'El Siblings

6 0 0
                                    



"Saat itu aku dan saudaraku belajar dua hal :
Pertama, jangan pernah masuk rumah yang terbuat dari permen.
Kedua, salah satu cara membunuh penyihir adalah membakarnya hidup-hidup."

.
.
.

"Hans Kumohon serius sedikit ... ."

Grace menoyor kepala kakaknya, Hans, yang sejak tadi berjalan mengikutinya tapi perhatiannya teralih pada gadis-gadis yang lewat sepanjang jalan. Kepulan uap keluar dari mulut Hans yang meringis kedinginan dan sakit karena ulah Grace.

"Aku kan serius dari tadi. Memang alamatnya belum ketemu?"

Keduanya berhenti di depan toko bunga. Salah satu tempat yang paling di sukai oleh Grace karena sepertinya menjadi satu-satunya tempat paling bersih di kota ini. Grace menghirup napas dalam-dalam. Kedua maniknya memandang bangunan tersebut cukup lama.

Design bangunannya umum seperti bangunan negara barat. Hanya saja yang membuatnya terlihat berbeda adalah warna catnya. Kuning terang, di tambah dengan berbagai macam bunga yang di pajang menambah kesan cerah dan hangat di tengah udara dingin yang melanda kota ini.

"Kenapa? Kau ingin membeli bunga? Hei Grace, tujuan kita ke sini untuk menemui walikota, ingat itu. Jadi jangan mampir-mampir. Lagi pula kita sudah berjalan seharian ini, aku lapar dan butuh minum. Kau_"

Grace menutup mulut kakaknya secepat kilat. Takut-takut orang di sekitarnya menjadi curiga. Bukannya apa-apa sih, keduanya sedang dalam misi rahasia. Dan Grace tidak ingin keadaan kacau karena mulut ember Hans.

"Bisakah Kau jaga mulutmu? Kita sedang dalam misi rahasia. Ku mohon Hans ... ingat pesan dari bibi agar kali ini kita menyelesaikan misi memburu penyihir tanpa masalah." Setengah berbisik, Grace menarik tangan Hans ke sisi dinding pinggir toko bunga tersebut.

Hans merengut, benar juga. Misi mereka yang terakhir kacau karena si penyihir yang mereka tangkap kabur dua kali. Dan itu semua gara-gara Hans yang dengan mudahnya di rayu penyihir yang merubah dirinya menjadi wanita cantik.

Ewww.

Grace saja geli melihat kakaknya.

Kali ini penyamaran mereka saja sudah cukup mencurigakan. Mereka orang Korea dan harus di tugaskan di daerah barat Inggris. Ada laporan yang mengatakan, sebanyak seratus tiga puluh anak menghilang tiba-tiba.

Menurut berita yang mereka terima, ada seorang wanita pendatang baru yang tinggal di sana sebelum kejadian itu berlangsung. Di tambah lagi, gosip tentang penyihir yang akan segera memulai ritual bulan darah untuk meningkatkan kekuatan mereka berhembus dengan cepat. Momen menghilangnya seorang anak tepat ketika perempuan tersebut tercatat sebagai warga di daerah tersebut. Sehingga seluruh dugaan mengarah padanya.

Hans dan Grace di utus sang bibi untuk membereskan kekacauan yang terjadi. Hanya, wajah mereka saja sudah menimbulkan kecurigaan di mata orang-orang.

Hei!

Wajah kecil, kulit kuning dan mata sipit mereka saja sudah cukup menyita perhatian orang-orang. Jangan sampai tingkah mereka juga mencurigakan. Sesaat sebelum berangkatpun Grace sudah memberi tahu kakaknya agar menjaga mulutnya.

ShortFicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang