01 | 황현진 × 양정인

3.5K 274 21
                                    

Stray Kids
JYP

Hwang Hyunjin

Hwang Hyunjin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

×

Yang Jeongin

Yang Jeongin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

=
hyunjeong

÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

Pagi buta menyambut ketika Jeongin membuka mata. Ia mengusap keringat di wajahnya setelah menyandarkan punggung di headboard ranjang.

Apa-apaan mimpi barusan?

Jam digital di atas meja kecil samping tempat tidur menunjukkan pukul satu pagi. Suasana sunyi mendominasi. Jeongin sempat merinding ketika mendengar suara-suara yang mengganggunya.

Brak.

Netra Jeongin melirik ke sana kemari ketika mendengan bunyi benda jatuh dari arah luar. Ia melorot menenggelamkan tubuhnya dalam selumut. Jantungnya berpacu. Dapat ia rasakan jelas tangannya gemetaran.

Bayangan-bayangan mimpi buruknya tadi menghampiri saat Jeongin mulai ketakutan. Ia paranoid. Dilemparnya selimut yang semula membungkus tubuhnya rapat.

Bagaimana jika ada sosok yang merayapi tubuhnya di balik selimut? Begitu pikir Jeongin.

Jeongin kembali berbaring dengan posisi miring. Kanan ke kiri, lalu terlentang. Namun, tiba-tiba ia tengkurap.

Bagaimana jika ada yang berbaring di baliknya? Lagi-lagi pikiran Jeongin menakuti.

Kala Jeongin sedang larut dalam kepanikannya, suara cekikikan dari arah luar masuk ke pendengarannya. Seketika ia duduk memeluk lutut di atas ranjangnya.

'Mama, tolong Jeongin!'

Jeongin hanya bisa berteriak dalam hati. Tangannya menutup kedua telinga dengan sangat erat, menolak segala suara walaupun sia-sia.

Tawa yang semula terdengar meyeramkan kini terdengar sedikit manusiawi. Jeongin takut, tapi ia penasaran. Tapi rasa penasaran Jeongin membuncah mengalahkan ketakutannya.

Dengan langkah mengendap, Jeongin perlahan mendekat ke jendela kamarnya. Ia menyandar pada dinding. Sedikit-sedikit Jeongin buka tirai jendela.

"Wah," tanpa sadar Jeongin terpana melihat sosok di luar sana.

Di seberang kamarnya, tepatnya di balkon tetangganya, terdapat seorang laki-laki tampan. Mata orang itu tersenyum seiring dengan tawanya. Satu tangannya memegang ponsel, sedang satu lainnya menyugar rambut memperlihatkan dahinya.

"Gantengnya," puji Jeongin. Tanpa sadar ia sudah menyembulkan kepalanya dari balik tirai.

Hanya kepalanya, karena ia menahan rapat tirai jendela itu.

Gelak tawa tersambung dengan teriakan keterkejutan ketika laki-laki tadi melihatnya. Ia menatap Jeongin.

"Ngagetin aja," kata laki-laki itu. "Ngapain di situ?"

Jeongin gelagapan. Ia membuka tirainya, menampilkan dirinya yang hanya mengenakan piyama biru tua kebesaran kesukaannya. Berbeda sekali dengan laki-laki itu. Dia memakai hoodie abu-abu, tampak keren.

Laki-laki itu mendekat. Sekarang dia berdiri dengan lengan bertumpu pada pembatas balkon kamarnya. Ia tersenyum ramah.

"Kenapa? Nggak bisa tidur, ya?" tanyanya, "keluar aja sini."

Entah mengapa Jeongin mengangguk. Ia membuka pintu, lalu berjalan ke sisi yang berdekatan dengan orang itu.

"Kita belum kenal, kan? Kenalan dulu dong. Gue Hwang Hyunjin, panggil aja Hyunjin. Lo?"

"Y-yang Jeongin. Jeongin udah tau Kak Hyunjin kok, ... tapi baru ketemu ini," gugup Jeongin.

"Wah, tau dari mana?" tanya Hyunjin.

"Dari mamanya Kak Hyunjin."

Benar saja. Memang Jeongin sudah tau ada anak tetangganya yang bernama Hyunjin. Berusia satu tahun di atasnya, dan tinggal di asrama selagi masa sekolah.

Dan Jeongin baru tau kalau ternyata Hyunjin setampan ini.

"Kok nggak tidur?" Hyunjin memecah keheningan. Ia menatap Jeongin yang mengusap lengan kedinginan.

"Tadi Jeongin mimpi buruk, jadi kebangun. Terus denger ada suara ketawa. Tadinya Jeongin kira hantu, ternyata Kak Hyunjin," jelas Jeongin diakhiri dengan mem-pout-kan bibir.

Jeongin tidak sadar jika tingkahnya itu membuat Hyunjin mati-matian menahan rasa gemas terhadapnya. Ingin Hyunjin kecup, tapi terhalang jarak.

Tahan Jin, tahan.

"Maaf, ehehe. Memang tadi Jeongin mimpi apa?"

Begitu ditanya, maka mengalirlah cerita dari bibir Jeongin. Tapi alih-alih mendengarkan, Hyunjin malah fojus ke wajah lelaki manis di depannya ini. Beragam ekspresi tergambar seiring dengan lontaran kalimatnya.

Terlalu menggemaskan, sungguh.

Beberapa kali Jeongin memajukan bibirnya kesal, membuat Hyunjin resah.

"Kak Hyunjin dengerin Jeongin ngomong nggak sih?" decak Jeongin. Mimik wajahnya makin menggemaskan di mata Hyunjin, astaga.

Jeongin tidak tau, lawan bicaranya ini orang dengan pikiran yang mesti dibersihkan.

Pandangan Hyunjin meliar, piyama Jeongin yang kebesaran sungguh menggodanya. Rambutnya terlihat berantakan, terlebih matanya yang sayu karena mengantuk.

"Eh? K-kak Hyunjin--"

Jeongin terkejut ketika tiba-tiba Hyunjin masuk ke dalam rumah dengan membanting pintu, meninggalkannya sendirian di luar. Entah mengapa matanya menjadi berkaca-kaca.

Pikirnya, Hyunjin membencinya karena Jeongin membentaknya tadi.







































Padahal, Hyunjin sedang sibuk berendam dengan air dinginnya.

















fin.

bosenin ga? entahla gua berasa cerita gua selalu kaku bat asjdbajsksn
ga jelas emang:(

JJ18  〰k-idols✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang