5

4 0 0
                                    

Perjalanan menuju rumah paman Lixy tidak dilakukan dengan berhati-hati. Mereka menggunakan sedikit magic, tentunya tidak lepas dari bantuan Henata. Tidak lama untuk sampai di rumah paman Lixy, mungkin hanya 1 sampai 3 menit saja.

Sesampainya di depan rumah paman Lixy.

Tok.tok..tok..

Masih belum ada yang menjawab.

Vyna mencoba lagi.

Tok..tok..tok..

"Paman!!! Ini Vyna!!. Paman Lixy,"
Namun tetap saja tidak ada yang menjawab.

"Ngak ada orang mungkin," kata Rachel.

"Vi, keluarkan suara menggelegar lo," ujar Rakha.

"Ekhem..ekhem..tes 123"
"PERMISI!!!! PAMAAAN LIIIIXYYY! PERMISI!!,"

Ceklek..

Pintu rumah terbuka, terlihat seseorang yang sudah terlihat tua, membuka pintu sambil mengucek matanya.

"Woah, Vi suara lo ampuh juga. Bahkan suara Vyna yang lebih cempreng dari lo aja kalah," bisik Rakha.

"Yaiyalah. Suara gue kan ngak ada yang bisa nyaingin,"

"Loh Vyna, ada apa? Ayo masuk dulu" ujar paman Lixy mempersilahkan

"Iya paman."

"Yuk masuk,"

Berbeda dengan suasana rumah Henata yang cenderung dipenuhi dengan alat alat menjahit ala Fairy, rumah paman Lixy dipenuhi dengan berbagai macam buku yang tertata rapih di setiap rak. Bagian rumahnya dipenuni oleh rak rak buku. Bahkan dekat tempat perapian pun ada rak buku.

'Apa paman lixy adalah seorang fairy jenius' batin Rachel.

"Silahkan duduk," ujar paman Lixy mempersilahkan mereka untuk duduk di kursi panjang yang terbuat dari kayu. Mereka pun duduk. Paman lixy segera mengambil minuman untuk mereka.

"Ekhem ada apa vyna?" Ujar Paman Lixy yang duduk di samping Farrel.

"Begini paman. Mungkin paman sudah tidak asing lagi dengan manusia. Dan kita tau kalau manusia datang ke dunia kita untuk membantu para Fairy. Dan maksud kami kesini tentu saja untuk bertanya kekuatan apa yang mereka miliki." Jelas Vyna.

"Ah sebelumnya boleh paman tau siapa nama kalian?"

"Aku Rachel paman,"

"Aku Viona,"

"Aku Gyera,"

"Aku Farrel,"

"Aku Kevin,"

"And the last, perkenalkan paman aku Rakha. Ya aku tau, memang aku yang paling ganteng diantara Farrel dan kevin. Duh jadi gak malu gue," ujar Rakha yang sangat pede. Ingat ya sangat pede.

Paman Lixy hanya tertawa mendengar ocehan Rakha yang kelewatan pede itu.

"Baiklah baiklah. Ayo kita ke ruanganku," paman Lixy pun berdiri dan diikuti oleh Rachel dkk menuju ruang paman Lixy.

pintu ruangan paman Lixy terbuka. kali ini ruangannya dipenuhi oleh berbagai macam tabung reaksi. Mirip seperti ruangan Ilmuan.

"Ini Ruangan apaan sih? Kayak laboratorium sekolah cuy," kagum Rakha.

"Hooh. Di ruang depan penuh sama buku-buku, trus ruang pribadi paman Lixy sendiri udah kayak labolatorium aja." Ujar Gyera.

"Paman, ini ruangan apa?'' Tanya Viona.

"Ini ruangan penelitian untuk mengetahui apa kekuatan kalian. Ruangan ini juga digunakan untuk membuat berbagai macam ramuan yang tentunya dapat membantu kalian," ujar paman Lixy.

"Siapa yang pertama," lanjut Paman Lixy mempersilahkan salahsatu dari mereka.

Farrel menganggkat tangannya. Paman Lixy pun membantu Farrel untuk duduk di sebuah kursi lalu memasang beberapa kabel di kedua telapak  tangan Farrel, di kepala dan di kedua punggung kaki.

