''Brisha,'' panggil Shaka.
Brisha menoleh dan melihat Shaka telah menunggunya sedari tadi.
''Yuk pulang,'' ajak Shaka.
''Maaf, Kak. Tapi, aku pulang sama teman,'' tolak Brisha.
''Ck! Kamu lupa? Saya nggak menerima penolakan!'' Shaka kemudian menggandeng tangan Brisha dan mereka berjalan menuju parkiran.
Brisha hanya pasrah dan menuruti kemauan Shaka.
***
Mereka keluar dari gerbang sekolah. Namun, di seberang sana El melihat Brisha pulang bersama cowok lain dan diam-diam El mengikuti.
''Kita makan dulu, ya?'' ajak Shaka.
Sampailah di sebuah kafe yang lokasinya tak jauh dari sekolah mereka. Shaka memesankan makanan dan minuman untuk Brisha dan Brisha tak boleh menolaknya.
''Kamu kenapa milih Ganendra?'' tanya Shaka.
''Mungkin karena aku nggak diterima di Edu,'' jawabnya singkat.
''Ck! Jadi, Ganendra kamu jadiin pilihan yang kedua?'' ucap Shaka yang hanya dibalas anggukan oleh Brisha.
Tring!
Handphone Brisha berbunyi. Terlihat ada chat dari El.
Elshakiy : Kamu di mana?
Secepat kilat Brisha membalas pesan dari El.
BrishaP : Lagi di kafe dekat sekolah sama kakak kelas.
BrishaP : Maaf, aku nggak bilang karena buru-buru.
BrishaP : Jangan marah.
Elshakiy : Iya.
Ketika Brisha ingin membalas pesan El, tiba-tiba handphone-nya diambil oleh Shaka.
''Kembaliin handphone aku,'' pinta Brisha.
''Saya nggak suka kalo ada orang yang lagi jalan sama saya tapi dia sibuk sendiri,'' ucap Shaka.
Brisha memandang kesal terhadap Shaka. Dari kejauhan El tetap memerhatikan gerak-gerik keduanya.
Tak lama pesanan mereka pun datang.
''Dimakan, jangan dilihatin mulu,'' perintah Shaka.
Brisha kemudian makan dengan kondisi masih sangat kesal.
***
Selesai makan, mereka tak langsung pulang. Mereka masih duduk di kafe tersebut. Namun, El telah pulang.
''El Shakiy itu siapa?'' tanya Shaka.
''Pacar aku,'' ketus Brisha.
''Buruan kembaliin hp aku!'' imbuh Brisha.
''Nggak! Saya akan ngembaliin nanti ketika udah di depan rumah kamu!'' ucap Shaka penuh kemenangan.
Hening. Tak ada yang bersuara di antara keduanya.
''Saya suka sama kamu,'' kata Shaka.
Brisha tercengang mendengar perkataan Shaka.
''Saya sudah lama suka sama kamu dan saya nggak nyangka kamu masuk di sekolahan yang sama dengan saya,'' tuturnya.
''Emang kita sebelumnya udah saling kenal?'' tanya Brisha.
''Hampir di semua akun sosial media kita berteman,'' jawab Shaka dengan lantang.
''Gila,'' batin Brisha.
''Mulai sekarang kita pacaran,'' perintah Shaka.
Brisha tak terima. ''Enggak! Aku udah punya pacar. Aku nggak mungkin pacaran sama kamu. Toh, kita baru ketemu tadi karena ospek,'' tutur Brisha.
Shaka hanya tersenyum sinis. ''Ck! Kalo Ganendra aja bisa kamu jadiin pilihan kedua, kenapa saya nggak bisa? Saya nggak menerima penolakan! Intinya mulai sekarang kita pacaran!'' kekehnya.
''Dasar gila!'' maki Brisha.
Shaka hanya tertawa penuh kemenangan.
***
Brisha akhirnya sampai di depan rumahnya. Handphone-nya tanpa diminta telah dikembalikan sendiri oleh Shaka.
''Besok pagi saya jemput, nggak boleh nolak!'' ucap Shaka yang kemudian bergegas pergi meninggalkan rumah Brisha.
Baru saja Brisha ingin memasuki rumah, terdengar suara motor El.
''Assalamualaikum,'' ucap El.
''Wa'alaikumsalam. Tumben ke sini, El,'' tanya Brisha.
''Nggak boleh, ya?'' Bukannya menjawab pertanyaan Brisha, El justru berbalik bertanya.
''Boleh, kok,'' ucap Brisha singkat.
''Baru pulang jam segini?'' tanya El.
Brisha hanya mengangguk.
''Gimana sekolahnya? Seneng? Habis dapet pacar baru, ya,'' goda El.
''B aja. Aku lagi sebel. Masa ada kakak kelas yang nyebelinnya tingkat dewa, namanya Shaka. Aku sebel banget sama dia,'' tutur Brisha penuh emosi.
El hanya tertawa dan dia paham siapa orang yang Brisha maksud. ''Sabar. Jangan sebel ntar malah jadi cinta,'' ledeknya.
''Dih! Amit-amit!'' ucap Brisha kesal.
Hening.
''Hmm ... mulai besok sepertinya aku nggak bisa pulang pergi sama kamu lagi, Sha. Secara sekolah kita nggak searah,'' tutur El dengan wajah sendu.
Brisha menghembuskan nafas dengan kasar. ''Iya, gapapa,'' ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa
Teen FictionJanji manis yang mereka ucapkan setahun yang lalu kini hanya menjadi angin lalu. Semenjak Brisha mengenal Shaka, perlahan El mulai dilupakan. Lalu, siapakah yang akan dipilih oleh Brisha? Apakah El yang selama setahun ini menemaninya dan telah ter...