02 . Kepergiannya

236 26 5
                                    

Sohye dan Jihoon sudah selesai makan. Sohye hanya makan sewajarnya. Malah cenderung sedikit. Karena ia masih memikirkan laki laki itu.

Sedangkan Jihoon, entah apa yang dipikirkan olehnya. Jihoon minum terlalu banyak. Dan tentunya itu merepotkan Sohye.

Terpaksa, Sohye yang menyetir mobil Jihoon. Dan Sohye harus mengantar Jihoon ke rumahnya.

----

Pagi ini seperti biasanya. Sohye berangkat ke kampusnya terlebih dahulu. Untuk menyelesaikan beberapa urusannya. Lalu kembali ke rumah sakit. Melanjutkan pelatihannya.

"Ayo, kita cek pasien kamar 11 lagi." Ajak Jihoon. Sohye menuruti. Sohye mengekori Jihoon menuju kamar 11.

Tapi, langkah mereka terhenti ketika melihat salah seorang suster merapihkan ranjangnya.

Jihoon menghampiri suster tersebut, dan bertanya, "Tuan Park kemana?"

"Tuan Park, baru saja meninggal dini hari." Jawab suster tersebut.

Tubuh Sohye kini terasa kaku. Mungkin Jihoon juga merasakan yang sama. Mereka kaget, itu jelas. Mereka sama sekali tidak menyangka hal ini akan terjadi.

----

Jihoon dan Sohye, kini berada di Jangraeshikjang¹. Mereka hanya berdiri diambang pintu melihat foto Tuan Park terpajang ditengah bunga bunga.

Tapi ada satu orang yang berhasil mengalihkan perhatian Sohye.

Laki laki kemarin malam, batin Sohye.

Setelah selesai melakukan ritualnya, Jihoon dan Sohye berbincang sedikit dengan Nyonya Park, dan laki laki itu.

"Terimakasih, karena sudah merawat suamiku." Ucap Nyonya Park sambil membungkukan badannya. Laki laki itu juga ikut membungkukan badannya.

"Park Woojin." Ucap laki laki itu yang ternyata bernama Woojin,sambil mengulurkan tangannya kepada Jihoon.

Jihoon membalas uluran tangannya, "Park Jihoon." Ucapnya sambil tersenyum.

Woojin kembali memperkenalkan dirinya. Kini kepada Sohye. Sohye membalas uluran tangan Woojin, sembari memperkenalkan dirinya. "Kim Sohye."

Woojin tersenyum, "yeppoe²" ucapnya.

Dan kini, jantung Sohye berdetak lima kali lebih cepat.

"Kim seonsangnim³ , terimakasih, karena sudah membantu mengupaskan apel untuk suamiku. Sebenarnya, kemarin aku tidak tertidur. Dan kemarin adalah hari ulang tahunku. Aku sangat suka Apel, tapi tanganku tidak lagi kuat untuk mengupasnya. Kemarin, suamiku memberiku hadiah terakhirnya, sebuah apel." Jelas Nyonya Park. Air mata itu kembali mengalir di pipi Nyonya Park.

"Eomma⁴..." ucap Woojin lirih

Sohye maupun Jihoon tentunya terkejut mendengar penjelasan Nyonya Park. Jihoon menyesal, karena telah berbohong demi menghindari itu. Dan Sohye, ikut meneteskan airmata nya.

----


Sohye dan Jihoon, kini sedang makan di kafetaria rumah sakit. Ya, mereka selalu berdua, kapanpun, dimanapun.

Everytime everywhere
nae meorissoge neobakke anboyeo
--hayo lagu apa? :v

/Gapenting./

Tiba tiba, air mata Sohye kembali mengalir. Jihoon panik melihat sahabatnya menangis tanpa aba aba.

"Kamu kenapa?" Tanya Jihoon.

"Gue nyesel hoon. Harusnya, gue bisa ngupasin apel itu lebih bagus lagi hoon. Jujur aja, gue kesel banget saat itu. Gue ngerasa dia ngebuang waktu gue banget waktu itu. Tapi, kalo tau ending-nya bakal gini, gue pasti ikhlas banget ngelakuinnya." Jawab Sohye.

Jihoon yang sedari tadi masih memegang sendok dan garpu di kedua tangannya, segera melepasnya. Ia menarik nafas,

"Kamu masih beruntung. Sebenarnya, saya berbohong saat itu. Saya tidak punya urusan. Saya malas, saya capek. Makanya saya cari alasan dan suruh kamu." Timpal Jihoon.

Sohye masih tertunduk. Nafsu makannya hilang.

"Kamu jangan terlalu sedih gitu. Tuan Park nanti ikutan sedih kalo kamu sedih. Ini, kali pertama ya kamu liat pasien meninggal?" Jihoon berusaha menenangkan Sohye.

Sohye mengangguk lemas. "Emang, sesering itu ya pasien meninggal disini?"

"Dokter bukan Tuhan. Semua orang bisa meninggal kapan pun. Sudah menjadi resiko sebagai dokter ngadepin semua nya, hye." jelas Jihoon.

Sohye berusaha mengerti, dan mengurangi kesedihannya.

~TBC~

Note :
¹Jangraeshikjang :
²Yeppeo : cantik
³Seonsangnim : dokter
⁴Eomma : Ibu

Update nih, sebelum nanti lupa lagi :)

Apple [Woojin × Sohye]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang