Kebohongan itu salah satu bentuk kejahatan kecil.
Dan iblis menjerumuskan manusia melalui dosa- dosa kecil yang mereka lakukan.-------
Jungkook memasukkan bukunya kedalam loker. Dia hendak langsung menjemput adiknya tapi langkahnya terhenti ketika mendengar kerusuhan didepan gerbang sekolah. Matanya melebar ketika melihat perkelahian terjadi.
Dia segera berlari menuju kerumunan. Jungkook tidak berusaha masuk, hanya mengamati di dekat kerumunan. Aura hitam keluar dari balik punggungnya.
"Apa yang kalian lakukan?." Suara tegasnya menarik perhatian anak- anak yang ikut menonton perkelahian. Namun dua orang yang menjadi pusat perhatian Jungkook kala itu tak menghentikan perkelahian mereka yang semakin sengit.
Bahkan pihak keamanan pun akhirnya menyerah dan meminta Jungkook menghentikannya.
"Jungkook- ah, kumohon hentikan mereka. Aku bisa kena marah kepala sekolah jika mereka tidak berhenti. Kumohonnn..."Rengek satpam Song Hun Woo.
Tidak ada jawaban dari Jungkook. Dia hanya menatap kerumunan yang mulai minggir memberi Jungkook jalan, efeknya selalu begini. Tak ada yang berani padanya.
Satpam Song hendak melangkah maju melerai perkelahian lagi karena tak ada respon dari Jungkook. Namun dia terlonjak ketika mendengar suara Jungkook yang menggema di depan gerbang.
"AKU BILANG BERHENTI!!!. APA KALIAN TIDAK MENDENGARKU?. "
Satpam Song menelan ludah mendengar suaranya. Sementara dua orang yang sedang berkelahi berhenti dan menatap ke sumber suara.
"B-b-os..." Ujar keduanya.
Daniel dan Shoko menghentikan perkelahian mereka. Keduanya berdiri berjejeran dengan luka lebam menghiasi wajah mereka.
"Kalian mau jadi jagoan disini?." Jungkook bertanya dengan suara pelan namun penuh penekanan.
Keduanya hendak menjawab, namun menelan kembali jawaban mereka ketika melihat beberapa guru dan kepala sekolah berjalan kearah mereka.
"Ada apa ini?. Apa yang kalian lakukan?. Tidak bisakah kalian berhenti membuat keributan di sekolah ini?."Kepala sekolah berdiri di belakang Jungkook berkata dengan wajah poker face.
Dari Daniel ataupun Ishida tak ada sedikitpun yang berniat menjawab.
"Kalian mau jadi jagoan disini?." Jungkook bertanya sekali lagi.
"Bukan begitu bos, ini bukan kesalahanku... Daniel yang mulai duluan.. dia-"
"Kalian mencoba mencoreng nama ku ya?. Kalian ingin namaku jadi jelek sebagai ketua angkatan karena tidak bisa memberi contoh yang baik?."
Stylenya Jungkook sekali.
"Kalian menjawab pertanyaan Jungkook dan tidak menjawab pertanyaanku?. Murid macam apa kalian?."
"Itu karena mereka takut sama bapak. Harusnya bapak lihat wajah pucat mereka dong."Jungkook berujar santai.
"B-benarkah?. Jungkook-ah, kenapa mereka berkelahi?. Kenapa mereka berulah terus sih?. Memangnya tidak capek berkelahi terus?." Kepala sekolah berkata gugup sembari menatap mata jungkook.
"Kenapa kalian berkelahi?. Cepat jawab. Kalian membuang- buang waktuku saja."
"I- itu karena ... eum..." Ishida bergerak gelisah,menatap Daniel yang memberi pandangan tenang ke arah Jungkook.
"Dia mencuri dompetku, tapi tak mau mengaku. Bos, bukankah kemarin dia juga memakan kue coklat yang dititipkan anak- anak perempuan padanya. Kue itu milikmu. Dia tidak mengatakannya kan?. Dasar pencuri!." Suara Daniel begitu meyakinkan. Jungkook hanya diam mengamati gerakan dan ekspresi keduanya.
"Kenapa kau mencurinya Ishida?." Itu Jungkook dengan sura dinginnya.
"Untuk apa aku mencuri dompetnya. Aku anak orang kaya. Untuk apa aku mencuri dompetmu."
BUGH!!
Semua orang menahan napas ketika melihat Jungkook memberi bogem mentah pada Shoko Ishida."B-bos, apa yang kau lakukan?."
"JUNGKOOK!!!KAU_"
Jungkook langsung memotong teriakan kepala sekolah.
"Dia pelakunya pak"
Berucap tenang, Jungkook berjalan ke arah Ishida yang menyeka darah dari mulutnya.
"..."
"Harusnya kau menjawab kalau kau bukan pelakunya. Poin penting pertanyaanku untuk mencari siapa. Jika kau bukan pelakunya, kau tidak akan memberi jawaban selain "bukan aku pelakunya" apapun itu pertanyaannya."
"Kecenderungan para pembohong adalah mengalihkan pembicaraan. Dan oh ya. Yerin- ah..."Jungkook menoleh kearah gadis berambut panjang dengan ombre ungu.
"Y-ya?"
"Aku sama sekali tidak menerima kue darimu. Karena sepertinya sudah dimakan oleh Ishida."
Jungkook beralih menatap Daniel. Ini kesekian kalinya Daniel terlibat perkelahian. Daniel sebenarnya setahun lebih muda dari Jungkook. Tapi, karena (entah karena apa, Jungkook begitu tertarik padanya).
Biasanya anak- anak yang ingin menjadi teman Jungkook mereka akan mendekati Jungkook lebih dulu. Tapi untuk Daniel, Jungkook memilih mendatanginya dan menawarkan posisi paling menguntungkan di sekolah. Yakni menjadi ketua murid angkatannya.
Keheningan yang dibuat Jungkook pecah ketika ponselnya berbunyi. Secara tiba- tiba Daniel dan anak- anak lainnya melihat perubahan raut wajah Jungkook yang sangar menjadi santai dan lembut begitu mulai berbicara pada seseorang di seberang telepon sana.
"Ah, iya. Ini kakak sudah mau jalan."
Tak ada suara terdengar. Daniel membatin dalam hati.
Bicara dengan siapa sih dia?. Daniel urung menanyakannya ketika Jungkook menyelesaikan panggilan teleponnya.
"Baiklah kepala sekolah. Bapak sudah tau masalahnya dan siapa yang salah. Silahkan bapak yang urus selanjutnya. Soalnya saya ada janji dengan seseorang. Dan kalian semua!!! Cepat bubar!!! Apa yang kalian tonton."
Seketika tanpa perlawanan, kerumunan siswa pun bubar. Jungkook memberikan hormat pada kepala sekolah dan langsung melangkah melewati Daniel dan Shoko Ishida.
Dia tidak bicara dengan siapapun di telepon. Dan hanya terdengar suara ketukan. Siapa sebenarnya kamu ini Tuan Jeon?...
By. Kang Daniel
KAMU SEDANG MEMBACA
ShortFic
ChickLitSuatu hari Aku menulis sebuah surat panjang. Surat panjang ke bulan Bulan itu tidak akan lebih terang darimu Tapi aku menyalakan lilin kecil Ditaman yang gelap Seekor burung tanpa nama yang bernyanyi Dimana kau Oh kau Kenapa kau menangis Kau dan ak...