Jihoon terdiam ketika mendengar pengakuan Sohye. Raut wajahnya tidak dapat diartikan. Entah marah, sedih, senang, kaget atau apapun. Namun, Sohye tidak memperdulikannya. Ia malah sibuk bahagia dengan sosok Park Woojin.
Sesuai janji, Jihoon mentraktir Sohye malam ini. Mereka mengantre tiket sambil sedikit berbincang.
"Hye, nanti beli popcorn nya satu aja ya." tawar Jihoon.
"Gak ah. Lo kan makannya banyak. Nanti abis sama lo semua." bantah Sohye.
"Hemat hye. Satu aja ya." tawar Jihoon sekali lagi.
"Apaan sih engga ah. Mending gue beli sendiri."
Setelah mendapatkan dua tiket film yang diinginkan, kini giliran Sohye membeli makanan pendampingnya. Sedangkan Jihoon, hanya terduduk di tempat duduk yang sudah disediakan pihak bioskop.
Walau Jihoon sempat berusaha untuk membeli hanya satu popcorn, namun pada akhirnya, Jihoon membeli dua popcorn. Memang sih, Sohye yang antre, tapi uang tetap dari Jihoon. Begitulah Jihoon, 'apasih yang engga buat Sohye' katanya.
---
Malam ini, mereka memutuskan untuk menonton film dalam negri. Biasanya, Sohye lebih semangat menonton film luar dibanding film dalam negri. Tapi tidak berlaku malam ini. Ketika ditanya alasannya oleh Jihoon, Sohye menjawab,
"Suasana hati gue lagi pas banget, orang lagi jatuh cinta yaa, gitu deh."
Begitupun Jihoon. Biasanya ia amat sangat berisik ketika menonton film. Bahkan, pemeran pembantu seperti tukang jualan yang baju nya tidak match saja ia komentari panjang lebar. Dialog satu kalimat, komentar satu paragraf.
Namun malam ini Jihoon diam saja. Matanya terus saja menutup, tapi Jihoon terus saja membukanya. Yes, he so sleepy tonight.
Entah apa yang dikerjakannya seharian ini sampai membuat Jihoon kelihatan lelah seperti ini.
---
Seratus lima menit berlalu, film telah usai ditayangkan. Kini, saatnya menampilkan identitas orang orang dibalik pembuatan film tersebut.
Nama nama para crew terpampang jelas disana. "Park Woojin?"
Sohye bingung. Ia jelas melihat nama itu. Dikatakan bahwa ia adalah sutradara dari film ini.
Apa benar ini Woojin yang gue kenal? Apa benar dia jadi sutradara? Atau, Woojin yang lain, bukan yang ini? pikirnya.
---
Bukan Sohye namanya jika dengan mudah melupakan suatu hal. Park Woojin sebagai sutradara terus terngiang dipikirannya.
Bahkan traktiran makan malam dari Jihoon terganggu karena Sohye terlalu sibuk memikirkannya.
Lamunan Sohye akhirnya buyar setelah Jihoon menyadarkannya, "Hye, lo mikirin apaan sih?"
"Mikirin Woojin." jawab Sohye polos.
/Sepolos diriQ, g./
Jihoon mendekatkan wajahnya pada wajah Sohye. "Ngapain lo mikirin cowo yang jauh, kalau didepan lo ini ada cowo yang lebih baik."
Bukannya pujian yang didapat Jihoon, melainkan tangan Sohye yang sukses menoyor kepala Jihoon.
"Kalo deketkan gausah mikirin. JADI BUAT APA GUE MIKIRIN ELO HAHH?"
Jihoon menutup wajahnya dengan kedua tangannya, "Hye, gausah teriak teriak kan bisa ngomongnya. Malu tau."
"Habisnya, gue ngomong serius malah lo bercandain." bela Sohye.
"Iya iya maaf. Emang Woojin kenapa sih, sampe bikin lo ngelamun gitu?"
"Tadi gue liat, sutradaranya namanya Park Woojin. Jadi Woojin yang gue suka itu, sutradara?"
"You can check google if you want to know."
"Oh iya ya, pinter lo hoon."
Sepertinya bukan Jihoon yang pintar. Tidak, dia memang pintar.
Tapi, menyarankan membuka google untuk mencari suatu informasi, tidak dapat disebut pintar. Hampir semua orang bisa melakukannya.
Jadi, Sohye lah yang sebenernya kurang pintar. Bukan bodoh, hanya kurang pintar.
"Omo! Hoon,Woojin beneran sutradara. Film nya udah banyak lagi." Sohye antusias melihat karya karya Woojin dari ponsel miliknya.
Jihoon menegakkan badannya, tatapannya mulai serius. Sepertinya, ia mulai tertarik dengan topik ini.
"Wah, keren dong."
"Tau gini, gue kuliah perfilman aja. Kan jadi nyambung omongannya."
Jihoon tertawa, "Cukhae!¹, gebetannya Sutradara nih."
"Gue chat Woojin dulu ya, sorry nih gue kacangin lo dulu."
Sohye mengambil ponselnya, kemudian mencari kontak Woojin yang baru saja ditambahkan beberapa saat lalu.
Woojin
Sohye
Woojin, lo sutradara ya ternyata?Woojin
Loh, tau darimana?Sohye
Yes bener!
KepooWoojin
Wah parah nih, ngestalk lo?Sohye
Ih kurang kerjaan banget gue stalk loWoojin
Trus darimana dong?Sohye
Ada dehWoojin
Lo utang penjelasan sama gue
Pokoknya kita harus jalan lusa"Hoon, gue diajak jalan sama Woojin."
Jihoon mengernyit, "ya terus?"
"Ini gue lagi seneng banget loh, hoon."
"Jadi gue harus apa sekarang? Selamatin lo lagi?" Jihoon bingung dengan sikap Sohye. Memangnya orang jatuh cinta seaneh ini?
"Ga, lo ga usah ngapa ngapain." akhirnya Sohye menyerah dengan Jihoon yang tak kunjung mengerti.
Fix, Sohye pasti lagi PMS, pikir Jihoon.
~To Be Continue~
N
ote :
¹cukhae : selamatUdah lama gue ga update :v
Sebenernya, gue lagi bimbang, antara unpub cerita ini, atau Hiatus dulu. Gatau kenapa, mood nulis ilang aja gituu. Jadiiii, kalo gue lama ga update, itu gue masih mikir ya :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Apple [Woojin × Sohye]
FanfictionBukan merk. [slow update] "Aku jadi mau beli apel, sama toko - tokonya kalau bisa." "Buat apa?" "Mau bilang, makasih, karena apel, kita bisa ketemu." Inspired by 'A Poem A Day'.