PART 7✅

132 27 2
                                    

Waktu menunjukkan pukul 19:30. Setelah melaksanakan shalat isya, Dilara berbaring sambil memejamkan mata dan berusaha tidur di kasur miliknya.

Malam ini adalah malam minggu, malam yang paling ditunggu-tunggu bagi para sepasang kekasih, dimana mereka menghabiskan waktu nya di tempat spesial menurut mereka.

Tapi tidak bagi Dilara, ia hanya menghabiskan waktu di dalam kamar  dan berniat tidur lebih awal.

Sebuah notif berbunyi di benda pipih milik Dilara dan membuatnya kaget lalu segera mengambil benda tersebut diatas nakas. Dilara membuka pesan dari aplikasi WhatsApp nya.

Dirgam

Assalamu'alaikum Dil.  Lo lagi ngapain?
Lagi sibuk gak?

Tanpa menunggu waktu lama,  Dilara langsung membalas pesan dari Dirgam

Wa'alaikumussalam,Gam.  Aku lagi rebahan aja.  Kenapa?

Gue pen ngajak lo jalan. Lo mau gak?

Kapan?

Malam ini kalo lo gak sibuk

Mm, tapi aku gak biasa keluar malam, Gam. Maaf yak(

Oh gapapa, Dil.  Lagian gue juga ga maksa lo kok(

Iya hehe

Maaf udah gue ganggu

Eh,  ga kok, Gam.  Kamu ga ganggu.  Aku seneng malah dapat notif dari kamu.

Seneng?

Tersadar, Dilara gelagapan membalas pesan dari Dirgam

Haa?  Gak kok. Mm, aku pamit tidur duluan. Assalamu'alaikum

Oh iiya ya udah,  jan lupa wudhu dan baca do’a sebelum tidur dil. Wa'alaikumussam:)

Chattingan itupun berakhir paksa karena Dilara yang suka kelepasan saat berbicara atau chtingan dengan Dirgam. Dilara pun terus menggerutuki dirinya dan berkali-kali memukul pelan kepalanya.

"kenapa aku kayak gini sih kalo lagi sama Dirgam. Kan dulu biasa-biasa aja. Argggh bego banget sih ih. apa aku suka sama Dirgam? Ahh masa sih!! Dia kan udah aku anggap sahabat aku, lah masa aku suka sahabat sendiri? Bodo amat lah"
Setelah puas menggerutuki dirinya, Dilara langsung menuju toilet untuk mengambil wudhu dan segera tidur.

.
.
.

Hari minggu yang cerah sangat. Dilara bersama kedua sahabatnya sedang jalan santai mengelilingi lapangan sekolah.

Mereka melihat cewek dan cowok duduk berdua ditepi lapangan. Dan sepertinya mereka mengenali siapa cowok itu.

"eh gaes. Lo liat yang disana gak?” tanya Tika

"hooh" ucap Dilara sambil menyipitkan mata untuk melihat agar nampak jelas

"lah, itukan Dirgam " jawab Dinda sambil menepuk-nepuk bahu Dilara dan Tika

"haaaaa Dirgam" teriak Dilara sehingga membuat dirgam menoleh ke sumber suara.

Tidak hanya itu,  disana juga ternyata ada Arka dan Reyhan sedang bermain futsal.  Mereka pun juga sempat menengok saat Dilara teriak begitu kencang.

"Woi,  teriak-teriak aja.  Kayak orang gila aja yang nyasar di hutan tau ga lo" ucap Reyhan

"e-ehh maaf kak,  a-aku ga sengaja.  Aku juga ga teriakin kamu kok kak" jawab Dilara dengan cengiran malu ditambah rasa takut

"ha?  Aku-kamu?" ucap Reyhan menoleh kepada Arka dengan suara pelan.  Sehingga hanya mereka berdua yang bisa mendengarnya

"Rey,  lo ga boleh kasar-kasar sama cewek.  Ntar ga ada cewek yang mau sama lo, baru tau rasa.  Lagian cewek itu keknya polos banget" ucap Arka menasihati Reyhan

"eh iya Ar.  Sorry, Gue kelepasan" ucap Reyhan sembari senyum kepada Arka

"sono minta maaf,  lu udah sempet katain dia kek orang gila tuh"

"iya iya bawel" ucap Reyhan langsung mengerjakan yang di perintahkan Arka

Tak lama kemudian Reyhan dan Arka berjalan mendekati Dilara dan kedua sahabat nya. Sehingga membuat Dilara terkejut

"ah lo sih, Dil pake acara teriak-teriak segala.  Pasti kena marah nih kita.  Takut gue, ntar gue meleleh liat tu kakel ganteng" omel Dinda

"mampus lo Dilara,  hadapin tu kakel dingin.  Kek nya mereka terganggu banget deh sama suara cempreng lo itu " ucap Tika, mendorong tubuh Dilara hingga berada di depan mereka
 
"duh,  aku gak sengaja juga kali.  Tiba tiba aja keluar nih suara merdu.  Lagian kalian ini bukan nya bantuin temen, malah nakut-nakutin ah" ucap Dilara sambil meremas celana training nya dan menggigit bibir bawahnya

Reyhan mengulurkan tangan kepada Dilara dan membuat Dilara dan kedua sahabatnya itu kaget dan bingung

"mmm,  gue minta maaf. Gue tadi kelepasan ngatain lo kek gitu" ucap Reyhan dengan senyuman nya yang membuat kedua matanya hampir menghilang

Dilara takut membalas uluran tangan tersebut dan hanya melamun serta mendongak melihat kelakuan seniornya itu.

“ternyata tidak sedingin yang aku bayangkan” batin Dilara

"woi,  lo denger ga sih?" tanya Reyhan dengan nada sedikit meninggi.  Dan membuat Dilara tersadar dari lamunan nya

"eh i-iya kak,  a-aku dengar kok.  Harus nya aku yang minta maaf udah ganggu kakak tadi" ucap Dilara terbata dan mengembangkan senyum singkat lalu membalas uluran tangannya

"oh iya,  nama lo siapa?" tanya Arka kepada Dilara

"a-aku Dilara kak a-arka"

"yaAllah, kak Arka di liat dekat manis banget. Lembut lagi" batin Dilara

"woah, dia kenal lo, Ar" ucap Reyhan sembari menepuk nepuk pundak Arka

"hehe,  temen aku yang ngasih tau kak" kata Dilara malu-malu

"Dilara,  lo kelas berapa?" tanya Reyhan

"aku kelas XI.IPA.2 kak"

Mereka melanjutkan obrolan panjang.

Dirgam yang sedari tadi melihat pemandangan itu langsung menghampiri mereka berlima.

.
.
.

(SUDAH DIREVISI)
Happy reading 💛

D I L A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang