VI

87 4 0
                                    

Minggu, 002-010-1912

I.S.S. Phoenix, Pasukan Gabungan Sekutu

Sebuah Gardes putih masuk ke hangar sambil ngepulin asap dan ngeluarin percikan listrik. Kelompok-kelompok teknisi mondar-mandir kesana sini. Dari dalem kokpitnya, keluar seorang anak muda yang make pilot suit berwarna putih.

"Juna, kita udah nambah progress. Development rate Mk. 39-C udah sampe angka 78% dan terus nambah. Kalo gini, unit barumu bakalan siap 3...4 hari lagi. Gimana?" tanya seorang yang keliatannya kayak head technician disana.

"Gua sih serahin semuanya ke elu, Di." jawab si pilot sambil nepok bahu teknisi tadi.

Juna jalan ke travelator dan papasan sama Jamie yang juga baru selesai ngurusin maintenance Gardes-nya.

"Yo, Bro. Jun, gimana Gardes lu? Gua denger rusak parah pas sortie kemaren." tanya Jamie penasaran.

"Hah. Oh, iya. Ligamen di kaki kanannya robek. Kamera sama thermal scope di mata kirinya juga rusak. Gua mulai mikir-mikir buat ganti lensa jadi tipe visor. Kalo elu yang tipe mono-eye kan?" jawab Juna.

"Ah, iya. Eh, lu kok lemes? Istirahat gih, you've done a good job." saran Jamie sambil berlalu pergi.

Juna bener-bener capek. Dia belom ketemu sama Silvi selama lebih dari seminggu, dan bahkan belom bisa nelpon Silvi (Lagian juga dia belom punya duit buat beli pulsa.)

Di kabinnya, Juna rebahan, tapi nggak bisa tidur. Sejak 2 hari yang lalu, dia ngelawan lebih dari 200 Gardes musuh yang nggak bisa diremehin. Ligamen di kaki kirinya rusak pas adu kaki sama Gardes kelas Colossus. Walaupun ligamen Ares kuat, tapi masih nggak ada tandingannya sama Gardes kelas Colossus Mata kanannya pecah ditembak sama Gardes lain dari jarak deket. Untungnya, Juna masih bisa lanjut sampe 2 hari.

Nggak lama, lamunan Juna berhenti pas ada yang ngetok pintu kamarnya. Ternyata, itu Edi.

"Ada kabar baik dan buruk. Mau denger yang mana duluan?" tanya Edi langsung.

"Terserah. Yang mana aja boleh." jawab Juna singkat.

"Yaudah. Mulai dari kabar buruknya. Karena kekurangan parts, Unit Mk. 39 lu baru bisa selesai minggu depan."

"Sial. Kalo gini mendingan gua denger yang baik dulu."

"Yaudah. Ares udah dibenerin, dan diganti beberapa parts dari mesin lain. Tapi kemampuannya cuman sekitar 75-80% kemampuannya Ares yang lama, jadi jangan sok jagoan nanti."

Juna dan Edi keluar dari kabin Juna ke arah hangar. Didalem hangar, mereka berdua langsung ngeliat Ares yang dibenerin. Kaki kanannya jadi cuman rangka doang, mata kirinya diganti sama lensa merah, senjatanya dikurangin jadi 2 beam rifle sama 1 diamond longsword, dan tamengnya dikecilin.

Nggak lama, Skuadronnya Riley sama Dika nyampe. Mereka kurang satu unit, tapi unitnya Riley bawa escape pod. Riley ngelapor ke Kapten Edgar yang lagi ada di anjungan.

"Kita berhasil menangkap salah satu tentara musuh, serangan takedown dari Electroshot Satria III melumpuhkan Gardes lawan dan membuat pilotnya tidak sadarkan diri, dan anggota tim kami membawa pilot pod-nya kembali ke markas." lapor Dika lengkap.

"Bagus, Prajurit."

Sekitar 3 jam kemudian, Kapten Edgar nyuruh tim OMEGA ngumpul di hangar paling sepi yang bisa ditemuin. Disana, mereka disambut sama si Kapten.

"Selamat datang. Bagaimana keadaan kalian?" tanya Kapten.

"Lumayan, 'Cap. Kita masih hidup." kata Riley sambil bercanda. Semuanya menjawab sambil tertawa.

Knights of SriwijayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang