Chan memandangi cheesecake hasil buatan dirinya dan Mingyu. Mereka barusan buat delapan potong cheesecake di rumah Chan.
Setelah cheesecake itu selesai dibuat, mereka mengambil empat potong. Empat potong untuk Mingyu akan diberikan untuk Eunseo, sementara Chan akan memberikannya untuk Elkie.
Lima belas menit yang lalu Mingyu sudah pulang. Chan menambahkan krim vanila dan buah stroberi di atasnya supaya cheesecake itu tambah manis.
Chan mulai membayangkan bagaimana reaksi Elkie mendapat kue itu. Apa dia akan bilang, "Gomawo, Chan-ku!" atau "Kau yang bikin semuanya? Hebat sekali!"
Mungkin juga Elkie memberinya sebuah kecupan di pipi. Aish, membayangkannya saja sudah berhasil membuat Chan senyum-senyum sendiri.
"Hayo bengong!" kata Ibu Chan sambil membawa keranjang jemuran. Gara-gara ibunya bikin dia kaget, lamunannya jadi buyar seketika.
"Ah, Eomma ngagetin saja!"
"Kenapa kau senyum-senyum sendiri? Mikirin Mingyu?" goda Ibu Chan.
"Aniyo, Eomma. Aku masih normal! Tidak mungkin aku mikirin sesama jenis!"
"Lalu, kau lagi mikirin yeoja? Makanya kalian berdua bikin kue untuk yeoja yang kalian sukai, begitu?"
Wajah Chan sekilas memerah. "Apaan sih Eomma!"
"Ya, daripada senyum-senyum sendiri, lebih baik kau bereskan dapur. Dapur rumah ini tidak ada bedanya dengan kapal pecah."
"Kenapa aku, Eomma? Malas, ah...," kata Chan langsung loyo.
"Karena kau yang bikin berantakan! Ayo!"
"Arasseo, Eomma, akan kubereskan..."