I am So Pure

7 0 0
                                    

Terkadang Taehyung sangat bingung,dia ini sebenarnya pemilik apartemen atau pembantu sih?. Kenapa malah dia yang membersihkan sampah makanan Jungkook yang notabene hanya menumpang di apartemennya.

Dia juga bingung kenapa dia dengan bodohnya mengiyakan permintaan bibinya untuk mengijinkan Jungkook tinggal sementara menyelesaikan studynya di Seoul University,tempatnya bekerja saat ini. Tidak masalah sih kalau Jungkok bisa di ajak kerjasama dalam hal pekerjaan rumah.

Tapi masalahnya di sini, Jungkook ini tidak tahu malu. Maunya menang sendiri. Taehyung yang berusia dua tahun lebih tua dari Jungkook-pun harus mengalah demi kenyamanan apartemennya sendiri.

Taehyung teringat kata- kata Park Jimin dua hari yang lalu ketika dia tak sengaja melihat majalah dewasa di kamar Jungkook. Hingga membuat Jimin terus mewanti- wanti Taehyung agar menjaga jarak dengan adik sepupunya itu. Taehyung merinding sendiri ketika melihat majalah yang di sodorkan Jimin, tidak masalah kalau majalah itu berisi foto para gadis yang memamerkan buah melon di dadanya. Taehyung pikir Jungkook masih normal.

Tapi yang jadi masalah disini karena majalah yang di simpan Jungkook merupakan majalah GAY.

Iya. GAY.

Taehyung tak habis pikir dengan pemikiran anak muda jaman sekarang. Memangnya apa enaknya sih main pedang- pedangan? Cukup Park Jimin saja yang jadi gay karena melihat kulit putih dan senyum manis milik Yoongi- hyung. Salah satu dosen Universitas mereka dulu.

Iya. Cukup Jimin saja. Taehyung dan Jungkook jangan sampai ikut- ikutan jadi gay. Kan tidak lucu kalau Taehyung yang jenius, dengan wajah tampan dan tinggi badan yang lumayan lebih tinggi beberapa centi dari Jimin (bagian ini yang membuat Taehyung bangga) harus mengiyakan dirinya positif jadi gay hanya karena melihat abs Jungkook setiap hari.

Anak kurang ajar itu!

Sudah tidur malam, bangunnya siang. Taehyung benar- benar harus memutar otak mencari cara bagaimana membuat Jungkook tunduk pada aturannya. Hei! Ini apartemennya,jadi siapapun yang tinggal di sini harus mengikuti aturannya.

"Hyung."

Taehyung tersentak kaget mendengar suara tepat di samping telinganya. Terdengar maskulin dan tegas. Taehyung menoleh dan mendapati netra Jungkook menatapnya dengan binar penasaran dan senyum kelincinya.

Jungkook menggesekkan hidungnya pada hidung milik Taehyung. Lalu terkekeh melihat reaksi Taehyung yang hanya terdiam seperti bingung antara mau menerima afeksi dari Jungkook atau tidak.

"Sedang masak apa sih? Kelihatannya serius sekali. Oh! Pancake dan sirup! Kau benar- benar tahu seleraku."

Dia menoel madu yang tersaji di atas pancake buatan Taehyung. Lalu berjalan menuju meja makan yang terletak tak jauh dari dapur. Sedangkan Taehyung masih di landa dilema antara menuruti pesan Jimin atau mengikuti saja irama keseharian Jungkook yang kadang begitu cheesy,tapi di saat bersamaan membuat Taehyung marasa hangat.

Dia meletakkan kedua piring dan dua gelas susu diatas meja. Keduanya duduk berhadapan dan mulai makan dalam hening.

"Hyung."

Jungkook mulai bersuara. Dia akan memulai dengan menanyakan kegiatan Taehyung dari pagi sampai malam. Padahal bagi Taehyung kegiatan sehari- harinya ya begitu- begitu saja. Dia seorang dosen di tempat Jungkook belajar juga. Jadi tugasnya hanya mengajar- makan siang- mengajar (lagi) sampai malam- pulang- membaca webtoon lalu istirahat. Begitu setiap hari.

"Eum, ada apa Jungkook- ah."

"Hyung, bukankah hyung bilang akan mengajariku sesuatu dua hari yang lalu? Apa hyung lupa?" Kedua netra Jungkook berkedip penasaran.

ShortFicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang