11. Kind Brother

213 21 0
                                    

Sohye sudah sampai dirumahnya. Ia melihat arlojinya, dan jarum jam menunjukan pukul 10.25. Sudah cukup malam hingga membuat Mingyu geram.

"Lo tuh, seenggaknya kalau mau pulang malem bilang ke orang rumah, jangan kayak gini. Bikin khawatir tau gak," omel Mingyu.

"Gue juga gak tau kalau mau pulang malam," jawab Sohye sembari memutar bola matanya malas.

"Untung aja mama papa lagi di Busan. Coba kalau ada, pasti mereka marah. Apalagi papa."

"Iya iya gue salah. Udah ah berisik," Sohye sudah tidak betah lagi diomeli kakaknya. Ia meninggalkan Mingyu yang masih saja marah - marah.

Yang Sohye butuhkan kini adalah menenangkan diri, bukannya mendapat omelan panjang dari Mingyu.

---

"Sohye, udah tidur belum?" tanya Mingyu dari luar kamar. Tangannya juga mengetuk pintu kamar Sohye.

Tak ada sautan dari dalam, Mingyu pun membuka pintu kamar Sohye dan masuk kedalamnya.

Kamarnya sudah gelap, lampu utamanya sudah dimatikan. Tersisa lampu tidur yang masih menyala. Ternyata, Sohye sudah tidur.

Mingyu mengamati adik perempuannya ini. Ia mengambil kursi dan duduk disamping ranjang Sohye.

"Hye, maaf ya gue udah marah - marah tadi, gue cuma khawatir sama lo."

Mingyu tau, ada sesuatu yang terjadi dengan Sohye pastinya. Raut wajah Sohye ketika pulang sangat menunjukan bahwa Sohye sedang tidak baik.

"Gue tau, lo lagi kenapa - kenapa kan? Tadinya, gue kesini mau dengerin lo curhat, tapi karena lo udah tidur, besok pagi aja."

Mingyu tersenyum, kemudian ia bangun dan kembali menaruh kursi ke tempat awalnya.

"Have a nice dream, Hye. Jaljaa¹."

---

Matahari sudah terbit, sinarnya pun sudah memasuki kamar Sohye. Namun, Sohye masih belum bangun juga.

Sohye sedang tidak baik. Baik hatinya, maupun fisiknya. Badan Sohye cukup panas dan keringat tak henti hentinya keluar dari dahi Sohye.

Mingyu  khawatir karena Sohye tak kunjung keluar. Ia masuk ke kamar Sohye dan menemukan Sohye dalam keadaan terlelap dengan dahi penuh keringat. Sohye juga terlihat gelisah.

Mingyu mendekatinya, dan mengecek suhu tubuh Sohye.

"Calon dokter kok sakit."

Mingyu mengambil kompres, lalu ia pakaikan pada dahi Sohye. Mungkin karena Mingyu yang tidak pandai berhati - hati, Sohye bangun dibuatnya.

Mata Sohye terbuka dan menampakkan matanya yang berair. Sohye menatap sendu kakak laki - lakinya ini.

"Oppa.."

Mingyu tersenyum, "Mian, ada sesuatu yang terjadi sama lo ya?  Maaf semalem gue udah marahin lo."

Sohye menggeleng, "Gue juga salah kok."

Mingyu mengambil duduk di tepi ranjang Sohye. Mingyu benar - benar merasa salah melihat Sohye seperti ini. Bagaimana pun, Mingyu masih punya hati untuk khawatir dengan adik kandungnya.

"Ada apa semalem? Coba cerita."

Sohye menghela nafas, "Oppa, pernah patah hati?"

Mingyu tampak berpikir, sepuluh detik setelahnya ia mengangguk.

"Sebelum gue sebahagia ini sama Mina, gue juga pernah ditolak sama Mina, Hye."

Sohye terbangun, ia merasa tertarik dengan pembicaraan kali ini. Walau sedikit sakit mengingat kejadian kemarin.

"Gue suka Mina udah lumayan lama. Sampai suatu saat gue coba nyatain perasaan gue ke dia, dan lo tau apa yang terjadi? Gue ditolak didepan umum, Hye. Seisi sekolah tau kalau gue ditolak Mina. Tapi, sekarang seisi sekolah juga tau kalau Mina udah nerima gue."

Kalau kalian pikir Mina disini adalah kekasih sialan Woojin, tentu salah. Ini Myoui Mina, kekasih Kak Mingyu sejak SMA, sudah hampir 8 tahun yang lalu.

/jadi pengen buat spin off mingyu-mina. gimana gimana? :v/

"Sekarang, giliran lo yang cerita," kata Mingyu.

"Gak ada yang mau diceritain," ujar Sohye santai. Sohye memang begitu, cenderung tertutup dengan masalah hatinya. Namun Mingyu pun tak biarkan Sohye terus tertutup.

"Gue kenal lo dari lo masih dikandungan, masih mau nutupin semuanya dari gue?" tanya Mingyu.

"Gwenchana, udah lo kerja aja."

"Gue izin, gue gak mau biarin lo sendirian di rumah dalam keadaan kayak gini. Kurang baik apa gue," ucap Mingyu dengan percaya dirinya. Sedangkan Sohye hanya mendengus kesal.

"Lo juga jangan lupa izin ke Jihoon," lanjut Mingyu. Mingyu bisa melihat jelas jika ada perubahan raut wajah Sohye ketika nama Jihoon disebutkan.

"Hye, masih gak mau cerita?" tanya Mingyu lagi.

Sohye menghela nafas, "cuma patah hati kok, gue gak apa - apa."

"Patah hati kenapa?"

"Gue suka sama orang, tapi ternyata dia udah punya pacar."

"Berarti belum jodoh. Tenang, cowok gak dia doang. Kalau perlu, gue bisa cari cowok buat dijodohin sama lo."

Entah kenapa Sohye justru tertawa, "lebay ah."

Mingyu mengacak pelan rambut Sohye. "Pokoknya inget, masih ada gue, sama Papa, cowo yang setia sama lo. Yang sayang sama lo.  Yang gak akan nyakitin lo."

~To Be Continued~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Apple [Woojin × Sohye]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang