Ketidaknormalan yang terjadi pada seseorang yang membuat warna rambutnya berubah menjadi putih. Timbul akibat tingkat emosional yang ekstrem. Seperti rasa takut, sedih, kecewa, marah dan sebagainya.
Marie Antoniette Syndrom
-------Menempelkan kepalanya sembari memutar lagu Magic Shop dari salah satu boygrup asal negaranya yang kini tengah mendunia. Jungkook mencoba menghela napas. Akhir- akhir ini Jungkook kembali mengalami mimpi buruk. Dia berharap keajaiban terjadi dalam hidupnya.
'Hari ketika kau membenci dirimu sendiri. Hari ketika kamu ingin menghilang. Lihat sebuah pintu dihatimu dan disana ada Magic Shop'
Jungkook terus- menerus mengulang lagu tersebut. Mungkin teman- temannya akan meledeknya jika tahu lagu- lagu BTS masuk ke playlist musiknya.
'Ugh, biarkan saja, memangnya apa peduliku dengan kata- kata mereka'
Tanpa disadari bus yang di tumpanginya telah berhenti di terminal dekat adiknya bersekolah. Setelah turun ia berjalan santai, namun dari kejauhan terlihat adiknya yang tengah berdiri di belakang Kim Areum.
Areum seolah mencoba melindungi Jeon Ji Eun,dari beberapa orang yang berpakaian kantor yang seolah mencoba menghadang keduanya. Seolah tahu siapa yang berbicara dengan Areum dan Ji Eun, Jungkook berlari secepatnya hingga ia tak peduli angin musim dingin menampar wajahnya.
"Apa yang kau lakukan di sini?"
Setelah sampai Jungkook langsung melindungi Areum dan Ji Eun.
"Aku ingin bertemu anakku, memangnya memangnya tidak boleh Jungkook- ah"
"Hubungan ayah- anak kita sudah berakhir sejak kau mengusirku dan Ji Eun, ayolah apa perlu aku lapor polisi?. Aku sudah mengampuni kejahatan yang kau lakukan di masa lalu pada Ji Eun. Dan sekarang kau datang lagi?. Apa sebenarnya yang kau inginkan?"
Jungkook berusaha setenang mungkin. Ji Eun sudah terlihat begitu ketakutan. Ia tak boleh gegabah.
"Ayah minta maaf Jungkook- ah, berapa kali ayah katakan, ayah sudah berubah. Ayah berubah demi kalian. Ayah ingin kalian kembali. Jungkook- ah, Ji Eun- ah..."
Pria tinggi besar yang menyebut dirinya ayah Jungkook dan Ji Eun tersebut mencoba merayu keduanya. Di samping kanan dan kirinya dua bodyguard tinggi besar yang menatap tajam Jungkook.
"Dan kau pikir aku percaya,cih,kau mengatakan hal serupa tujuh tahun yang lalu. Dan berakhir dengan Ji Eun ku yang bisu." Jungkook mencoba menahan amarah ketika mengingat betapa Ji Eun- nya begitu terluka.
"Pergilah, sebelum aku menelepon polisi." Rasanya seluruh amarah, sakit hati dan dendam yang di simpannya rapat- rapat menguar kembali.
"Baiklah,kali ini ayah mengalah. Tapi untuk selanjutnya ayah tidak akan menyerah untuk mendapatkan kalian kembali. Ji Eun- ah, kau harus bisa membujuk kakakmu ya. Ayah pergi dulu."
Jungkook bernapas lega melihat ayahnya menyerah. Berbalik dan menemukan wajah Ji Eun yang masih ketakutan, membuat Jungkook secara naluriah memeluk adiknya.
"Everything is gonna be ok baby. So, don't worry." Bisik Jungkook pelan.
-------
Jungkook memainkan piano diruang keluarganya. Rintihan kesedihan terdengar melalui melodi yang dibuat jari- jarinya. Setengah jam lamanya ia bermain, hingga tanpa disadari Ji Eun tertidur dengan kepala di pangkuan Areum. Sementara Areum hanya terdiam memandangi wajah rapuh Jungkook yang hanya di tunjukkan padanya.Orang lain tak pernah tahu seberapa hancurnya Jungkook. Areum sendiri bahkan belum tahu persis apa yang membuat Jungkook begitu membenci ayahnya. Bukannya tak pernah bertanya, sinar mata Jungkook langsung meredup jika ia bertanya tentang masa lalu Jungkook.
"Kenapa berhenti?"Areum bertanya bingung karena tiba- tiba Jungkook berhenti memainkan pianonya.
"Tanganku pegal"menjawab sambil menunduk memandangi tuts piano.
"Apa Ji Eun sudah tidur?"
"Eum"mengangguk lalu perlahan meletakkan kepala Ji Eun di atas bantal, Areum duduk di sebelah Jungkook.
"Jungkook-ah,apa kau ingin bercerita?"
Hening menyelimuti keduanya,Jungkook tak menjawab. Dia berjalan menuju dapur lalu mengambil minuman soda.
Beberapa menit kemudian ia kembali ke ruang keluarga, lalu duduk di lantai menatap wajah adik manisnya. Jeon Ji Eun.
"Aku pergi dulu,telepon aku kalau kau sudah siap bercerita" Areum memutuskan pulang dan membiarkan Jungkook sendiri dulu.
'Dia butuh waktu untuk mengobati lukanya lagi'
Langkahnya terhenti ketika Jungkook berbicara dengan tatapan paling mengerikan. Tatapan yang penuh dendam yang di kuburnya dalam- dalam selama ini.
"Barjanjilah kau tak akan kasihan padaku."
Areum tertegun. Nada suara ini mirip seseorang, Areum pernah mendengarnya. Tapi entah dimana.
"Aku bukan orang yang berbelas kasih."
Dia lalu duduk di samping Jungkook yang memandangi wajah adiknya.
"Aku lahir setahun lebih dulu dari Ji Eun. Ayahku dulu adalah walikota di daerah Ilsan, dulu aku sangat membanggakan ayahku. Dia berprestasi membangun Ilsan, taman kota yang indah, pertumbuhan ekonomi yang pesat, banyak investor yang datang ke Ilsan. Rakyat sangat menyukainya. Dan dia memiliki harapab besar padaku. Dia ingin aku sepertinya, dan dengan bodohnya aku mengikuti semua kemauannya. Berbeda denganku, Ji Eun anak yang lebih pendiam. Dia tak banyak mengukir prestasi di sekolahnya. Dia tak pernah membuat masalah, hanya saja ayah tak pernah suka dia bermain dengan anak- anak yang bukan kalangan elit."
"Ketika usiaku tujuh tahun, ayah mengirimku sekolah ke Amerika. Aku mengiyakannya, ditemani ibu aku berangkat ke sana. Ji Eun di tinggal di rumah dengan ayah dan para pelayan. Setiap tahun aku pulang, semuanya kulihat baik- baik saja. Ibu berencana membawa Ji Eun ke Amerika tapi ayah melarangnya,karena ayah pikir aku sudah di Amerika jadi dia butuh seseorang untuk di ajak bicara."
Mata Jungkook menerawang.
"Lalu, tahun ketigaku di Amerika, Ji Eun mengirimkan email aneh. Dia mengirimkan pesan gambar tangan berkode. Dan bertanya ' kak bisa bantu aku terjemahkan ini?'. Hanya gambar- gambar tangan, awalnya aku mau membalas aku tidak tahu. Tapi, setelah di perhatikan ternyata itu adalah kode tangan yang digunakan untuk berkomunikasi orang- orang bisu."
Areum masih mendengarkannya dengan seksama.
"Ternyata setelah aku cari di internet isi pesan itu adalah ' Tolong aku kak,aku takut."
Areum terperangah, mendengar cerita masa kecil Ji Eun.
'Jadi gadis ini sudah belajar bahasa orang orang bisu bahkan sebelum dia menjadi bisu?'
-------
Bersambung😊Update selanjutnya lumayan lama, soalnya aku udah mulai kerja besok
KAMU SEDANG MEMBACA
ShortFic
ChickLitSuatu hari Aku menulis sebuah surat panjang. Surat panjang ke bulan Bulan itu tidak akan lebih terang darimu Tapi aku menyalakan lilin kecil Ditaman yang gelap Seekor burung tanpa nama yang bernyanyi Dimana kau Oh kau Kenapa kau menangis Kau dan ak...