ALISYA

474 27 26
                                    


*Alisya Putri Burhan
*Hasan Baskoro


Let's begin...

Nama ku Alisya,anak pertama dari tiga bersaudara,adik pertama ku bernama faqi,sekarang duduk di kelas 6 SD,yang terakhir namanya Nisa masih berusia 1 tahun 3 bulan. Aku sendiri sudah berumur 23 tahun,bekerja di salah satu restoran di kota Jakarta,kami tinggal dengan kedua orang tua kami,keluarga kami tinggal di salah satu desa di ibu kota,tapi entah lah.. apa yang seperti ini masih bisa disebut keluarga atau tidak.

"Kamu seharusnya mengerti,kebutuhan kita tidak sedikit,bahkan kita punya Nisa,umurnya masih 1 tahun!" Itu ibu ku yang sedang berbicara dengan ayah ku,tidak.. dari pada bicara itu lebih pantas di bilang berteriak.

"Sebagai istri harusnya kamu dukung suami mu,bersyukur.. kita masih bisa makan dan minum bahkan punya tempat tinggal!!" ayah ku membalas tidak kalah kencang,suara mereka dipastikan terdengar oleh tetangga tetangga ku.

"Kamu fikir dengan uang segitu cukup?aku bahkan sering kali berhutang di warung hanya untuk membeli beras!!"

"Seharusnya berapapun aku berikan uang,kamu harus bisa mengaturnya hingga cukup segalanya!"

Mereka terus bertengkar,berbicara berputar putar,saling menaikan emosi,adik ku Nisa sudah menangis sejak tadi,sedang ku gendong tapi kedua orang tua ku seolah tidak perduli,mereka lebih peduli pada harga diri mereka.

"Cup cup Nisa,nanti kakak belikan susu ya untuk kamu" kata ku berusaha menenangkan Nisa,sedari tadi ia menghisap ibu jarinya,sepertinya haus.

"Kamu dengar itu?Nisa butuh susu,dia butuh nutrisi!" Ibu ku menunjuk nunjuk diriku,ah sebenarnya kearah Nisa.
Entah mengapa omongan ku barusan menambah topik pembicaraan mereka,bukan,tapi topik pertengkaran mereka.

"Ibu ayah aku pulang" itu suara faqi,dia baru saja masuk kerumah dengan tampang lesu,tentu saja lesu,pasti dia habis mendengar para tetangga membicarakan keluarga kami diluar
Kasian dia,masih kecil tapi harus menghadapi pertengkaran macam ini.

"Lihat faqi,dia sudah kelas 6 SD sebentar lagi akan ujian Nasional, butuh uang banyak ketika dia masuk SMP nanti!" Ibu ku bersuara lagi,faqi tidak menghiraukan keduanya,faqi lebih tertarik pada tangisan Nisa yang kini masih ku gendong.

"Mau gantian sama faqi ka?" Tanya faqi,tangan nya sudah menjulur ingin mengambil Nisa namun ku tahan,aku menggeleng dan menyuruhnya membersihkan diri dan berganti pakaian,dia menurut.

"Kamu makan dulu qi,kakak tadi masak untuk kamu" kata ku,faqi baru saja masuk ke kamar bersama ku dan mengunci pintunya,lumayan,teriakan orang tua ku tidak begitu menyakiti telinga.

"Faqi belum lapar kak,nisa masih terus nangis ya?haus ya?" Tangan nya mengelus Nisa yang sudah mulai tenang,mata Nisa mulai terpejam,sepertinya dia lelah menangis.

"Kak lisya ga kerja?"

"Kerja"

"Yaudah berangkat aja,nanti telat"

"Kamu jangan lupa makan"
Faqi mengangguk,aku meletakan Nisa di ranjang,lalu berjalan menuju faqi yang sedang duduk di meja belajar.

"Kakak titip Nisa ya,kamu yang sabar" aku usap kepalanya dengan senyum yang ku paksakan,faqi pasti sudah lelah menangis sehingga untuk merasa sedih saja ia malas,dia tersenyum padaku,aku tau itu nyata,bukan senyum palsu yang justru aku berikan padanya.

"Kamu mau kemana?" Itu ayah ku,dia bertanya setelah aku baru saja keluar dari kamar,ibu menatap ku juga.

"Kerja"

"Tuh lihat Alisya,dia kerja tapi kenapa kondisi keuangan kita masih seperti ini?"
Aku mengerutkan kening ku,merasa jengkel karena kata kata yang terucap oleh ayah ku sendiri.

AlisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang