03 . Berbincang dengannya

245 28 0
                                    

Entah karena apa, tiba tiba saja Jihoon mengajak Sohye jalan hari ini. Tidak jauh, hanya ke mall dekat rumah sakit.

Sohye menunggu Jihoon selesai shiftnya. Sohye duduk di kursi tunggu di lobby. Ia sibuk bermain handphone.

Tiba tiba, selembar kertas terjatuh dihadapan Sohye. Sohye bingung, ia mengambil kertasnya dan membacanya.

Untukmu oleh Lee Jong Hwa

Kamu adalah segalanya

Semua langkahku mengarah padamu

Semua lagu ditujukan untukmu

Dan aku, buta oleh cahayamu

Aku hanya bisa melihatmu di tengah kerumunan orang di pusat kota

Aku melihatmu di setiap bunga di sepanjang jalan

Aku melihatmu dalam secangkir kopi yang kuminum

Aku dapat membayangkanmu berada di puncak gunung saat matahari terbenam

Segala di bumi ini terlihat berbeda sekarang

Dan 'menunggu' tidak ada lagi dalam kamusku.

Aku selalu ada disampingmu.

Sohye melihat sepasang kaki di depannya. Ia mendongak sedikit untuk melihat si pemilik kaki tersebut.

"Maaf, kertas yang kau pegang, ini punya ku." ucap si pemilik kaki itu. Oh, Sohye terkejut. Laki laki itu, ia pernah melihatnya.

"Park Woojin-ssi?" tanya Sohye.

"Ah, Kim Seonsangnim. Akhirnya kita bisa bertemu kembali." ucap Woojin ramah dengan hiasan senyum indah di wajahnya.

"Aku juga. Sebelumnya, aku bisa tahu umurmu? Barangkali kita seumuran, kita bisa menggunakan bahasa informal."

"Umurku 24 tahun."

"Ah, kita beda 5 tahun. Mungkin kita akan tetap menggunakan bahasa formal."

"Oh, beda 5 tahun doang. Bahasa Informal aja, gue lebih enak gitu." Woojin menempati kursi yang kosong tepat di sebelah Sohye.

Dan kini, jantung Sohye berdetak lebih dari biasanya.

"O-oke, ini tadi, kertas lo buat apa?" tanya Sohye mencoba menutupi kegugupannya.

"Oh, kertas ini, dari orang." jawab Woojin.

Setelahnya tidak ada percakapan lagi diantaranya. Baik Woojin ataupun Sohye sama sama tidak angkat bicara.

Woojin yang tidak tahan dengan keheningan ini, mencoba membuka suara, "Lo, ga pulang?" tanya Woojin.

Sohye tersenyum, "Gue nunggu Jihoon dulu."

"Jihoon siapa?" tanya Woojin bingung. Padahal Woojin sudah pernah bertemu dengan Jihoon sebelumnya, tapi mungkin dia lupa.

"Jihoon, dia dok--" omongan Sohye terpotong. Jihoon datang dan menarik Sohye untuk bangkit dari tempat duduknya.

"Apa sih hoon narik narik." protes Sohye tak suka.

"Kenalin, gue Jihoon. Dokter disini. Sahabat baiknya Sohye." Jihoon mengulurkan tangannya ke hadapan Woojin.

Sohye hanya menatap Jihoon bingung. Bagaimana tidak, selama ini Jihoon baru berbicara informal ketika sudah keluar dari rumah sakit.

Woojin menjabat tangan Jihoon, "Park Woojin. Kita, udah pernah ketemu sebelumnya."

Jihoon berusaha mengingatnya, "Ah, lo anaknya tuan park. Ada perlu apa lo disini?" tanya Jihoon.

"Gue mau ketemu seseorang aja kok."

"Bukan Sohye kan?"

Lagi lagi perkataan Jihoon membuat Sohye bingung. Tidak biasanya Jihoon seperti ini.

"Oh, bukan. Gue sih ga sengaja aja ketemu sama Sohye. Dan kebetulan kita nyambung. I think we can talk again next time." ucap Woojin santai.

Tapi, raut wajah Jihoon berbanding terbalik dengan omongan Woojin. Ekspresinya, tidak bisa diartikan.

"Hye, udah terlalu malam. Nanti kita terlambat nontonnya. Woojin, gue duluan ya." Jihoon menarik tangan Sohye pergi. Sohye hanya pasrah, dan mengikuti Jihoon.

Namun, Woojin juga menarik tangan lainnya milik Sohye. Jadi kini, tangan kanan Sohye ditarik oleh Jihoon. Sedangkan tangan kirinya ditahan oleh Woojin.

/drama amat_-/

"Ck." Jihoon mendecak kesal, kemudian melepaskan tangannya dari Sohye.

"Woojin?" Sohye menatap Woojin bingung.

"Ah, gue cuma pengen minta ID line lo." jawab Woojin sembari menunjukan handphone nya.

"sohyexx_" jawab Sohye

"Udah kan? Ayo hye cepet." Jihoon menarik tangan Sohye menjauh dari Woojin.

Dimobil, Sohye justru terkesan melupakan sikap aneh Jihoon tadi. Entah apa yang ia pikirkan. Ia malah tersenyum tanpa alasan sedari tadi.

"Lo kenapa sih, hye?" tanya Jihoon penasaran.

Tapi, perempuan bermarga kim itu justru menghiraukan pertanyaan Jihoon. Ia meraih handphone-nya dan sibuk sendiri.

Jihoon terkacangkan.

"Sial, gue dikacangin." singgung Jihoon.

"Hah? Kenapa hoon?" Sohye sadar akan kehadiran Jihoon.

Memang ya, orang yang lagi bahagia, suka lupa sekitarnya.

"Ngapain sih? Seneng banget."

"Hoon, gue suka sama Woojin."

~To Be Continue~

Apple [Woojin × Sohye]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang