianya dibocorkan. Padahal, satu kelas sudah mengetahuinya.
Masalahnya, saat ini kan ia sedang berada di lingkungan kelas orang!
Dapat ia dengar suara Minhyun yang terus-terusan memanggil namanya. Seongwoo ketar-ketir. Ia mengecek uang di sakunya. Sisa lima ribu untuk ongkos pulang nanti.
"Ong!"
Suara Minhyun makin mendekat. Seongwoo pun makin merapatkan dirinya dengan tong sampah itu.
Sedang asik berhimpitan dengan benda penuh kuman itu, Seongwoo merasakan guyuran pada kepalanya. Mulut serta matanya terbuka lebar.
Beberapa saat sebelumnya, terlihat seorang lelaki bergigi kelinci sedang bercandaan dengan temannya. Sebelum memasuki kelas, ia melempar sisa minumannya ke tong sampah terdekat, tidak sadar jika lemparannya meleset mengenai seseorang.
Hidung Seongwoo kembang kempis. Ia mengambil gelas plastik bekas es kelapa muda yang membasahinya. Langsung ia bangkit dari persembunyian, langkahnya menuju pintu kelas yang berada tepat di depannya.
"Heh! Siapa yang barusan ngelempar ini?!" teriak Seongwoo tanpa pikir panjang. Untung kelas itu masih sepi, jadi tidak memancing keributan.
Ralat, Seongwoo sudah memancingnya tadi.
Bukannya teriakan balik atau jawaban, yang ada malah tawa. Iya, Seongwoo ditertawakan.
Bagaimana tidak? Ada beberapa daging kelapa muda yang menyangkut di rambutnya. Bahkan jejak air yang mengalir di wajahnya pun masih ada.
"Weh, jawab!" bentak Seongwoo.
"Gua," jawab satu dari empat orang di kelas itu. Ia masih melanjut tawanya. Lihat, bahkan matanya sampai tenggelam terhimpit pipi.
"Sini lo!"
Mata Seongwoo melotot sok garang. Padahal, jatuhnya malah wajah Seongwoo terlihat sangat ngakakable.
Receh. Itu yang ada di pikiran Seongwoo saat melihat orang di depannya ini terus-terusan tertawa sebab kata-katanya. Padahal, Seongwoo tidak sedang bercanda sekarang.
"Parah si Daniel ngamilin anak orang!" seru teman-teman orang bernama Daniel ini dari dalam kelasnya.
