Sohye terduduk lemas di ruangannya di rumah sakit. Sejujurnya ia lapar, karena tadi ia belum sempat menyelesaikan makanannya.
Tak lama, Jihoon datang dan duduk tepat di depan Sohye.
"Sudah selesai pacarannya?" tanya Jihoon ketus.
Sohye hanya diam, tidak peduli dengan pertanyaan Jihoon.
Jihoon menatap Sohye heran. Tidak biasanya Sohye seperti ini. Sahabat sejak kecilnya pasti menjawab pertanyaan Jihoon apapun kondisinya. Kecuali Sohye sedang bermain ponsel.
"Kamu sedang ada masalah ya?"
"Gue laper."
"Kamu kan tadi makan sama Woojin."
Sohye terdiam mendengar nama Woojin. Jihoon yang merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan sahabatnya ini segera bertanya.
"Kamu sedang ada masalah ya?" Jihoon mengulangi pertanyaannya.
Sohye mengangguk lemas.
Sohye rasa, Jihoon orang yang tepat untuk mencurahkan keluh kesahnya sekarang.
"Cerita, sebelum saya ada urusan lain."
"Beliin makanan dulu dong, gue laper."
Jihoon terkekeh, "ya sudah kita ke kafetaria saja."
"Tapi bayarin ya?"
Jihoon mengangguk sembari tersenyum.
---
Kini Jihoon dan Sohye sudah terduduk manis di kafetaria rumah sakit. Tak lupa dengan semangkuk bibimbap tertata rapi di meja.
Ya, hanya semangkuk karena hanya Sohye yang makan siang, karena Jihoon sudah makan siang sebelumnya.
"Saya sudah traktir kamu. Sekarang, kamu ceritakan masalah kamu."
Sohye yang awalnya lahap memakan makanannya, mendadak berhenti dan menatap Jihoon sendu.
"Woojin udah punya pacar." ucap Sohye lirih.
Jihoon membulatkan matanya kaget. Ia tak menyangka jika yang membuat sahabatnya murung adalah sosok yang membuatnya bahagia kemarin.
"Kamu tau dari mana?" tanya Jihoon memastikan.
"Tadi Woojin sendiri yang ngenalin." air mata Sohye mengalir tanpa aba - aba, "gue harus apa?" lanjutnya.
Jihoon mengeluarkan sapu tangannya, "lap dulu air matanya, kamu jelek."
Sohye mengambil sapu tangan milik Jihoon dengan kasar. Tangannya mengarahkan sapu tangan itu menyapu air matanya.
"Jadi, kamu masih mau bertahan dengan cinta sepihakmu itu?"
Sohye menggedikkan bahunya, "mungkin gue bakal usaha biar cinta gue terbalaskan."
"Jangan seperti itu, cinta tidak bisa dipaksakan."
"Tapi hoon, gue gak bisa lupain Woojin gitu aja. Gue sayang banget sama Woojin, Hoon."
Jihoon menegakkan badannya dan menatap Sohye serius.
"Dengar ini, love is not about you, love is not about me, but, love is about us. Maksudnya, kalau dalam hal ini hanya tentang kamu, tapi tidak dengan Woojin, itu bukan cinta namanya. Lantas, buat apa kamu masih bertahan? Laki laki tidak hanya satu, Sohye." jelas Jihoon yang terdengar seperti nasihat untuk Sohye.
Sohye terdiam mendengar nasihat Jihoon. Nasihat Jihoon benar, tapi Sohye tidak bisa menerimanya.
"Gak bisa, Hoon. Gue udah terlalu sayang sama dia."
"Kamu gak akan bisa kalau kamu gak pernah coba. Pelan pelan pasti kamu bisa melupakan Woojin."
Jihoon yang awalnya berada di depan Sohye, kini beralih ke sebelahnya. Jihoon menarik Sohye ke dalam pelukannya. Ia melakukan ini untuk menenangkan Sohye.
Sohye masih terus saja menangis. Entah, Sohye terlihat begitu menyedihkan.
"Sohye, kamu jangan terlalu banyak menangis. Nanti orang lain akan banyak bertanya." lagi - lagi Jihoon memberi Sohye sapu tangan.
"Nanti malam, kamu pulang sama saya ya. Malam ini kita senang senang, lupakan si Woojin itu."
---
"Mau minum?"
Sohye menggeleng. Ia hanya sibuk menatap Jihoon yang sedang menuangkan minumannya.
Jihoon dapat melihat dengan jelas jika Sohye masih sedih dengan kejadian tadi.
"Masih sedih ya, gue harus apa biar lo ga sedih lagi?"
Sohye menggeleng, lagi.
"Sohye jebal¹, jangan seperti ini." Jihoon masih berusaha menghibur Sohye. Ia tidak tau dengan cara apa lagi agar Sohye melupakan Woojin.
"Maaf ya, gue nyusahin." akhirnya Sohye bersuara lagi.
"Enggak gitu, gimana ya." Jihoon menggaruk tengkuknya, "mau makan ga?"
"Gak laper." jawab Sohye singkat.
Jihoon menghela nafas kasar, "mau denger suatu kebenaran ga?"
"Apa?"
"Gue sebenernya suka sama lo, Hye."
~To Be Continued~
Note:
¹jebal : mohon
KAMU SEDANG MEMBACA
Apple [Woojin × Sohye]
FanfictionBukan merk. [slow update] "Aku jadi mau beli apel, sama toko - tokonya kalau bisa." "Buat apa?" "Mau bilang, makasih, karena apel, kita bisa ketemu." Inspired by 'A Poem A Day'.