Prolog

64 10 13
                                    

Author : Eka Yuliana / lyanisti
Judul : Sebuah Rasa

''Brisha janji akan selalu sayang sama El,'' ucap gadis tersebut kepada kekasihnya.

''Di hati Brisha hanya ada El dan di hatinya El hanya ada Brisha,'' imbuhnya sembari tersenyum penuh bahagia.

Janji manis yang mereka ucapkan setahun yang lalu kini hanya menjadi angin lalu. Dulu mereka adalah sepasang kekasih yang paling romantis mengalahkan pasangan kekasih yang ada di dunia ini. Kini, mereka bagaikan air dan minyak yang susah untuk disatukan.

Semenjak Brisha mengenal Shaka, perlahan El mulai dilupakan. Ia lebih mengutamakan Shaka dibanding El yang merupakan pacarnya.

Setiap kali El membutuhkan Brisha, Brisha selalu tak ada.

Brisha mulai susah untuk dihubungi dan ditemui. Hingga akhirnya El merasa lelah dan mencoba membiarkan Brisha semaunya. Namun, El yang sangat mencintai Brisha tak mampu untuk melakukannya.

Melihat sahabatnya sedang menghadapi masalah dengan sang kekasih, Zoya selalu memberikan semangat dan selalu menemani El di kala sepi. Sikap Zoya perlahan membuat hati El luluh dan El mulai sadar bahwa ia juga mencintai Zoya begitu pula sebaliknya.

''Zo, aku sayang sama kamu,'' ucap El.

Zoya kaget mendengar pengakuan El. Ia merasa senang, namun juga merasa sedih. Ia tahu bahwa El sudah memiliki kekasih dan ia tak ingin menjadi orang ketiga di antara hubungan mereka. Meskipun tak dapat dibohongi lagi, selama ini diam-diam Zoya menyimpan rasa pada El.

''Ka-kamu pasti bercanda kan, El?'' tanya Zoya pelan dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengontrol hatinya.

''Aku serius, Zo. Selama ini aku hanya menganggap kamu sebatas sahabat, ternyata perasaanku ke kamu lebih dari seorang sahabat. Bodohnya, aku baru sadar sekarang,'' tuturnya.

Zoya hanya terdiam, tak mampu berbicara.

''Zoya, gimana?'' El menanyakan jawaban pada Zoya.

''Apanya yang gimana?'' tanya Zoya yang super polos.

''Ck! Kamu mau nggak jadi pacar aku?'' El bertanya pada Zoya dan berharap ia diterima.

Zoya hanya menunduk, perasaannya saat ini seperti permen nano-nano. Ingin sekali mengatakan 'ya' namun ia tak ingin menyakiti perasaan Brisha. Ingin menolak lelaki tampan yang saat ini di hadapannya, tapi ia tak sanggup. Namun, ia harus memilih walaupun situasinya sangat sulit.

''El, maaf. Aku nggak bisa. Aku lebih nyaman kita sahabatan,'' jawab Zoya pelan.

El yang tadinya tersenyum dan sangat percaya diri bahwa Zoya akan menerimanya, kini berubah menjadi lesu dan terlihat hatinya hancur lebur.

Di lain sisi, Brisha asyik berduaan dengan Shaka. Konon, mereka telah berpacaran selama tiga bulan dan selama tiga bulan itu juga sikap Brisha kepada El mulai berubah.

Shaka mengetahui bahwa sebenarnya Brisha memiliki kekasih. Namun, ia tak peduli. Hingga akhirnya Shaka meminta Brisha untuk memilih di antara dirinya dengan El.

Pilihan yang cukup sulit bagi Brisha.

Lalu, siapakah yang akan dipilih oleh Brisha?

Apakah El yang selama setahun ini menemaninya dan telah terikat janji di antara keduanya?

Atau justru Brisha lebih memilih Shaka yang baru ia kenal selama tiga bulan?

Sebuah Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang