Sinar matahari sudah memasuki kamar perempuan yang masih terlelap di kasurnya. Akibat semalam begadang karena sibuk merencanai liburan. Ia juga lupa kalau hari ini teman-temannya akan datang ke rumahnya.Jessy dan Ajeng sudah datang lebih awal, padahal seharusnya mereka datang bersama Angga dan Reza.
"ASHIRA! KEBO BANGET SIH JADI CEWEK! REZEKINYA NANTI DIPATOK AYAM!" teriak Jessy yang belum ampuh juga untuk membangunkan Ashira.
"INI UDAH JAM SEBELAS ASHIRAAAA!!! KITA UDAH DATENG DARI JAM SEPULUH WOY!" Ajeng juga ikut berteriak, dan tetap saja Ashira belum bangun juga, ia malah menarik selimutnya dan semakin pulas tidurnya.
"Diapain nih enaknya?" Jessy sudah kehabisan cara untuk membangunkan Ashira. Tadinya mau disiram air, tapi dia tau resikonya. Ashira akan berubah menjadi nenek sihir.
Tok Tok Tok!
"Masuk aja." kata Ajeng.
Tiga laki-laki tampan itu datang dan langsung masuk ke kamar Ashira. Malamnya Ashira telah bilang ke penjaga rumah jika ada teman-temannya suruh langsung ke kamar saja.
"Tuan rumahnya belom bangun juga?" tanya Angga.
"Bisa liat sendiri kan?" ketus Jessy.
"Bangun aja susah, gimana mau bangun rumah tangga sama gue?" ucap Alva dengan raut wajah sedih.
"Va, bangunin coba." suruh Reza.
Alva mengangguk dan berjalan untuk mendekat ke Ashira. Ia menggoyangkan badan Ashira, "Sayang, bangun yuk! Kita beli keperluan untuk liburan." ucap Alva yang pelan dan lembut.
Teman-teman yang menyaksikannnya menahan tawa. "Geli gitu gue dengernya." ucap Angga.
"Cila! BANGUN! GUE CIPOK YA!"teriak Alva.
"Beris- LO NGAPAIN DI KAMAR GUE?!" Ashira bangun dan mendapati Alva yang berada di sebelahnya. Ia melihat sekelilingnya sudah ada beberapa manusia yang melihatinya.
"Anjir udah jam segini, YANG COWO KELUAR DULU, GUE MAU MANDI!" lanjut Ashira dengan suara yang lantang.
"Santai dong!" celetuk Angga.
Lalu tiga laki-laki itu keluar dari kamar Ashira. Namun, Reza masuk lagi untuk menanyakan password wifi.
"Gila ya lo, Shir. Kita udah teriak-teriak bangunin lo, tapi ga mempan juga. Giliran sama Alva, langsung bangun." ucap Jessy.
"Seriusan? Bodo ah." Ashira meninggalkan kedua temannya dan masuk ke kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.
🌙🌙🌙
"Alva, Angga, Reza! Ayo masuk lagi!" perintah Jessy dari lantai dua. Mereka semua mengangguk dan langsung bergegas ke kamar Ashira.
Kamar Ashira sudah rapih dan Ashira pun sudah kelihatan lebih segar setelah mandi. Semuanya duduk berbentuk lingkaran di atas karpet yang telah disediakan di kamarnya Ashira.
"Jadi, gue udah ngomongin villa sama bokap gue. Terus katanya boleh." Ashira membuka suara terlebih dahulu.
"Tempatnya dimana?" tanya Ajeng.
"Gak tau, katanya sih deket-deket pantai gitu." jawab Ashira.
"Kalo kita kena tsunami gimana?" celetuk Angga dan langsung mendapat jitakan dari Alva dan Reza.
"Ucapan itu doa, geblek! Amit-amit gue, belom juga jadian sama Jessy." Reza menatap ke Jessy sambil menaik turunkan kedua alisnya.
"Serius dong ah!" ketus Ashira.
"Tau lo pada, kalo gak mau ikut ya udah," Alva juga mengikuti raut wajahnya Ashira.
"Ja, lo udah pesen tiket?" tanya Angga.
"Sans aja sama gue," jawab Reza santai.
"Ya udah kalo gitu, ayo beli perlengkapan." kata Ashira dan ia langsung mengambil sling bag-nya.
"Yang bawa mobil siapa aja? Oh iya Ashira pokoknya di mobil gue." ujar Alva
"Gue bawa kok." jawab Ajeng.
"Ya udah pas, gue kan sama Alva. Reja, Angga, Jessy di mobil Ajeng." saran Ashira.
"Parah berduaan, nanti ada setan lho!" sahut Reza.
🌙🌙🌙
Mereka sudah sampai di salah satu Mall besar. Seperti biasanya, Ashira akan selalu pusing jika berada di tempat ramai. Tapi ia masih bisa menahannya.
Tempat yang pertama mereka kunjungin adalah body shop. Sudah pasti itu permintaan Ashira. Perempuan itu sangat menyukai tempat ini, jika ia melihat sesuatu yang kemasannya lucu, maka ia akan langsung membeli. Padahal ia tidak tau fungsinya apa.
Tiga perempuan cantik ini sibuk memilih. Sedangkan laki-laki sudah selesai memilih dari tadi, dan sekarang menunggu tiga perempuan itu.
"Yaallah, lama banget ini yang cewek." ucap Angga yang kakinya sudah pegel karena lama berdiri.
"Oh iya Va, lo suka sama Ashira?" bisik Reza tetapi masih bisa didengar juga dengan Angga.
"Gak tau, Ja. Kadang gue juga masih kangen sama Violet." jawab Alva.
Angga berdecak karena kesal mendengan jawaban Alva, "Emang miring ya otak lo, jelas-jelas dia udah ilang, ga ngasih lo kabar. Dikasih apa si lo sama cewek jahat itu?"
"Lo gak tau apa-apa, bangsat."
"Terserah lo aja lah. Gue bilangin nih ya, mendingan Ashira yang udah pasti dari pada lo ngarepin Violet balik. Buang-buang waktu, bego. Awas aja sampe lo baperin Ashira terus ninggalin dia, gue bikin hidup lo gak tenang, Va." Angga sangat tidak menyukai Alva jika ia mulai mengingat nama 'Violet' itu.
"Violet siapa?" tanya Ashira yang tiba-tiba sudah berada di belakang tiga laki-laki itu.
"Cewenya-" Alva menyubit paha Reza dengan kencang untuk memberi kode agar tidak memberitahukan kepada Ashira.
"Temen gue, Cil." Alva mengelak.
Ashira mengangguk dan Alva memberi tatapan tajam ke Reza. Reza pun malah cengengesan.
Keluar dari body shop, mereka memutuskan untuk membeli beberapa pakaian bertema tropical.
"Ashira!" panggil seseorang.
Ashira dan teman-temannya menghentikan langkahnya dan menoleh ke sumber suara. Orang itu berjalan ke arah Ashira.
Ia hendak memeluk Ashira, tapi secepat mungkin Alva menahannya. "Ashira, gue minta waktu lo sebentar aja. Please." orang itu berkata dengan penuh harap.
"Sepuluh menit." ketus Ashira.
"Ok, ayo." laki-laki itu menarik tangan Ashira dan membawa pergi dari teman-temannya.
Tadinya Alva ingin mengikutinya, tetapi Angga dan Reza mencegahnya. Mereka semua jadi bertanya-tanya siapa laki-laki itu.
🌙🌙🌙
Udah dulu yogs!
sampai bertemu lagi di next chapter😁.
as always, vote sama commentnya hehe❤️

KAMU SEDANG MEMBACA
Dopamine
Teen FictionMengenalmu dapat meningkat produksi Dopamine; •Senyawa kimia di otak yang membuatku merasa senang.