PART 14✅

92 18 4
                                    

Good morning dear! Alhamdulillah part baru dari cerita ini update lagi💚
-Happy reading-

.
.
.

Hari selanjutnya Arka kembali menjemput Dilara. Arka benar-benar telah menggantikan posisi Dirgam.

"Araa, ada Arka nih. Buruan kesini" teriak Radit

"Hah?! Dia kenal nama gue? Ara? Siapa?" batin Arka sambil mengerutkan kening heran

"Ah iya. Kenalin gue Raditya Yusrana, kakak Nuriyah Magfiratul Fara Ramadhani. Panggil aja gue Radit. Umur gue 23 tahun, gue udah selesai kuliah. Gue juga saudara satu-satunya Dilara. Dan gue alumni SMANEL kok. Eh! Emm,, pasti lo heran kan, kenapa gue bisa tau nama lo? Gue kenal lo dari Dilara, semalam dia ceritain semua tentang lo. Jadi gue tau semuanya" kata Radit panjang lebar serta memperkenalkan diri kepada Arka dan mengulurkan tangannya

"Oh kakak Dilara. Gantengnya setara sama gue ternyata. Tapi kok Dilara gak tinggi kayak abangnya? Apa mungkin Dilara anak--. Ah gak mungkin. Soalnya kak Radit kayak Dilara kok, ngomongnya lupa pake jeda" batin Arka bertanya-tanya pada dirinya sendiri

"Ck. Ar, lo tunggu sini dulu yak. Gue nyusul Ara dulu di kamar nya" ucap Radit kepada Arka yang sedang duduk menunggu Dilara di ruang tamu.

"Ara?" batin Arka

"Mm, kak. Dilara nya ada kan? Gue kesini mau jemput Dilara" tanya Arka kepada Radit

"iya ini gue mau nyusul ke kamar nya dulu"

"bukannya tadi kak Radit mau nyusul Ara yah?

"iya kan lo mau jemput dia"

"tapi gue mau jemput Dilara kak, bukan Ara"

"Ck, lo ganteng-ganteng oon juga yah. Ara atau Dilara itu sama aja"

"Oho hehe. Sorry gue gak tau kak. Jadi nama panggilan Dilara, ara yah kak? " ucap Arka sambil menggaruk tengku nya yang tak gatal

"Hmm. Gue panggil dulu yak, ntar kalian telat. Lain kali aja bahas nama panggilan Dilara" ucap Radit meninggalkan Arka

"Siap kak"

.
.
.

"Ra, Arka di depan noh, mau jemput lo. Lo pasti seneng kan? Kan kan? Goda Radit mencolek dagu adiknya itu

"Ish, apa si kak" ucap Dilara yang kini wajahnya mulai memerah

"Buruan, ga baik buat orang nunggu"

"Lah Abang juga gitu, buat anak orang nunggu, ngasih harapan terosssss, ga ngasih kepastian wlee" kata Dilara mengejek Radit lalu pergi menemui Arka

"Ck, mau marah tapi yang dia omongin benerr, sabar aja Dit" ucap Radit sambil mengelus dadanya

Tak lama setelah Radit menyusul Dilara, Dilara pun datang.

"Selamat pagi kak" sapa Dilara

"Pagi, yuk berangkat"

"Aku ambil kunci motor dulu kak" izin Dilara

"Gausah" cegah Arka
"Lo bareng gue aja" lanjutnya

"Loh?" Kata Dilara bingung

"Udah ayo. Kemarin juga kayak gitu, kebanyakan bacot, padahal lo seneng hahahah" ucap Arka terbahak

"Hihihi"

"Eh Jilbab lo miring, sini gue benerin dulu" kata Arka yang tanpa seizin Dilara, ia langsung saja merapikan jilbab Dilara

Kini posisi keduanya sangat dekat, sehingga Dilara merasakan hembusan napas dari Arka.
Tangan Dilara menahan dada bidang milik Arka untuk menjaga keutuhan jarak diantara mereka.
Dilara terus memejamkan mata dan menggigit bibir bawahnya saat Arka melakukan aktivitasnya, sedangkan Arka dengan hanya menggeleng kecil melihat tingkah Dilara

"Beres, udah rapi" kata Arka sambil mengacungkan jempolnya
"Lo sans aja kali, gue ga bakal ngapa-ngapain lo. Ngapain lo pake merem segala? Gue ga mesum kok astaga" omel Arka

"Jaga-jaga kak, takut aja kalo setannya buat kakak khilaf" jawab Dilara jujur

Arka mengangguk membenarkan jawaban dari Dilara.

"Yaudah ayo berangkat"
Ia pun langsung menarik pelan tangan Dilara untuk segera berangkat ke sekolah

"Mah, pah, bang Radit, Ara berangkat" pamit Dilara dengan sedikit teriak

"Iya, hati-hati"

Mereka pun beriringan melangkahkan kaki keluar rumah dengan tawa kecil mereka. Arka juga masih setia mengenggam tangan Dilara, dan Dilara tidak merasa keberatan dengan hal tersebut. Toh, Dilara suka sama Arka.

Sementara di depan rumah ada Dirgam yang berniat mengajak Dilara untuk berangkat ke sekolah bersama.

"D-Dirgam?" Kata Dilara pelan

Dirgam sendiri bingung dengan kehadiran Arka. Begitu dekatkah Dilara dan Arka?

"Kok ada kak Arka?" Tanya Dirgam

"Iya, gue mau jemput Dilara. Lo sendiri ngapain?" Tanya Arka kembali

"Tadinya gue mau jemput Dilara juga, tapi ternyata udah ada lo" kata Dirgam sembari tersenyum tipis
"Ya udah gue duluan Dil" pamit Dirgam

Dilara merasa bersalah dengan Dirgam. Ia terus saja menatap punggung Dirgam hingga hilang dari pandangannya.

"Maafin aku Gam, aku lakuin ini juga karena aku sayang sama Dinda. Aku juga ga mau ngerusak persahabatan kita" batin Dilara

.
.
.

"K-kak Arka" panggil Dilara

"Apa?"

"Eh! Emm.. gapapa kak"

"Gajelas" Ketus Arka

"Ih apasih aku, kok jadi gajelas" batin Dilara yang terus-menerus menggerutuki dirinya

Tak butuh waktu lama, mereka pun sampai di sekolah. Tak henti-henti pula tatapan para siswi mengintainya.

"Kak Arka?"

"Apalagi sih? Kak Arka, kak Arka mulu perasaan"

"Itu, aku ga enak diliatin orang" kata Dilara takut-takut

"Ck, apasi. Orang punya mata juga, ngapain lo sewot?" Ketus Arka

"Bukan gitu kak, aku cum---"

Tangan Arka langsung menggandeng tangan Dilara. Kedua mata dan mulut Dilara berhasil terbuka sempurna.
Tak kalah juga dengan sorot mata siswi yang lain semakin membara, mereka tak tahan melihat most wanted direbut oleh Dilara

"Ih, apa-apaan sih, aku ga nyuruh kakak bua--"

Lagi-lagi Arka membuat ucapan Dilara menggantung. Arka kembali merangkul pundak Dilara dan membuat para siswi menjerit melihatnya

Tak lama setelahnya, seorang siswi datang dan menarik paksa tangan Dilara hingga terhuyung ke tanah

"Aww" ringis Dilara

"Dilara!!!" Panik Arka

"Heh,, lo ga usah keganjenan ya. Lo itu ga ada apa-apanya. Lo bukan ---"

Arka berhasil meraih tangan Cahya, dan membuat nya terhuyung kembali. Tapi tidak sampai terjatuh.
Yah, dia Cahya. Mantan pacar Arka

"Lo yang keganjenan. Lo yang ga punya malu, dasar ga ada akhlak" ketus Arka

"Dilara lo gapapa?" Tanya Arka langsung membantu Dilara berdiri

"Gapapa kak" jawab Dilara sambil membersihkan seragamnya

"Awas aja lo kalo sampai lo nyakitin Dilara lagi" ancam Arka

Cahya hanya menatap kepergian mereka dengan kesal. Begitu pula dengan siswi yang lain.

.
.
.

Pada awal nya, semua orang bangga dengan pilihan nya. Tapi pada akhirnya, tidak semua orang setia pada pilihan nya

.
.
.

Ayo support cerita ini dengan memberi vote dan komen setelah membaca😘

Follow ig❣️
@nurfadilarahim21

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

D I L A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang