ALISYA ( bag 2 )

161 23 12
                                    

*Alisya Putri Burhan
*Hasan Baskoro





Let's begin...



Ayah ku sudah 3 hari ini tidak terlihat,entah dia kemana,yang pasti ibu ku terus saja mengomel perihal ayah ku yang tidak pulang,menyalahkan beliau akan semua yang terjadi saat ini,mungkin benar mungkin juga salah,entahlah.. terkadang aku cuma mau diam tanpa ikut campur.

"Ka lisya,susu biasa di simpan dimana?" Tanya faqi,tangannya sedang memegang botol susu berwarna biru milik Nisa,masih ada susunya,cukup banyak pula.

"Kenapa?itu masih ada susunya?"

"Iya ka,tapi ini susu dari semalam,ibu tidak memberitahu ku dimana susu nya, terus Nisa disuruh kasih susu ini,kan sudah basi"
Aku tersenyum mendengar faqi,ibu ku memang agak keterlaluan.

"Yasudah sini Kakak yang buat" aku mengambil alih botol susu itu,lalu berjalan ke arah dapur,mengambil sekotak susu di lemari makan.

"Lho susu nya mau di buang?kan sayang" itu ibu ku,dia menghampiri ku berniat merebut botol susu nya,namun ku cegah.

"Ibu lebih sayang susu dari pada Nisa?ini sudah basi" kata ku tanpa menatap ibu ku,saat ini aku sedang kesal dan aku tidak ingin meluapkannya pada ibu ku,sekalipun beliau keterlaluan,dia tetap ibu ku.

"Kita kan lagi kesusahan" katanya lagi,kini berdiri tepat di samping ku.

"Aku tidak merasa kesusahan. aku, faqi dan Nisa bisa makan,nisa bisa minum susu dan faqi masih bisa sekolah"

"Kamu tidak memikirkan ayah dan ibu mu?"aku terdiam,tangan ku yang sebelumnya mengaduk susu,jadi terhenti.

"Memangnya ayah dan ibu memikirkan kami?" Akhirnya ku katakan karena sudah terlalu geram,setidaknya aku bisa sedikit tenang jika isi hati ku tersampaikan.

"Tentu saja,kami ini orang tua kalian"

"Tapi ibu tidak pernah kasih uang untuk kebutuhan faqi dan Nisa"

"Uang yang diberikan ayah mu,tidak cukup"

"Tentu saja tidak cukup,ibu memberikan uang itu pada orang lain!" Aku menatap ibu ku,dia sepertinya terkejut dengan ucapan ku,dia hanya diam tapi terlihat gugup,mungkin dia merasa rahasianya telah ketauan.

Tanpa perduli,aku meninggalkan ibu ku dan membawa botol berisi susu hangat untuk ku berikan pada Nisa,ini sudah siang tapi dia belum minum susu.

"Ini dia nisa" ku berikan botol susu itu,nisa mengambilnya dengan girang,lalu dia merebahkan tubuhnya sendiri ke kasur dan meminum susunya.

"Tidur siang yah" aku mengusap kepalanya,pelan pelan iya terpejam.

"Kak aku lapar" kata faqi

"Kalau lapar ya makan faqi,kan kakak tadi pagi masak"

"Tapi faqi kan tadi pagi sudah makan"
Aku mengernyitkan dahi ku,lantas kenapa kalau tadi pagi sudah makan?

"Faqi,makan itu 3 kali sehari,sekarang sudah siang,ya tidak apa apa kalau mau makan lagi,bahkan kalau kamu mau makan 5 kali sehari kakak ikut senang hahahaha" aku tertawa,benar memang badan faqi terlihat kurus,tapi dia tinggi,itu yang membuatnya tampak seperti lidi.

"Sana makan" faqi mengangguk dan segera pergi menuju dapur,aku menatapnya bahagia,selama ini dia selalu menahan keinginan nya,aku bersyukur dia sekarang mau mengutarakan nya.

Aku menengok jam dinding,sudah pukul 1  siang,nanti malam aku punya janji dengan Hasan,iya.. si bos sombong itu,dia bilang dia akan menjemput ku tepat jam 8 malam,mau apa dia jam segitu mengajak anak gadis keluar?aku terus memikirkan hal macam macam,di perkosa,di jual sampai di jadikan budak. Ah tidak tidak... Kata pak Marwan dia tidak akan macam macam,aku percaya pada beliau.

AlisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang