04.

24 5 1
                                    

Waktu berjalan begitu cepat. Tanpa terasa mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Kedekatan mereka selama beberapa bulan ini membuat keduanya merasa saling nyaman dan merasakan sesuatu hal yang berbeda.

''El, nggak terasa kita udah beberapa bulan kenal dan aku nyaman sama kamu,'' kata Brisha.

Mendengar perkataan Brisha, El semakin yakin bahwa mereka memiliki perasaan yang sama.

''Aku juga, Sha,'' ucap El sambil mengelus puncak kepala Brisha.

Brisha hanya bisa tersenyum. Walaupun dalam hati kecilnya ingin sekali ia berteriak karena terlalu bahagia.

''Sha, kamu di sini sebentar. Aku mau ngasih sesuatu.'' Setelah itu El beranjak pergi ke suatu tempat.

Tak menunggu lama, El kembali dengan membawa cokelat dan boneka.

''Sha, mungkin ini udah saatnya aku bilang yang sejujurnya ke kamu,'' ucap El.

Brisha yang bingung dengan tingkah El pun bertanya, ''Bilang apa?''

''Aku sayang sama kamu. Aku jatuh cinta sama kamu sejak pertama kali kita ketemu. Will you be my girl friend, Brisha Pramudya?'' ucap El sambil memegang kedua tangan Brisha.

Brisha kaget. ''Kamu tadi bilang apa, El?'' tanya Brisha yang pura-pura tidak paham.

''Jangan sok nggak paham gitu deh, Sha,'' cibir El.

''Brisha Pramudya, kamu mau nggak jadi pacarnya El-Insi Shakiy?'' tanya El memastikan.

Brisha hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya.

''Jadi?'' El kembali bertanya.

''I'm yours,'' ucap Brisha.

''Akhirnya El nggak jomlo lagi, Ya Allah,'' kata El.

''Terus itu cokelat sama boneka yang kamu beli mau dikasih siapa?'' tanya Brisha sambil menunjuk cokelat dan boneka yang ada di samping El.

''Aku kasihin pacar akulah. Masa aku kasihin ke mimi peri?'' ucap El sambil mencubit pipi tembem Brisha.

''Sa ae si sipit,'' balas Brisha sambil terkekeh.

***

''Mbak untiku sayang, jangan lupa sarapan,'' ucap El dalam telepon.

''Iya sipitku. Kamu juga jangan lupa sarapan, ya?'' balas Brisha.

''Yaudah kalo gitu aku siap-siap dulu ya, sayang. Sampai ketemu di sekolahan.'' El kemudian mematikan sambungan telepon.

Sesampainya di sekolah...

''Pagi mbak unti cantik kesayangannya El,'' sapa El ketika Brisha duduk di samping bangkunya.

Brisha tersenyum kemudian membalas sapaan El. ''Pagi juga sipit gantengnya Brisha.''

Setelah itu Brisha mengeluarkan buku tulisnya dan menulis beberapa kalimat.

El yang sedari tadi memerhatikan dan penasaran apa yang ditulis pacarnya pun mulai bertanya, ''Kamu nulis apa? Serius banget sampai aku dikacangin.''

Brisha lalu menunjukkan buku tulisnya.

El-Insi Sakhiy,

Pacarku yang tersayang.

My love-love ku.

King baperku.

Suka baperan, suka ngegombal, suka bikin baper. Tapi, tetap aja aku sayang kamu pake banget.

Love you forever.

Tulus dari hati untuk dia yang aku sayang #El

Tanpa tersadar, El senyum-senyum sendiri ketika membaca tulisan Brisha.

''Coba deh baca yang satunya lagi. Dijamin makin baper,'' ucap Brisha yang kemudian menunjukan lembar berikutnya.

El menuruti Brisha dan kemudian mulai membacanya.

El-Insi Sakhiy,

Kamu itu nyebelin tapi ngangenin. Aku udah sayang banget sama kamu. Udah cinta banget sama kamu dan udah nyaman banget sama kamu. Walaupun baperan tapi perhatian. Kalo marah suka dipendem. Kali cemburu pasti nggak mau bilang. Walau begitu Brisha sayang banget sama El. Sayang dan Cinta Brisha tulus dari hati. Intinya I LOVE YOU, EL.

El terharu membacanya. Ia tak percaya bahwa Brisha begitu sayang dan cinta padanya.

''Kamu seriusan nulis ini buat aku?'' tanya El sambil menatap mata Brisha.

Brisha hanya mengangguk.

''Kamu sayang sama aku?'' El kembali bertanya.

''Iya. Brisha janji akan selalu sayang sama El,'' ucap gadis tersebut kepada kekasihnya.

''Di hati Brisha hanya ada El dan di hatinya El hanya ada Brisha,'' imbuhnya sembari tersenyum penuh bahagia.

Sebuah Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang