1

19 4 5
                                    

"RAKHAAAA! balikin Novel gue!!" Suara menggelegar milik seorang wanita berambut panjang berwarna hitam kecoklatan memenuhi koridor sekolah. Ia sedang mengejar seorang anak laki-laki dengan perawakan tinggi dan berkulit putih. Laki-laki yang bernama Rakha itu tak memperdulikan cewek yang bernama Rachel.

"Rakha woy!! Berhenti ngak lo," Rachel masih mencoba mengejar Rakha. Sedangkan Rakha malah cengengesan melihat Rachel yang tengah bersusah payah mengejarnya.
Karena merasa kasihan, akhirnya Rakha berhenti di depan pintu kantin.

"Hu..hu..hu... balikin novel gue ngak!" Gertak Rachel.

"Hahaha. Nih gue balikin. Maaf ya."ujar Rakha sambil memberikan novel milik Rachel. Rachel pun segera mengambil novel miliknya dan segera berjalan masuk ke arah kantin dengan langkah kesal. Di kantin ia segera membeli minuman dingin dan duduk bersama sahabat-sahabatnya.

"Kenapa muka lo kusut gitu? Kaya pakaian yang belom di setrika aja,'' ujar cewek berambut hitam pekat sebahu yang bernama Viona.

"Ah gue tau nih pasti gara-gara lo kan?," ucap seorang laki laki bernama Kevin sambil menunjuk Rakha yang duduk di sampingnya.

Sedangkan yang ditunjuk hanya cengengesan.

"Nih anak emang biang kerok ya," ujar Farrel yang duduk di samping Viona.

"Gue kan ngak maksud kerjain Rachel. Lagian Rachel setiap hari kerjanya cuma baca novel doang," kata Rakha

"Sama aja lo itu kerjain dia Rakha" kata Gyera.

"Rel tolong pesenin gue nasi goreng dong. Kaki gue lemes nih gara-gara anak micin yang satu ini," Rachel menunjuk Rakha

"Sapi eh siap," ujar Farrel.

"Guys pulang sekolah ke rumah gue dulu kuyy. Nyokap baru pulang dari paris, so dia bawain oleh oleh buat lo semua," ucapan Kevin sontak membuat Rakha,Rachel,Viona, dan Gyera langsung menoleh ke arag Kevin.

"Serious!!"

"Yey gue dapat oleh oleh lagi dari paris"

" ah jadi kangen tante nesa"

Berbagai ucapan terlontar dari mulut mereka.

***.

"Arghh kok gue ngak dapat sih jawabannya." Kesal Rachel. Bagaimana tidak kesal, sudah berulang kali Rachel menghitung menggunakan rumus ini dan itu tetapi hasilnya tetap tak di temukan malahan Rachel hampir ingin membakar kertas soal matematika miliknya itu.

Mungkin sebagian orang berpendapat matematika itu menyenangkan dan sebagian orang berpendapat sebaliknya. Dan Rachel termasuk orang yang berpendapat sebaliknya. Lebih baik ia disuruh untuk menghapal 10 lembar materi di buku cetak daripada menghitung soal matematika. Kecuali soal tersebut cuma tentang menghitung persamaan garis atau luas suatu bentuk.

"Gy lo dapat ngak jawaban no 7?. Liat dong punya lo. Kepala gue udah kaya volcano yang siap meletus". Gyera yang melihat ke-frustasian (apasih) Rachel, langsung memberikan buku miliknya ke Rachel dan sontak saja Rachel menerimanya dengan cepat dan langsung menyalin jawaban milik gyera.

"Gini nih kalo ada anak yang belum apa-apa udah putus asa diluan," ucap Rakha meremehkan usaha Rachel.

"Heh ketek onta! Lo pikir gue tadi ngak berusaha hah! Pikirin dulu baru tuh mulut ngerocos Rakha Putra Dinata," omel Rachel pada Rakha. Memang sih diantara mereka berenam, cuma Rakha dam Rachel yang sering tidak akur. Entah karena Kelakuan Rakha yang usil atau terkadang Rachel yang ceroboh.

||Tentang Dan Ketika|| Fiksi✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang