*Puter👆🏽👆🏽👆🏽👆🏽
"Ashira,"
"Jangan banyak bacot elah, cepet mau ngomong paan."
"I'm still crazy in love with you, i will always love you." ucap seseorang yang ada di hadapan Ashira.
Ashira senyum sinis, "You love me, i hate you."
"You look like all i need,"
"I don't fucking need you."
"I know i have hurt you, but i still love you, Shir."
"I don't love you anymore. Pardon me but you really hurt my feelings. Ketika gue lagi down, lo ngilang, lo juga gak ada kabar. Tiba-tiba lo bilang ke gue, kalo lo lebih pilih perempuan lain, terus lo putusin hubungan kita saat itu. Sekarang? Lo dateng ke gue, lo bilang sayang, lo bilang cinta ke gue seakan-akan lo gak pernah buat salah ke gue. You and i loved eachother then you broke my heart." Air mata Ashira pun jatuh. Sesak di dalam dadanya setelah melihat orang yang dulu pernah meninggalkannya demi perempuan lain.
"Why do you hate me? You know how much i love you?"
"Leo, you know what? Gue nyesel banget pernah punya hubungan sama lo, gue benci ketika gue tau lo nyakitin gue, tapi gue gak bisa buat benci sama lo. Gue nyesel kenal sama orang yang lo."
"Tapi-"
"Okey, your time is up." Ashira meninggalkan Leo. Ia keluar dari tempat yang menyediakan minuman kopi.
"Ashira!" panggil Jessy yang tidak begitu jauh darinya.
"Eh lo kenapa nangis? Lo diapain?" tanya Alva khawatir.
Ashira langsung memeluk Alva. Laki-laki itu kaget dan membalas pelukan erat Ashira. Alva membiarkan Ashira menangis dalam pelukannya itu. Ashira juga tidak memberi respon apapun saat ditanya oleh teman-temannya.
"Udah, Shir. Jangan sedih, besok kan kita liburan!" Reza berusaha menenangkan Ashira.
Ashira melepas pelukannya dari Alva, "Maaf ya gara-gara gue, jadi buang waktu gini."
"Lo ga salah, Cil." kata Alva.
Ashira pun menghapus bekas air matanya dengan tangan dan setelah itu ia kembali tersenyum. "Terus kalian udah beli baju?"
"Udah kok, punya lo juga udah dibeliin sama Alva." jawab Ajeng.
Ashira mendongak sedikit agar bisa melihat wajah Alva dan ia berkata, "Seriusan? Makasih banyak ya!"
Alva mengangguk dengan senyumnya yang bikin meleleh itu dan mengacak-acakan rambut Ashira.
Di lain tempat, ada seseorang yang memerhatikan mereka dari tadi. "I will never be able to let you go."
🌙🌙🌙
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam dan enam remaja ini baru pulang dari Mall. Jessy dan Reza berpamitan untuk pulang duluan.
Di rumah Ashira hanya tinggal Alva, Angga, dan Ajeng. Mereka masih betah berbincang-bingang sampai akhirnya Alva menanyakan siapa laki-laki tadi. "Cil, cowok tadi yang waktu itu kita ketemu kan ya? Terus dia juga keliatannya udah kenal deket banget sama lo?"
Ashira sebenarnya sangat malas dikasih pertanyaan tentang Leo, tapi ia harus menceritakannya sekarang agar mereka semua tidak berpikiran yang aneh-aneh. "Namanya Leo. Leo itu mantan gue yang paling jahat. Dia sempet gak ada kabar hampir sebulan, terus tiba-tiba muncul lagi dengan membawa berita buruk. Bilangnya dia lebih pilih cewek lain, terus dia putusin gue."
"Terus lo tadi ngomongin apa sama dia?" Ajeng semakin penasaran dengan cerita Ashira.
Ashira memulai menceritakan kejadian tersebut dari awal sampai akhir dengan lengkap, tanpa terlewat sedikit pun.
Mendengar cerita Ashira, mereka semua terlihat tidak suka dengan sosok Leo. Apalagi Alva, ia sangat tidak menginginkan Ashira kembali ke Leo lagi.
Tak terasa waktu berjalan dengan cepat. Ketiga teman Ashira ingin pulang, sebenarnya masih sangat nyaman, tapi mereka semua belum packing dan juga harus istirahat cukup untuk ke Bali besok hari.
Angga pulang dengan Alva, sedangkan Ajeng seorang diri. Karena Angga tidak tega membiarkan pacarnya pulang sendirian, akhirnya ia meminta Alva untuk mengikuti mobil Ajeng dari belakang.
Setelah mereka semua sudah pergi, Ashira berniat untuk packing dan istirahat agar besok lebih segar. Ia sangat tidak sabar untuk melakukan perjalanan jauh dengan teman-teman dekatnya.
Ashira mengambil koper kesayangan dari lemari. Ia sangat merawat koper ini dari SMP sampai sekarang.
Perempuan itu mulai memasuki pakaian dan alat-alat yang mungkin nanti dibutuhkan saat di Bali.
Kegiatan packing-nya terhenti ketika ia mengingat nama Violet yang diucapkan Alva tadi. Ia rasa sangat familiar mendengar nama itu. Tapi, dia juga tidak bisa mengingatnya.
"Vi....olet? Violet, Violet, Piolet, Olet," gumam Ashira, "Dia siapa si?! Sabodo teuing ah."
Ashira lalu kembali memasukkan pakaiannya ke dalam koper kesayangan. Ia memancarkan wajah bahagianya.
🌙🌙🌙
Udah buntu banget parah ide gua, jadi rada ga nyambung gitu. Iya ga si
vomment mbaknyah😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Dopamine
Teen FictionMengenalmu dapat meningkat produksi Dopamine; •Senyawa kimia di otak yang membuatku merasa senang.