*Alisya Putri Burhan
*Hasan Baskoro
*Isabella AnastasyaLet's begin...
Rasanya aku tidak ingin pulang,aku masih ingin setia duduk di bangku taman yang sudah sepi karena telah larut malam. Jam pun sudah menunjukan pukul 11 malam,tapi aku masih betah sambil tidak bisa berhenti menangis,aku terus meluapkannya sampai kini mata ku sembab,wajahku memerah,dan cairan dari hidung ku ikut mendominasi,tidak lupa dengan isakan isakan yang membuat aku semakin menyedihkan.
Jika kalian harus pilih,kalian lebih pilih mana,antara punya kekasih yang selingkuh atau punya kekasih yang tidak peduli pada kalian,pilih yang mana?
Kalau aku sudah merasakan kedua nya,bahkan pada orang yang sama,dia selingkuh dan tidak peduli padaku,tapi bodoh nya aku masih mempertahan kan dia atas dasar rasa cinta.aku pernah mencoba melepaskannya tapi aku kembali lagi. Menurut kalian aku bagaimana?selain bodoh apalagi kata yang pas untuk menggambarkan diriku?
aku seperti mencintai tanpa merasa dicintai,status hanyalah sekedar status,tapi aku tidak tau ternyata benar benar melepaskan dia terasa sesakit ini,aku fikir aku akan lega,bebas dari rasa sakit setiap kali dia bersikap dingin atau bermain dengan wanita lain,tapi seperti nya melepasnya jauh lebih sakit dari pada itu.
Aku tidak punya siapa siapa lagi,aku harus pergi kemana jika hari hari terasa sakit dijalani?sebejat apapun Aska,aku tetap merasa punya tempat pulang ketika semua masalah ku datang.
Dan kini aku kehilangan hal yang sudah ku pertahan kan mati matian,aku benar benar tidak punya siapa siapa untuk ku ajak berbagi,tidak ada lagi!
"Disini rupanya"
Aku menoleh ketika suara berat Hasan terdengar di samping ku."Kenapa bapak disini?" Tanya ku sambil secepat mungkin menghapus air mata yang jejaknya masih berada di pipi ku.
"Kenapa kamu menangis?"
Hasan duduk di samping ku,wajahnya berubah panik setelah menyadari aku tengah menangis."Bapak mencari saya?" Tanya ku,mengalihkan pembicaraan.
"Panggil saja bapak terus,memangnya saya bapak kamu!" dia kesal,mimik wajahnya berubah marah,sebenarnya aku ingin tertawa melihatnya seperti itu,sayangnya sedih ku lebih dominan.
"Kan bapak ini,bos saya" kata ku membela,aku berbicara sambil sesekali terisak,sudah tidak bisa berbohong lagi kalau penampilanku saja seperti ini.
"Pokonya kalo di luar restoran panggil saja Hasan,itu lebih enak di dengar,kalau panggil bapak kesannya kamu menganggap aku tua!"
"Iya iya,kenapa kamu bisa disini?" Aku mencoba,tapi ternyata agak menggelikan bicara informal dengan dia.
"Aku lihat faqi keluar,dia berjalan menuju restoran,saat ku tanya dia bilang dia mencari kamu"
"Lalu aku tanya kenapa dicari,dia bilang kamu tidak pulang sejak pamit pergi sebelumnya"
"Dia bilang,dia tau kamu tidak sedang bekerja,tapi dia tetap ingin mencari ke restoran"
"Akhirnya aku dan faqi ke restoran mencari kamu,tapi tidak ada"
"Lalu aku suruh faqi menunggu dirumah dan aku mencari kamu,dan sekarang ketemu"
Aku lupa,aku benar benar lupa aku punya tanggung jawab faqi dan juga Nisa,aku bodoh sekali sampai melupakan mereka karena rasa sakit ini,seharusnya aku tidak boleh seegois ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alisya
RomanceAku punya rumah tapi tidak hangat, padahal aku punya keluarga di dalam nya Aku punya kekasih tapi tidak bisa di percaya,padahal aku sangat mencintainya Aku punya banyak teman tapi mereka palsu pada ku, padahal aku nyata untuk mereka _ALISYA_