"Rilexkan dirimu nak. Jangan sampai kau terlalu berfikir yang lain-lain. Alat ini akan mendeteksi kekuatanmu," ujar paman Lixy. Farrel mulai mengikuti arahan dari paman Lixy. Hingga ada sebuah gelembung yang muncul dari genangan air yang terdapat di tong sebelah kanan alat pendeteksi. Kemudian gelembung itu meletus.

"Cahaya"

"Cahaya?" Mereka semua bingung dengan perkataan paman Lixy.

"Kau memiliki kekuatan cahaya nak," ujar paman lixy sambil melihat ke arah genangan air tersebut.

"Bagaimana kekuatan cahaya itu paman?" Tanya Farrel.

"Kau bisa mengendalikan cahaya dalam radius 100 meter. kau juga bisa membuat siang menjadi malam dan malam menjadi siang. Kau bisa membuat sekelilingmu menjadi gelap maupun menjadi terang. Namun itu hanya berlaku hingga jarak 100 meter." Jelas Paman Lixy. Farrel mengangguk. Kemudian paman Lixy memberikan sebuah alat yang sangay kecil berbentuk bulat yang di pasangkan di leher Farrel.

Kini giliran rakha yang duduk di kursi pendeteksi kekuatan. Setelah di pasangi beberapa kabel di tubuhnya, beberapa gelembung muncul dan meletus dan mengeluarkan percikan api.
"Api. Aku memiliki kekuata api bukan?" Ucap Rakha.
"Betul sekali nak. Kau tentu saja menguasai ilmu api. Kau bisa mengendalikan api di seluruh negeri ini." Jelas paman.
" waaaaah!!!! Hebat juga kekuatan gue."
"Tapi ingat nak, kekuatan api ini sangat berbahaya. Kau perlu mengendalikan emosi mu. Jangan sampai engkau tersulut oleh kemarahan yamg berlebih karna itu akan membahayakan dirimu sendiri dan juga teman-temanmu."jelas paman.
"Tenang aja paman, gue  tipe orang yang nggak pernah marah. Ya nggak??" Ujar Rakha sambil memainkan alisnya. Paman kemudian melepaskan kabel-kabel yang ada di tubuh Rakha.

Kini giliran Rachel yang dipasangi kabel-kabel di tubuhnya. Tak lama muncul pula gelembung yang berbeda dari sebelumnya. Gelembung itu berwarna ungu. Namun gelembung itu tak kunjung meletus. Justru melayang ke atas kepala Rachel dan Meletus tanpa mengeluarkan percikan apa pun. Mereka semua di buat bingung dengan kejadian itu. Paman Lixy segera menghampiri rak buku miliknya sambil mencari sesuatu.

Ia mengambil buku tebal yang terlihat usang, kemudian menghampiri Rachel.
"Mengapa gelembung Rachel berbeda?" Tanya Viona.

"Luar biasa!!" Ujar paman Lixy setelah membaca salah satu halaman di buku usang miliknya.

"Kekuatan itu muncul kembali,"

"Muncul? Maksudnya?" Tanya Vyna.

"Kejadian gelembung seperti itu pernah terjadi sekitar 2000 tahun yang lalu. Dan akan terulang kembali setiap 2000 tahun" ucapan Paman Lixy membuat mereka bingung.

"Begini, Rachel memiliki kekuatan langka sekaligus kekuatan terbesar. Dia menguasai seluruh elemen di dunia ini. Setiap 2000 tahun akan muncul 1 orang yang akan memiliki kekuatan terbesar ini. Kekuatan ini lebih spesial dibandingkan kekuatan lainnya.." mereka semua menatap paman Lixy untuk menunggu lanjutan dari penjelasannya

"....sang pemilik kekuatan bisa memberikan sebagian kekuatannya namun hanya hanya kepada seseorang yang menguasai kekuatan api. Karena kekuatan api bisa membantu sang penguasa semua elemen. Mereka berdua bisa saling memberikan kekuatan mereka. " Sontak mereka semua menatap ke arah Rakha.

"Gue?? Waaaaaww." Takjub Rakha.

"Kenapa mesti lo sih?" decak Rachel.

"Namanya juga jodoh, ya begitu," ejek Gyera.

"ENAK AJA,"

" siapa juga yang mau jodoh kayak ni bocah,"

Dan saat itu ruangan dipenuhi dengan adu mulut antara Rakha dan Rachel. Entah bagaimana akhir dari adu mulut itu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Next??? Vote dulu elaah_-

||Tentang Dan Ketika|| Fiksi✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang