5•Jalan

24 8 4
                                    


Perempuan berambut coklat itu sedang berjalan menuju kelasnya. Langkahnya mendadak berhenti saat ada yang memanggil namanya. Ia sudah hapal dengan suara tersebut.

"Nanti jalan yuk?" Alva menatap Ashira dengan penuh harap.

Ashira bingung ingin menjawab apa. Lagian Alva juga belum tau dimana rumahnya. 'Kok gue ngarep dijemput si?!'

"Tenang aja, gue tau rumah lo. Yaudah nanti sore jam setengah lima gue jemput." Alva seakan-akan bisa membaca pikiran Ashira.

Ashira menahan Alva yang hendak pergi. "Izinin ke papa." Ucap Ashira dengan sedikit senyum.

Alva hanya mengangguk sebagai jawabannya. Tidak sabar menunggu momen bersama Ashira. Alva jadi senyum-senyum sendiri.

"WOY! Gila lo ya? Pagi-pagi udah senyum-senyum sendiri." Senyuman Alva seketika sirna ketika dikagetkan dengan Reza. Angga hanya ketawa melihat mereka berdua.

"Lo yang gila! Kalo jantung gue lompat gimana?" merasa kesal dengan Reza, ia menjitak kepalanya dengan keras.

"Jangan main fisik napa mainnya. Ga asik. Gak mau main lagi gue sama lo." Angga menggeleng-gelengkan kepala saat mendengar ucapan Reza.

"Baperan lo jir." Alva kembali berjalan dengan cepat menuju kelasnya. Kedua temannya masih diam di tempat.

🌙🌙🌙

"Iya, halo?"

"Siap-siap ya, bentar lagi gue jemput."

"I-iya."

Ashira menatap dirinya di depan cermin meja rias. Sedikit tidak percaya diri dengan penampilannya. Ia juga bingung, baru kali ini sangat memperhatikan penampilannya.

"Adek?" Bara memanggil Ashira dari luar kamar.

"Masuk aja, ga aku kunci."

"Itu di bawah ada temen kamu, mau jalan?"

Ashira sedikit ragu untuk menjawabnya, karena ia takut tidak diizinkan. "Iya pa."

"Dia baik kan?"

"Iya pa,"

"Yakin?"

"Iya pa,"

"Bisa jaga diri?"

"Iya bisa,"

"Ya udah."

"Ya udah apa?"

"Gih jalan."

"Papa ngusir?"

"Oh jadi gak mau? Ya udah gak papa izinin."

"Eh? JANGAN! Ini aku mau nemuin dia dulu."

Setelah berbincang-bincang dengan Bara, Ashira bergegas untuk menemui Alva di depan rumah. Sebelumnya, ia memakai sepatu terlebih dahulu.

Pintu gerbang dibukakan oleh Pak Acim, penjaga rumahnya. Sebenarnya namanya Pak Hasyim, entah kenapa dipanggilnya jadi Pak Acim.

"Halo cantik!" Alva sedang berduri dan menyender di pintu mobil.

"Ayo, ke papa gue."

DopamineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang