10. Kebenaran (2)

154 13 5
                                    

Flashback on.

Sohye yang baru pulang sekolah kini sedang duduk di taman. Menunggu Jihoon yang janji menemuinya sepulang sekolah Sohye.

Mereka memang sudah lama tidak bertemu. Jihoon baru saja masuk kuliah sehingga itu membuatnya sibuk. Ya, mahasiswa kedokteran mana yang tidak sibuk.

Sohye menunggu Jihoon sembari membaca buku. Tak dapat dipungkiri jika Sohye sangat menyukai dunia sastra.

Namun, bukan berartI Sohye akan melanjutkan sekolahnya ke bidang sastra. Dia justru berniat melanjutkan sekolahnya ke bidang kedokteran.

Dan alasan dibalik itu adalah seorang laki laki yang sedang ia tunggu sekarang. Ya, Park Jihoon.

Siapapun mungkin akan merutuki Sohye karena sudah main - main dengan cita - citanya demi seorang laki - laki. Namun, Sohye tidak bisa mengelak jika memang itu yang hatinya mau.

Sohye masih menunggu Jihoon yang tak kunjung datang. Lima belas menit berlalu dari waktu yang ditentukan untuk bertemu.

Sohye memutuskan untuk menelfon Jihoon, namun ia urungkan niatnya. Jihoon sudah sampai.

"Maaf, telat," ucap Jihoon.

"Kenapa lagi?" tanya Sohye.

"Tadi nganterin Yoojung pulang dulu."

"Yoojung? Siapa Yoojung?" tanya Sohye lagi.

Raut wajah Jihoon kini berubah. Terlihat jelas jika Jihoon sedang bahagia.

"Nah, gue ngajak lo ketemuan, karena gue mau cerita soal Yoojung," ucap Jihoon antusias.

Jihoon yang tadinya masih berdiri dihadapan Sohye, kini ia sudah duduk manis di samping Sohye.

Tangannya memberi Sohye sebotol minuman yang sengaja ia belikan sebelum sampai disini.

"Gomawo¹," ujar Sohye singkat.

Jihoon meneguk minumannya sebelum menceritakan semuanya. Ia menghela nafas sebentar.

"Sebenernya, gue lagi suka sama cewe," ucap Jihoon mengaku.

Sohye nyaris saja tersedak ketika mendengar pernyataan Jihoon. Ia terkejut bukan main ketika mengetahui, pria yang ia cintai, juga sedang jatuh cinta.

"Namanya Choi Yoojung. Orangnya cantik, baik, pintar, pokoknya tipe gue banget. Kita mulai dekat karena Yoojung teman sekelompok tugas gue," lanjut Jihoon menceritakannya lagi.

Sohye susah payah menahan air matanya agar tak jatuh. Hatinya terasa tertusuk setiap kali mendengar Jihoon berbicara mengenai wanitanya itu.

Sohye kecewa. Ia sudah menunggu lama untuk bertemu Jihoon, namun yang ia dapatkan justru seperti ini.

"Hye, kok diem?" tanya Jihoon menyadarkan Sohye dari lamunannya. Ya, Sohye bahkan tak sadar jika daritadi ia hanya diam menanggapi pernyataan Jihoon.

"Eh? Eungg, gak, gak apa - apa," Sohye berbohong. Jelas hatinya kini hancur berkeping - keping dan itu tidak pantas disebut 'tidak apa - apa'.

"Gue cuma kaget aja, orang kayak lo bisa jatuh cinta juga," lanjut Sohye berbohong lagi. Dan kini diiringi dengan senyum palsu milik Sohye.

"Hey girl, i'm a human, too."

Setelahnya, keadaannya hening. Keduanya kalut dengan pikirannya masing - masing. Jihoon dengan wanitanya, dan Sohye dengan perasaannya.

"Hoon," panggil Sohye memecah keheningan.

Gimana caranya jadi cowok yang disukain lo? Lo tau, lo itu first love gue. Tapi, yang gue rasain kayak gini.

Kata - kata tadi hanya bisa Sohye lontarkan dalam hati. Mengatakannya langsung? Jelas ia tidak punya nyali untuk itu.

Sohye hanya diam menunduk membuat Jihoon bingung. "Kenapa, hye?"

Sohye mengangkat kepalanya, menatap Jihoon sebentar. Ia menggelengkan kepalanya, kemudian tersenyum—palsu.

"Yaudah, sekarang mau kemana? Udah lama kita gak jalan bareng," tawar Jihoon.

"Pulang aja, gue cape," jawab Sohye bohong. Ia ingin segera pulang dan menangis karena laki laki dihadapannya ini.

"Yakin? Padahal gue mau traktir lo."

Sohye tersenyum, "Maybe next time."

Flashback off.

Jihoon terpaku mendengar pengakuan Sohye. Ia tidak pernah menyangka akan fakta ini.

"Dan seminggu setelahnya, lo jadian sama Yoojung. Setelah itu, gue mencoba buat move on dari lo. Berharap sama orang yang dimiliki orang lain itu gak enak, Hoon," jelas Sohye.

Terjadi keheningan yang cukup lama. Mereka berdua sama - sama sibuk dengan pikirannya.

Keduanya mencoba mencerna apa yang terjadi dengan dirinya. Keduanya sama - sama kalut dengan perasaannya.

"Mian²..." ucap Jihoon lirih.

"Nado³..." Sohye juga bersuara.

Lagi lagi hening. Tak ada yang bersuara.

Sohye menghela nafasnya, kemudian mengambil tasnya dan beranjak dari duduknya. Jihoon melihatnya heran.

"Mau pulang?"

Sohye mengangguk.

"Gue anterin."

Sohye menggeleng.

"Kenapa?"

Sohye menghela nafas, "lagi mau sendiri. Gue bisa kok naik taksi."

Sohye tak peduli dengan tanggapan Jihoon, ia memilih pergi meninggalkan Jihoon. Pikirannya sangat kacau untuk saat ini.

Selama di taksi, ia hanya melihat lihat jalan. Karena bosan, ia membuka ponselnya.

Ada 12 missed call, dari Mingyu— kakak laki - lakinya.

Ah, setidaknya Sohye masih punya Mingyu. Laki - laki kedua setelah ayahnya, yang tidak akan menyakitinya.

~To Be Continued~

Note
¹Gomawo: terima kasih
²Mian: maaf
³Nado: aku juga

Update terakhir sblm hiat hehehe

Btw, new year galauin wanna one ya :'(

Apple [Woojin × Sohye]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang