Sakit pun, El masih mengingat Brisha. Ia mencoba menghubungi Brisha dan memberitahukan bahwa ia sedang di rumah sakit dan berharap Brisha membalas dan menemaninya di saat seperti ini.
Elshakiy : Aku butuh kamu.
Elshakiy : Kamu ke mana? Aku sakit.
Elshakiy : Aku sendirian. Aku masuk rumah sakit.
Nihil. Tak ada balasan dari Brisha.
Elshakiy : Aku udah di rumah sakit, Zo. Perawatnya cantik hehe
Zoyaa : Alhamdulillah. Yaudah banyakin istirahat dan jangan mikir apa-apa! Awas aja kalo kamu nggak sembuh, El.
Elshakiy : Iya. Makasih, Zoya.
Zoya selalu memberikan semangat dan selalu menemani El di kala sepi. Sikap Zoya perlahan membuat hati El luluh dan El mulai sadar bahwa ia juga mencintai Zoya begitu pula sebaliknya.
El merasa bahwa Zoya sangat berbeda dengan Brisha. Di saat seperti ini, selalu saja Zoya yang selalu ada di sampingnya. Sedangkan Brisha, pacarnya malah asyik berduaan dan bermanjaan dengan Shaka.
***
Seperti layaknya para pasangan di malam minggu, Shaka mengajak Brisha untuk jalan-jalan. Di satu sisi, Brisha belum mengaktifkan handphone-nya dari kemarin dan otomatis ia tak mengetahui jika El saat ini sedang dirawat di rumah sakit.
''Sayang, nggak terasa kita udah jalan tiga bulan,'' ucap Shaka.
''Cepet banget, ya? Padahal rasanya baru kemarin jadian,'' imbuh Brisha.
Shaka hanya tersenyum.
''Sayang. Aku mau bilang sesuatu,'' kata Shaka.
''Bilang apa?'' tanya Brisha.
''Aku tahu sebelum kita jadian, kamu udah punya pacar. Tapi, kamu pernah bilang kalo kamu lebih nyaman sama aku. Kalo suruh milih, kamu lebih milih aku atau dia?'' tutur Shaka yang membuat Brisha tercengang.
''Kamu ngomong apa, sih?'' Brisha mencoba mengalihkan topik.
''Aku butuh kepastian, Brish! Aku nggak bisa lama-lama pacaran seperti ini!'' hardik Shaka.
Pilihan yang cukup sulit bagi Brisha.
''Aku nggak tahu,'' jawabnya.
''Kamu tinggal milih aku atau dia?'' ucap Shaka.
Brisha menarik nafas dalam-dalam kemudian ia hembuskan secara perlahan. ''Aku pilih El,'' ucapnya singkat.
Shaka tersenyum sinis. ''Ok. Kita putus!''
***
Paginya, Zoya datang ke rumah sakit untuk menjenguk dan menemani El. Ia membawakan soto kesukaan El.
''Pagi, El,'' sapanya.
''Lah, Zoya. Ngapain ke sini? Ehh itu apa?'' El menunjuk kantong kresek yang dibawa Zoya.
''Ini soto kesukaan kamu,'' ucapnya.
Sejenak El menatap Zoya sangat dalam. ''Zo, aku sayang sama kamu,'' ucap El.
Zoya kaget mendengar pengakuan El. Ia merasa senang, namun juga merasa sedih. Ia tahu bahwa El sudah memiliki kekasih dan ia tak ingin menjadi orang ketiga di antara hubungan mereka. Meskipun tak dapat dibohongi lagi, selama ini diam-diam Zoya menyimpan rasa pada El.
''Ka-kamu pasti bercanda kan, El?'' tanya Zoya pelan dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengontrol hatinya.
''Aku serius, Zo. Selama ini aku hanya menganggap kamu sebatas sahabat, ternyata perasaanku ke kamu lebih dari seorang sahabat. Bodohnya, aku baru sadar sekarang,'' tuturnya.
Zoya hanya terdiam, tak mampu berbicara.
''Zoya, gimana?'' El menanyakan jawaban pada Zoya.
''Apanya yang gimana?'' tanya Zoya yang super polos.
''Ck! Kamu mau nggak jadi pacar aku?'' El bertanya pada Zoya dan berharap ia diterima.
Zoya hanya menunduk, perasaannya saat ini seperti permen nano-nano. Ingin sekali mengatakan 'ya' namun ia tak ingin menyakiti perasaan Brhisa. Ingin menolak lelaki tampan yang saat ini di hadapannya, tapi ia tak sanggup. Namun, ia harus memilih walaupun situasinya sangat sulit.
''El, maaf. Aku nggak bisa. Aku lebih nyaman kita sahabatan,'' jawab Zoya pelan.
El yang tadinya tersenyum dan sangat percaya diri bahwa Zoya akan menerimanya, kini berubah menjadi lesu dan terlihat hatinya hancur lebur.
***
Setelah semalam ia memutuskan hubungan dengan Shaka. Brisha mulai kepikiran dengan El. Ia mengambil handphone-nya dan melihat ada beberapa chat yang dikirim oleh El.
BrishaP : Maafin aku, El. Aku udah nyia-nyiain kamu. Aku janji nggak akan seperti ini lagi.
Elshakiy : Gapapa. Aku juga udah lama tahu hubungan kamu sama Shaka. Aku maafin, kita mulai semuanya dari awal.
BrishaP : Makasih, El. Aku sayang banget sama kamu.
Elshakiy : Sayangku lebih dari yang kau tahu, Brisha Pramudya.
E N D
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa
Teen FictionJanji manis yang mereka ucapkan setahun yang lalu kini hanya menjadi angin lalu. Semenjak Brisha mengenal Shaka, perlahan El mulai dilupakan. Lalu, siapakah yang akan dipilih oleh Brisha? Apakah El yang selama setahun ini menemaninya dan telah ter...