01.

34 7 8
                                    

Meski berkali-kali El dikecewakan bahkan selalu dibuat sakit hati oleh Brisha, tapi perasaannya tak pernah berubah sedikit pun. Brisha selalu ada di dalam hati El. Boleh dibilang El sangat mencintai Brisha dan dibutakan oleh cintanya.

''Kamu kenapa lagi, El?'' tanya Zoya.

Ya, Zoya Alfathunissa merupakan sahabat El sedari kecil. Setiap kali El menghadapi masalah, ia selalu berkeluh kesah pada Zoya.

Sore ini, El dengan sengaja mendatangi rumah Zoya hanya untuk mencurahkan isi hatinya.

''Aku mau curhat,'' ucapnya.

''Hmm ... sok atuh.'' Zoya mempersilahkan El untuk memulai ceritanya.

''Aku mulai bingung sama sikap Brisha yang akhir-akhir ini mulai berubah,'' tuturnya.

''Brisha power rangers kali,'' ledek Zoya.

''Zoya! Aku serius,'' ucap El dengan wajah sendu.

''Iya, aku dua rius,'' jawab Zoya sedikit sebal.

''Aku kurang apa sih, Zo? Apa aku ada salah?'' tanyanya.

Melihat El seperti ini, Zoya sangat tidak tega. Ia ingin sekali menghampiri Brisha dan mencaci makinya karena telah membuat hati El hancur. Tapi, ia sadar bahwa dirinya bukan siapa-siapa.

''El-Insi Sakhiy, bagiku kamu itu udah cukup baik dan sempurna. Kamu juga nggak salah apa-apa. Cuma cewek aneh dan bodoh yang sudah menyia-nyiakan kamu seperti ini.'' Zoya mulai greget dengan Brisha dan tanpa sadar ia mengeluarkan uneg-unegnya pada El secara tak langsung.

El hanya tersenyum masam mendengar perkataan Zoya.

''Kamu segitu sayangnya sama Brisha, ya?'' tanya Zoya memastikan.

El hanya mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata.

''Sesayang apa sih kamu sama Brisha, El?'' Zoya kembali bertanya.

''Sayangku ke dia nggak bisa diukur pakai apapun, Zo. Aku sayang banget. Boleh dibilang aku nggak cuma sayang tapi sudah sangat cinta sama dia,'' jawab El.

Perkataan El barusan membuat hati Zoya seakan hancur berkeping-berkeping.

''Beruntung banget Brisha bisa dapetin kamu, El. Andai kamu sadar, diam-diam kamu selalu aku doakan dalam setiap tahajudku dan berharap kelak kita akan dipersatukan dalam sebuah ikatan suci," batin Zoya.

''Dih, bakpia pathok! Diajakin ngomong malah melamun,'' cibir El.

''Ehh gimana, El?'' tanya Zoya.

''Nggak gimana-gimana. Lupain aja,'' jawab El dongkol.

''Cielah es kepal milo, gitu aja ngambek,'' goda Zoya.

''Hmm...'' El hanya berdeham.

''Batuk? Minum racun tikus,'' ucap Zoya asal.

''Mati, nyet!'' jawab El sembari menjitak kepala Zoya.

Zoya hanya terkekeh melihat kelakuan sahabatnya.

***

Sepulang dari rumah Zoya, El kembali menghubungi Brisha dan berharap ada jawaban dari sang kekasih.

'Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif. Cobalah beberapa saat lagi.'

Lagi, lagi dan lagi.

Nihil.

Tak ada hasil.

El mulai mengetikan sebuah pesan dalam ponselnya.

Elshakiy : Kamu di mana? Dengan siapa? Sekarang berbuat apa?

Elshakiy : Sayang, opo koe krungu jerite atiku?

Elshakiy : Assalamualaikum, Brisha Pramudya.

Segala cara El lakukan untuk mengetahui kabar kekasihnya. Namun, selalu saja nihil.

El mulai dilema. Apakah yang ia lakukan ini benar atau salah?

Sebuah Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang