Selamat Membaca
"You're saying this hopeless, that i should hope less"
Feeling YouSamar- samar gadis itu mendengar sesuatu ia membuka matanya cepat lalu menarik tubuhnya semakin menempel pada dinding. Matanya menatap waswas ke sekitarnya meskipun terhalang sinar menyilaukan dari lampu neon berwatt di ruangan itu.
Ia mempererat pelukannya sendiri ketika dua orang berpakaian seragam serba cokelat memasuki ruangan itu. Bibirnya gemetaran takut tapi matanya tetap menatap tajam, takut satu kedipannya saja akan membuatnya terancam bahaya lagi. Salah satu dari mereka mendekat membuat ia tersentak semakin menempel ke dinding.
Mungkin karena sadar reaksinya, orang itu memilih mundur dan bertanya dalam jarak yang jauh saja.
“Nak siapa namamu?”
Aku? Siapa namaku?. Gadis itu diam.
“Bagaimana kamu bisa tersesat di hutan?”
Hutan? Apakah tadi
aku tersesat? Ia membisu.“Kamu ingat alamat rumahmu? kami akan mengantarkanmu pulang”
Rumah? Apa itu rumah? Kenapa tidak satupun dari pertanyaannya ada yang ku ingat?
Nihil. Gadis itu tetap memilih bungkam.
Salah satu temannya yang memakai seragam yang sama mendekati si penanya itu. Menepuk pundaknya lalu menggeleng seakan memberitahu bahwa usaha si penanya itu sia- sia.
“Kita sudah menanyakannya puluhan kali, sudahlah caramu tidak akan berhasil mungkin anak itu masih syok dan melupakan segalanya, kita cari saja alamat rumahnya di barang- barangnya”
Si penanya diam. Ia menatap gadis itu ingin bertanya lagi namun di urungkannya, alih- alih menatap gadis itu iba.
“Perlukah kita bawa dia ke rumah sakit? Kondisinya sangat buruk” tanya si penanya pada temannya.
Yang ditanya menoleh dengan muka malas. Ia memilih duduk di mejanya sambil membongkar barang- barang milik gadis itu. “Bro kau tahu ini bukan waktu kita untuk bertugas. Masih mending aku mau datang kesini setelah kau menelpon”
“Tapi lihatlah dia, prilakunya sama seperti keponakanku saat dia menelponku dengan panik”
Apa yang mereka ributkan? Dengan sekuat tenaga gadis itu mempertahankan matanya agar terus waspada. Tapi fisiknya berkhianat, ia mulai terlelap tidak peduli sekujur tubuhnya gemetar karena kedinginan atau bau tanah dan darah dari bajunya yang sangat menyengat. Ia sangat lelah. Ia butuh istirahat. Perlahan gadis itu memejamkan matanya meskipun suara pertengkaran dua polisi itu masih sayup terdengar di telinganya.
“Ya si pengecut itu tidak tahu setelah ini aku harus mengetik banyak laporan untuk kejadian ini. Apa yang harus aku katakan? Anak kecil bermain di hutan sampai ia tersesat? Atau ada hewan buas yang mencoba menerjang dua pelajar smp di hutan? Yang satunya tersesat dan yang satu menelpon pamannya yang polisi dengan panik sampai- sampai mengompol di celananya sendiri”
Si penanya menoleh kaget. “Kau benar! Mungkin saja memang ada hewan liar di hutan kita harus--”
“Melaporkannya? Bro jangan buat pekerjaanku semakin susah ok. Hutan itu sudah menjadi tempat wisata, kita ambil positifnya saja mungkin dia melihat hantu atau kucing mengira itu berbahaya lalu berlari menghindarinya dan terperosok lalu pingsan”
![](https://img.wattpad.com/cover/129037371-288-k886356.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Feeling You
Roman pour AdolescentsSetiap orang punya hak untuk mencintai dan dicintai - Feeling You - Update setiap Kamis dan Minggu